Butler Puji Junaidi
http://www.persijap.or.id/2008/08/butler-puji-junaidi.html
JEPARA- Pelatih Persijap Junaidi bertemu Pelatih Persiba Peter Butler di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, sore kemarin. Pertemuan tak direncanakan itu terjadi saat Butler mampir di tempat latihan Evaldo dkk, dalam perjalanan menuju lapangan lainnya.
Dua tim yang dilatih dua coach yang pernah satu tim pada musim 2007 itu akan bertemu dalam lanjutan laga Djarum Indonesia Super League (ISL) di Gelora Bumi Kartini, besok sore.
Profesionalisme seorang Junaidi sebagai arsitek Laskar Kalinyamat musim 2008 diuji tatkala menghadapi tim yang pernah ditanganinya selama 17 tahun, 1990-2007 itu.
”Siapa yang membawamu ke sini. Ayo turun,” katanya di tengah lapangan bersama Evaldo dkk ketika melihat pria asal Inggris itu ada di tribun dengan melambaikan tangan.
Sesaat kemudian, dia berjalan ke pinggir lapangan, sementara Butler turun dari tribun sembari memuji bekas asistennya itu: ” Halo, wow, luar biasa. Hebat kau sekarang.”
Disapa demikian, Junaidi tertawa dan berujar, ”Ya, beginilah”.
Percakapan yang juga disaksikan salah satu pemain Persiba Robby Gaspar itu berlangsung tak lebih dari dua menit. Jabat tangan dan saling tepuk bahu mengakhiri pertemuan keduanya. ”Setahun kami bersamanya dan itu membuat saya tahu tentang dia,” ungkapnya setelah melatih tim.
Mantan Gelandang
Bagi Butler, tahun ini adalah musim keduanya menangani tim ”Beruang Madu”. Dia pernah sangat dikenal oleh fans klub West Ham United. Sebab, dia mantan pemain andalan klub London itu. Kini Butler dikenal sebagai salah satu pelatih muda yang punya banyak pengalaman. Dalam usianya yang masih 41 tahun, perjalanan panjang telah dilaluinya. Banyak tim dari lima negara telah ditanganinya.
Debut kepelatihannya diawali di klub Halifax di Inggris pada 2001. Setelah itu, pindah ke Australia untuk memoles Sorrento Soccer Club di Perth. Tiga tahun kemudian, mantan gelandang itu hijrah ke Malasyia melatih Sabah. Klub itu diantarnya masuk Liga Super Malaysia. Setelah itu berkarier di Singapore Armed Forces, anggota Liga Singapura. Sejak 2007 ia menangani Persiba.
Tentang kawan lamanya itu, Junaidi menguatkannya dengan menyebut sebagai pelatih berpengalaman. ”Dia pelatih kepala, sama dengan saya saat ini,” katanya. Junaidi juga menyatakan tahu bagaimana karakter melatih bekas atasannya tersebut.
Karena itu, apa yang pernah diketahuinya akan menjadi salah pertimbangan dalam menyusun strategi. Secara mental tidak berat menghadapi tim daerah asal dan pernah ditangani bertahun-tahun? ”Saya profesional saja. Saya diberi upah oleh Persijap dan harus selalu memberikan yang terbaik untuk tim. Tidak ada yang berat dalam hati saya,” katanya. Ia pun menyambung, ”Saya justru termotivasi bagaimana bisa menyajikan permainan yang baik untuk mencetak kemenangan”. (H15-22)
Debut kepelatihannya diawali di klub Halifax di Inggris pada 2001. Setelah itu, pindah ke Australia untuk memoles Sorrento Soccer Club di Perth. Tiga tahun kemudian, mantan gelandang itu hijrah ke Malasyia melatih Sabah. Klub itu diantarnya masuk Liga Super Malaysia. Setelah itu berkarier di Singapore Armed Forces, anggota Liga Singapura. Sejak 2007 ia menangani Persiba.
Tentang kawan lamanya itu, Junaidi menguatkannya dengan menyebut sebagai pelatih berpengalaman. ”Dia pelatih kepala, sama dengan saya saat ini,” katanya. Junaidi juga menyatakan tahu bagaimana karakter melatih bekas atasannya tersebut.
Karena itu, apa yang pernah diketahuinya akan menjadi salah pertimbangan dalam menyusun strategi. Secara mental tidak berat menghadapi tim daerah asal dan pernah ditangani bertahun-tahun? ”Saya profesional saja. Saya diberi upah oleh Persijap dan harus selalu memberikan yang terbaik untuk tim. Tidak ada yang berat dalam hati saya,” katanya. Ia pun menyambung, ”Saya justru termotivasi bagaimana bisa menyajikan permainan yang baik untuk mencetak kemenangan”. (H15-22)