Persijap Siapkan Dua Skenario
http://www.persijap.or.id/2008/03/persijap-siapkan-dua-skenario.html
JEPARA- Persijap Jepara masih mempersiapkan dua skenario besar menjelang keikutsertaannya di ajang Kompetisi Superliga 2008. Skenario pertama, rencana merger tetap dijalankan sembari menunggu respon dari PSIS, Persis Solo, atau tim Divisi Utama lain di Jateng. Kedua, tetap mempersiapkan partisipasi dalam kompetisi secara mandiri.
’’Kedua skenario itu terus kami persiapkan serius,’’ kata Ketua Bidang Organisasi Persijap Sutedjo S Sumarto, semalam.
Dia mengemukakan, untuk rencana merger pihaknya telah resmi melayangkan surat kepada Gubernur Ali Mufiz. Gubernur diharapkan bisa memfasilitasi kelanjutan usulan itu, termasuk meneruskannya kepada klub-klub di Jateng. Salah satu dasar pemikiran merger adalah aspek pendanaan.
’’Ke depannya, tantangan pendanaan untuk klub sepak bola sangat berat. Apalagi nilai kontrak dan gaji pemain cenderung meningkat. Jika kekuatan di Jateng dipersatukan, kemungkinan bisa membentuk tim besar,’’ lanjutnya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Jepara itu mencontohkan merger yang dilakukan oleh klub-klub di Bali hingga menjadi Persegi Bali FC. Pertimbangan utamanya adalah pendanaan.
Demikian pula akuisisi beberapa klub seperti Persekaba Badung yang kini ber-home base di Yahokimo, Papua.
Pihaknya tak menutup mata atas kendala di lapangan terhadap wacana itu. Salah satunya adalah aspek psikologis suporter masing-masing daerah yang fanatik kepada klubnya. Kendala lain adalah koordinasi lintas daerah hingga ke hal-hal yang teknis.
’’Merger adalah wacana dan usulan, tapi bukan mustahil bisa dilakukan. Karena itulah kami mengusulkannya kepada Pak Gubernur,’’ ungkapnya.
Antisipasi
Persijap juga tengah mempersiapkan upaya-upaya agar bisa mandiri menjalani Superliga. Pilihan itu ditempuh sebagai antisipasi jika usulan merger masih buntu.
’’Bulan ini kami fokus mempersiapkan persyaratan yang ditentukan BLI. Kami siap diverifikasi,’’ ujar manajer Persijap pada musim 2002 itu.
Langkah nyata yang ditempuh adalah pembenahan stadion, pembentukan badan hukum yang arahnya ke bentuk yayasan, dan penyiapan pembinaan pemain muda.
Bambang Sanubari, manajer Persijap musim 2001, memberi dukungan pada persiapan yang ditempuh pengurus saat ini.
’’Dalam kondisi seperti ini kami berharap pengurus terus berjalan dengan memanfaatkan peluang sekecil apapun. Jangan sampai putus asa, semuanya untuk kebesaran persepakbolaan Jepara,’’ tuturnya.
Sukamto dari Bidang Kompetisi PSSI Jepara menyatakan, pengurus perlu membentuk manajemen lengkap tim senior. Pemain Persijap era 1962-1972 itu juga mendorong ditunjuknya pelatih setelah terbentuk manajemen.
’’Jika pelatih belum ada, bisa dipersiapkan asisten pelatih dari Jepara. Bagaimana pun manajemen adalah perangkat penting dalam persiapan agar lebih fokus,’’ tuturnya. (H15,kar-78)
’’Kedua skenario itu terus kami persiapkan serius,’’ kata Ketua Bidang Organisasi Persijap Sutedjo S Sumarto, semalam.
Dia mengemukakan, untuk rencana merger pihaknya telah resmi melayangkan surat kepada Gubernur Ali Mufiz. Gubernur diharapkan bisa memfasilitasi kelanjutan usulan itu, termasuk meneruskannya kepada klub-klub di Jateng. Salah satu dasar pemikiran merger adalah aspek pendanaan.
’’Ke depannya, tantangan pendanaan untuk klub sepak bola sangat berat. Apalagi nilai kontrak dan gaji pemain cenderung meningkat. Jika kekuatan di Jateng dipersatukan, kemungkinan bisa membentuk tim besar,’’ lanjutnya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Jepara itu mencontohkan merger yang dilakukan oleh klub-klub di Bali hingga menjadi Persegi Bali FC. Pertimbangan utamanya adalah pendanaan.
Demikian pula akuisisi beberapa klub seperti Persekaba Badung yang kini ber-home base di Yahokimo, Papua.
Pihaknya tak menutup mata atas kendala di lapangan terhadap wacana itu. Salah satunya adalah aspek psikologis suporter masing-masing daerah yang fanatik kepada klubnya. Kendala lain adalah koordinasi lintas daerah hingga ke hal-hal yang teknis.
’’Merger adalah wacana dan usulan, tapi bukan mustahil bisa dilakukan. Karena itulah kami mengusulkannya kepada Pak Gubernur,’’ ungkapnya.
Antisipasi
Persijap juga tengah mempersiapkan upaya-upaya agar bisa mandiri menjalani Superliga. Pilihan itu ditempuh sebagai antisipasi jika usulan merger masih buntu.
’’Bulan ini kami fokus mempersiapkan persyaratan yang ditentukan BLI. Kami siap diverifikasi,’’ ujar manajer Persijap pada musim 2002 itu.
Langkah nyata yang ditempuh adalah pembenahan stadion, pembentukan badan hukum yang arahnya ke bentuk yayasan, dan penyiapan pembinaan pemain muda.
Bambang Sanubari, manajer Persijap musim 2001, memberi dukungan pada persiapan yang ditempuh pengurus saat ini.
’’Dalam kondisi seperti ini kami berharap pengurus terus berjalan dengan memanfaatkan peluang sekecil apapun. Jangan sampai putus asa, semuanya untuk kebesaran persepakbolaan Jepara,’’ tuturnya.
Sukamto dari Bidang Kompetisi PSSI Jepara menyatakan, pengurus perlu membentuk manajemen lengkap tim senior. Pemain Persijap era 1962-1972 itu juga mendorong ditunjuknya pelatih setelah terbentuk manajemen.
’’Jika pelatih belum ada, bisa dipersiapkan asisten pelatih dari Jepara. Bagaimana pun manajemen adalah perangkat penting dalam persiapan agar lebih fokus,’’ tuturnya. (H15,kar-78)