Donny Fernando Siregar
http://www.persijap.or.id/2009/02/donny-fernando-siregar.html
Pilar Lini Tengah Persijap Jepara
Persijap Jepara melejit di musim perdana putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu menduduki peringkat kelima klasemen sementara. Beberapa pemain pun melejit, seperti Danang Wihatmoko, Pablo Alejandro Frances, termasuk Donny Fernando Siregar.
Pria asli Medan ini, senyumnya tak pernah hilang. Wajahnya tetap cerah sama dengan karirnya di Persijap. Hingga saat ini, Donny menjadi sosok tak tergantikan di Laskar Kalinyamat tersebut. Satu tempat di lini tengah selalu dikavlingnya. "Itu strategi pelatih. Sebab, Bang Jun (sapaan akrab Junaedi) lebih tahu," terang Donny.
Sukses Donny tak diraih dengan instan. Dia adalah pemain yang dimatangkan dari kompetisi. Pemuda kelahiran 27 September 1983 tersebut rela bermain di kasta rendah hanya untuk mematangkan permainan.
Karir Donny bermula di divisi utama bersama PSDS Deli Serdang pada 2003. Namun, saat itu, dia merasa tak bisa berkembang. Sebab, dia harus bersaing dengan ikon PSDS Ansyari Lubis.
Di usia yang masih muda, jiwa pemberontaknya meluap. Sadar tak akan berkembang jika masih di bawah bayang-bayang Ansyari, Donny hijrah ke Persmin Minahasa pada 2004. Ketika itu, Persmin bermain di level divisi I.
Hanya satu musim di Persmin, Donny hijrah ke Persiku Kudus pada 2005. Ketika Donny datang, Persiku berlaga di divisi II. Dia berjasa mengantarkan Persiku menjadi juara divisi II. Namun, ketika berlaga di divisi I, konflik internal terjadi antara Donny dan pelatih Persiku Riono Asnan.
"Ada sedikit konflik. Tapi, itu sudah lama. Tidak perlu diceritakan lagi. Yang jelas, akibatnya, di musim kedua saya jarang main. Padahal, saya merasa masih butuh banyak jam terbang untuk mengembangkan permainan. Akhirnya, saya memutuskan pindah dan ikut seleksi di Persijap. Eh, ternyata lolos," ujar anak pasangan Patar Siregar dan Berliana Sitorus tersebut.
Tak disangka, kegagalan di Kudus terbayar ketika dia pindah ke Persijap. Donny menjadi pemain tak tergantikan. Dia pun ikut berjasa mengantarkan Persijap lolos ke Djarum Indonesia Super Leage (DISL).
Di musim perdananya, Donny sanggup memberi donasi lima gol. Dua gol paling berkesan terjadi di pekan terakhir. Yaitu, saat Persijap mengalahkan Persipura 2-0 dan bisa menggulung Persiwa Wamena satu gol tanpa balas. Ketika itu, Persijap dipoles Yudi Suryata.
"Kami harus menang. Kalau tidak menang, kami bisa tidak lolos ke DISL. Gol pertama ke Persipura saya cetak dari jarak jauh. Saat itu, saya melihat Jendry Pitoy (kiper Persipura) agak maju. Jadi, bola saya lop saja. Pas lawan Persiwa, saya juga mencetak dari jarak jauh, dari luar kotak penalti," papar Donny.
Di musim kedua berbaju Persijap, peran Donny makin tak tergantikan. Prestasi Persijap yang bisa menembus papan atas klasemen sementara tentu tak bisa lepas dari kerja kerasnya. Tentu saja, peran pemain lain dan polesan tangan Junaedi tak bisa di pandang sebelah mata.
Kini, Donny kian betah bermain di Persijap. Yang membuat Donny kerasan adalah suasana nyaman dan kekeluargaan yang terjalin antara pelatih dan pemain serta pengurus.
"Malam hari sebelum pertandingan, kami selalu yasinan. Kalau dapat bonus, selalu kami sisihkan buat anak-anak panti asuhan. Hal seperti itu belum pernah saya alami di tim lain," ujar Donny.
Nama : Donny Fernando Siregar
TTL : Medan, 27 September 1983
Tinggi : 168 cm
Berat Badan : 65 kg
NPG : 27
Posisi :Tengah
Friendster : http://friendster.com/96093552
email : donny27fs@gmail.com
Klub :
PSDS Deliserdang 2003 : Divisi I
Persmin Minahasa 2004 : Divisi I
Persiku Kudus 2005 : Divisi II
Persijap Jepara 2006 : Divisi Utama
Persijap Jepara melejit di musim perdana putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu menduduki peringkat kelima klasemen sementara. Beberapa pemain pun melejit, seperti Danang Wihatmoko, Pablo Alejandro Frances, termasuk Donny Fernando Siregar.
Pria asli Medan ini, senyumnya tak pernah hilang. Wajahnya tetap cerah sama dengan karirnya di Persijap. Hingga saat ini, Donny menjadi sosok tak tergantikan di Laskar Kalinyamat tersebut. Satu tempat di lini tengah selalu dikavlingnya. "Itu strategi pelatih. Sebab, Bang Jun (sapaan akrab Junaedi) lebih tahu," terang Donny.
Sukses Donny tak diraih dengan instan. Dia adalah pemain yang dimatangkan dari kompetisi. Pemuda kelahiran 27 September 1983 tersebut rela bermain di kasta rendah hanya untuk mematangkan permainan.
Karir Donny bermula di divisi utama bersama PSDS Deli Serdang pada 2003. Namun, saat itu, dia merasa tak bisa berkembang. Sebab, dia harus bersaing dengan ikon PSDS Ansyari Lubis.
Di usia yang masih muda, jiwa pemberontaknya meluap. Sadar tak akan berkembang jika masih di bawah bayang-bayang Ansyari, Donny hijrah ke Persmin Minahasa pada 2004. Ketika itu, Persmin bermain di level divisi I.
Hanya satu musim di Persmin, Donny hijrah ke Persiku Kudus pada 2005. Ketika Donny datang, Persiku berlaga di divisi II. Dia berjasa mengantarkan Persiku menjadi juara divisi II. Namun, ketika berlaga di divisi I, konflik internal terjadi antara Donny dan pelatih Persiku Riono Asnan.
"Ada sedikit konflik. Tapi, itu sudah lama. Tidak perlu diceritakan lagi. Yang jelas, akibatnya, di musim kedua saya jarang main. Padahal, saya merasa masih butuh banyak jam terbang untuk mengembangkan permainan. Akhirnya, saya memutuskan pindah dan ikut seleksi di Persijap. Eh, ternyata lolos," ujar anak pasangan Patar Siregar dan Berliana Sitorus tersebut.
Tak disangka, kegagalan di Kudus terbayar ketika dia pindah ke Persijap. Donny menjadi pemain tak tergantikan. Dia pun ikut berjasa mengantarkan Persijap lolos ke Djarum Indonesia Super Leage (DISL).
Di musim perdananya, Donny sanggup memberi donasi lima gol. Dua gol paling berkesan terjadi di pekan terakhir. Yaitu, saat Persijap mengalahkan Persipura 2-0 dan bisa menggulung Persiwa Wamena satu gol tanpa balas. Ketika itu, Persijap dipoles Yudi Suryata.
"Kami harus menang. Kalau tidak menang, kami bisa tidak lolos ke DISL. Gol pertama ke Persipura saya cetak dari jarak jauh. Saat itu, saya melihat Jendry Pitoy (kiper Persipura) agak maju. Jadi, bola saya lop saja. Pas lawan Persiwa, saya juga mencetak dari jarak jauh, dari luar kotak penalti," papar Donny.
Di musim kedua berbaju Persijap, peran Donny makin tak tergantikan. Prestasi Persijap yang bisa menembus papan atas klasemen sementara tentu tak bisa lepas dari kerja kerasnya. Tentu saja, peran pemain lain dan polesan tangan Junaedi tak bisa di pandang sebelah mata.
Kini, Donny kian betah bermain di Persijap. Yang membuat Donny kerasan adalah suasana nyaman dan kekeluargaan yang terjalin antara pelatih dan pemain serta pengurus.
"Malam hari sebelum pertandingan, kami selalu yasinan. Kalau dapat bonus, selalu kami sisihkan buat anak-anak panti asuhan. Hal seperti itu belum pernah saya alami di tim lain," ujar Donny.