Persijap Boleh Pakai APBD
http://www.persijap.or.id/2008/04/persijap-boleh-pakai-apbd.html
SEMARANG - Pemprov Jateng akhirnya memberi lampu hijau kepada Persijap Jepara untuk menggunakan sebagian dana APBD Kabupaten Jepara.
Dana itu akan dimanfaatkan untuk pembiayaan klub sepak bola asal Kota Ukir tersebut dalam ajang Superliga Indonesia 2008.
Anggota Komisi E DPRD Jateng HM Busro mengatakan, persetujuan gubernur perihal penggunaan dana hibah tertuang dalam surat Nomor 0903/009/24 tertanggal 27 Maret perihal Persijap dapat bantuan APBD. ”Selamat kepada Persijap yang telah mendapat persetujuan gubernur untuk menggunakan APBD Kabupaten Jepara. Revisi gubernur yang membolehkan Persijap menggunakan APBD Rp 10 miliar ini cukup melegakan,” ungkap Busro seusai rapat dengar pendapat Komisi E, manajemen Persijap, KONI Jateng, Biro Pora dan Biro Keuangan Setda Jateng di Gedung Berlian, kemarin.
Di samping untuk tim senior, surat gubernur itu memperbolehkan penggunaan anggaran untuk tim Persijap U-21 sebesar Rp 1 miliar dan untuk KONI Jepara Rp 1,25 miliar. Pemkab Jepara sempat mendapat koreksi dari Gubernur Jateng perihal penggunaan dana APBD untuk sepak bola berkaitan dengan Permendagri No 13/2006 yang tak memperbolehkan pemberian bantuan secara terus-menerus.
Namun, dalam proses perkembangannya, akhirnya bisa disetujui. Dalam rapat itu, Ketua Harian Persijap M Effendi mengatakan dana yang dibutuhkan klubnya untuk mengikuti Superliga paling tidak Rp 21 miliar.
Jika sekarang sudah mendapat kejelasan Rp 10 miliar dari APBD, pihaknya harus memutar otak lagi mencari sisa kekurangannya. Pos yang bisa diandalkan adalah dari sektor karcis yang ditargetkan bisa meraup Rp 3 miliar dan dari pihak sponsor dengan nilai yang belum ada kejelasan.
”Kami memprediksikan paling banter hanya bisa mengusahakan sekitar Rp 13-14 miliar. Dana sebesar itu baik dari APBD, karcis dan sponsor. Mudah-mudahan Pemprov Jateng bersedia membantu Persijap,” tutur M Effendi didampingi Manajer Manajer Persijap Edy Sujatmiko dan Wakil Bupati Jepara Ahmad Marzuqi.
Tidak Adil
Dalam pantauan Busro, pada musim lalu PSIS Semarang mendapat bantuan dari pemprov sebesar Rp 300 juta untuk mengikuti Liga Indonesia. Padahal, selain PSIS, klub sepak bola Jateng yang mengikuti kompetisi adalah Persis Solo dan Persijap. Namun, dua klub itu tak mendapat bantuan sama sekali.
”Sekarang, Persijap merupakan satu-satunya klub di Jateng yang berhak mengikuti Superliga. Kalau kali ini juga tak mendapat bantuan dari pemprov maka tidak adil,” ujar politikus dari Partai Golkar asal Jepara itu.Mengacu masukan Biro Keuangan Setda Jateng bahwa pada 2008 ini tidak dimungkinkan ada pos bantuan untuk klub sepak bola dari pemprov, Anggota Komisi E Khafid Sirotudin mengatakan, komisinya tak bisa memberikan rekomendasi apa pun terkait permintaan Persijap.
Khafid menyarankan pemerintah daerah lebih mengutamakan perihal pendidikan, kesehatan dan penciptaan lapangan kerja terlebih dahulu, baru pada bidang olahraga. (H7,H37-31)
Dana itu akan dimanfaatkan untuk pembiayaan klub sepak bola asal Kota Ukir tersebut dalam ajang Superliga Indonesia 2008.
Anggota Komisi E DPRD Jateng HM Busro mengatakan, persetujuan gubernur perihal penggunaan dana hibah tertuang dalam surat Nomor 0903/009/24 tertanggal 27 Maret perihal Persijap dapat bantuan APBD. ”Selamat kepada Persijap yang telah mendapat persetujuan gubernur untuk menggunakan APBD Kabupaten Jepara. Revisi gubernur yang membolehkan Persijap menggunakan APBD Rp 10 miliar ini cukup melegakan,” ungkap Busro seusai rapat dengar pendapat Komisi E, manajemen Persijap, KONI Jateng, Biro Pora dan Biro Keuangan Setda Jateng di Gedung Berlian, kemarin.
Di samping untuk tim senior, surat gubernur itu memperbolehkan penggunaan anggaran untuk tim Persijap U-21 sebesar Rp 1 miliar dan untuk KONI Jepara Rp 1,25 miliar. Pemkab Jepara sempat mendapat koreksi dari Gubernur Jateng perihal penggunaan dana APBD untuk sepak bola berkaitan dengan Permendagri No 13/2006 yang tak memperbolehkan pemberian bantuan secara terus-menerus.
Namun, dalam proses perkembangannya, akhirnya bisa disetujui. Dalam rapat itu, Ketua Harian Persijap M Effendi mengatakan dana yang dibutuhkan klubnya untuk mengikuti Superliga paling tidak Rp 21 miliar.
Jika sekarang sudah mendapat kejelasan Rp 10 miliar dari APBD, pihaknya harus memutar otak lagi mencari sisa kekurangannya. Pos yang bisa diandalkan adalah dari sektor karcis yang ditargetkan bisa meraup Rp 3 miliar dan dari pihak sponsor dengan nilai yang belum ada kejelasan.
”Kami memprediksikan paling banter hanya bisa mengusahakan sekitar Rp 13-14 miliar. Dana sebesar itu baik dari APBD, karcis dan sponsor. Mudah-mudahan Pemprov Jateng bersedia membantu Persijap,” tutur M Effendi didampingi Manajer Manajer Persijap Edy Sujatmiko dan Wakil Bupati Jepara Ahmad Marzuqi.
Tidak Adil
Dalam pantauan Busro, pada musim lalu PSIS Semarang mendapat bantuan dari pemprov sebesar Rp 300 juta untuk mengikuti Liga Indonesia. Padahal, selain PSIS, klub sepak bola Jateng yang mengikuti kompetisi adalah Persis Solo dan Persijap. Namun, dua klub itu tak mendapat bantuan sama sekali.
”Sekarang, Persijap merupakan satu-satunya klub di Jateng yang berhak mengikuti Superliga. Kalau kali ini juga tak mendapat bantuan dari pemprov maka tidak adil,” ujar politikus dari Partai Golkar asal Jepara itu.Mengacu masukan Biro Keuangan Setda Jateng bahwa pada 2008 ini tidak dimungkinkan ada pos bantuan untuk klub sepak bola dari pemprov, Anggota Komisi E Khafid Sirotudin mengatakan, komisinya tak bisa memberikan rekomendasi apa pun terkait permintaan Persijap.
Khafid menyarankan pemerintah daerah lebih mengutamakan perihal pendidikan, kesehatan dan penciptaan lapangan kerja terlebih dahulu, baru pada bidang olahraga. (H7,H37-31)