Persijap Ingin Merger
http://www.persijap.or.id/2008/03/persijap-ingin-merger.html
JEPARA- Persijap, satu-satunya tim asal Jateng yang meraih tiket Superliga 2008, masih ragu untuk maju di ajang kompetisi paling bergengsi tersebut.
Faktor pendanaan menjadi penyebab utama keraguan itu. Karena itu, tim pesisir paling utara Pulau Jawa tersebut ingin merger dengan dua “saudaranya”, PSIS dan Persis Solo, untuk bersama-sama membentuk tim baru sebagai representasi Jateng.
’’Saya pikir merger menjadi hal yang paling realistis ketika APBD tak lagi bisa menjadi sumber dana,’’ kata Ketua Umum Persijap Hendro Martojo dalam rapat pengurus Persijap di ruang peringgitan pendapa kabupaten, semalam.
Bupati Jepara tersebut bahkan telah mengkonsultasikan ide itu kepada Gubernur Ali Mufiz. Tanggapan yang diberikan pun positif. ’’Pak Gubernur telah memberi lampu hijau dan kepada kami beliau menyatakan ingin meneruskan masalah ini kepada PSIS dan Persis.’’
Menurut Hendro, untuk menciptakan tim Superliga yang solid dibutuhkan dana sedikitnya Rp 21 miliar. Dalam kondisi transisi sekarang, Persijap kesulitan untuk bisa mengantongi dana sebanyak itu.
Ide merger disebutnya bisa membuat Jepara, Semarang, dan Solo serta daerah-daerah lain di Jateng merasa lebih memiliki wakilnya di Superliga. Dalam gambaran Hendro, pendanaan bisa ditanggung tiga daerah ini, masing-masing seperempat kebutuhan. Adapun sisanya mengharapkan uluran pemprov.
Dipikul Bersama
Jika dipikul bersama-sama, lima aspek standar Badan Liga Indonesia (BLI) untuk peserta Superliga bisa dipenuhi. Baik menyangkut infrastruktur, finansial, supporting, legal formal, dan sumber daya.
Hanya, ide itu tetap akan menemui kendala besar. Di antaranya menyangkut hal-hal teknis seperti manajer, pelatih, nama klub, dan calon personel dari masing-masing daerah yang bisa memperkuat klub baru nantinya. ’’Wacana ini tentu perlu penajaman pembahasan lagi dengan masing-masing pihak,” tuturnya.
Sementara itu, Persijap tetap akan memenuhi undangan BLI terkait persiapan awal pelaksanaan Superliga 2008. Hasil rapat pengurus beberapa waktu lalu menegaskan Persijap harus mendaftar Superliga. Pada pekan lalu, rapat pembubaran manajemen telah dilakukan. Rapat antara lain membahas laporan keuangan tim.
Dalam mengarungi perjalanan kompetisi Liga Indonesia 2007, Persijap menghabiskan dana Rp 16.080. 103. 216. Khusus pendapatan yang berasal dari APBD Kabupaten Jepara 2007 adalah Rp 13,1 miliar. Total pemasukan dana dari APBD dan non-APBD sebesar Rp 16.152. 965.000. Dengan demikian, ada saldo Rp 72.861.784. (H15-78)
Faktor pendanaan menjadi penyebab utama keraguan itu. Karena itu, tim pesisir paling utara Pulau Jawa tersebut ingin merger dengan dua “saudaranya”, PSIS dan Persis Solo, untuk bersama-sama membentuk tim baru sebagai representasi Jateng.
’’Saya pikir merger menjadi hal yang paling realistis ketika APBD tak lagi bisa menjadi sumber dana,’’ kata Ketua Umum Persijap Hendro Martojo dalam rapat pengurus Persijap di ruang peringgitan pendapa kabupaten, semalam.
Bupati Jepara tersebut bahkan telah mengkonsultasikan ide itu kepada Gubernur Ali Mufiz. Tanggapan yang diberikan pun positif. ’’Pak Gubernur telah memberi lampu hijau dan kepada kami beliau menyatakan ingin meneruskan masalah ini kepada PSIS dan Persis.’’
Menurut Hendro, untuk menciptakan tim Superliga yang solid dibutuhkan dana sedikitnya Rp 21 miliar. Dalam kondisi transisi sekarang, Persijap kesulitan untuk bisa mengantongi dana sebanyak itu.
Ide merger disebutnya bisa membuat Jepara, Semarang, dan Solo serta daerah-daerah lain di Jateng merasa lebih memiliki wakilnya di Superliga. Dalam gambaran Hendro, pendanaan bisa ditanggung tiga daerah ini, masing-masing seperempat kebutuhan. Adapun sisanya mengharapkan uluran pemprov.
Dipikul Bersama
Jika dipikul bersama-sama, lima aspek standar Badan Liga Indonesia (BLI) untuk peserta Superliga bisa dipenuhi. Baik menyangkut infrastruktur, finansial, supporting, legal formal, dan sumber daya.
Hanya, ide itu tetap akan menemui kendala besar. Di antaranya menyangkut hal-hal teknis seperti manajer, pelatih, nama klub, dan calon personel dari masing-masing daerah yang bisa memperkuat klub baru nantinya. ’’Wacana ini tentu perlu penajaman pembahasan lagi dengan masing-masing pihak,” tuturnya.
Sementara itu, Persijap tetap akan memenuhi undangan BLI terkait persiapan awal pelaksanaan Superliga 2008. Hasil rapat pengurus beberapa waktu lalu menegaskan Persijap harus mendaftar Superliga. Pada pekan lalu, rapat pembubaran manajemen telah dilakukan. Rapat antara lain membahas laporan keuangan tim.
Dalam mengarungi perjalanan kompetisi Liga Indonesia 2007, Persijap menghabiskan dana Rp 16.080. 103. 216. Khusus pendapatan yang berasal dari APBD Kabupaten Jepara 2007 adalah Rp 13,1 miliar. Total pemasukan dana dari APBD dan non-APBD sebesar Rp 16.152. 965.000. Dengan demikian, ada saldo Rp 72.861.784. (H15-78)