PSIS vs Persijap Dibatalkan!!
http://www.persijap.or.id/2009/02/psis-vs-persijap-dibatalkan.html
Komisi Disiplin (komdis) PSSI akhirnya mengeluarkan keputusan tentang hasil pertandingan laga PSIS Semarang melawan Persijap Jepara, Minggu 15 Februari, dinyatakan batal dan tidak syah.
Begitu juga dengan laga Persis Solo versus Gresik United (GU), Kamis 12 Februari 2009, di stadion Sriwedari, Solo.
Saat itu, Kapolda meminta waktu untuk memberikan arahan pada penonton dan semua elemen pertandingan. Tak terkecuali, semuanya termasuk wasit diancam akan diproses hukum bila berbuat melanggar aturan.
“Penonton jangan coba-coba berbuat rusuh. Pemain, ofisial jangan berbuat kasar saat bola mati. Kalau wasit terlihat tidak fair, juga bisa saya periksa juga karena akan memicu rusuh,” kata Kapolda dalam pidatonya dengan durasi sekitar 5 menit saat itu.
Dalam sidang tersebut, dari kubu PSIS yang dimintai keterangan adalah Ketua Panpel PSIS Wahyoe “Liluk” Winarto dan Manajer Teknik Setyo Agung Nugroho mewakili manajemen PSIS. Selain itu, juga dipanggil wakil dari Persijap, Pengawas Pertandingan (PP) serta wasit.
“Intinya Komdis menanyakan kenapa Kapolda diberi kesempatan untuk berpidato. Jawaban saya sebagai Panpel, saya tidak kuasa menolak karena kepolisian adalah pemberi ijin. Bagaimana kalau nanti kita tidak diberi ijin di pertandingan selanjutnya?,” papar Liluk.
“Laga hari itu sudah diintervensi oleh pihak luar, yakni polisi, malah sejak proses tehnical meeting, hingga jelang pertandingan. Himbauan Kapolda Jawa Tengah Irjen Alex. B. Riatmodjo, yang akan menangkap pelaku kerusuhan, termasuk perangkat pertandingan, sebelum memulai pertandigan, dianggap berlebihan,” kata Hinca.
Hinca menyatakan tugas Wasit dan PP serta panpel, seharusnya mampu menolak intervensi dari luar, karena sudah ada aturan yang berlaku di sepakbola untuk mengatur hal-hal itu.
Menurut, anggota Komdis, Joko Driyono, perangkat pertandingan, yakni wasit dan PP adalah komponen tertinggi dari sebuah pertandingan.
“Menurut law of the game sepakbola yang berlaku di seluruh dunia, sejak wasit meniup peluit pertama hingga last whistle (peluit terakhir), hanya wasit yang berhak memutuskan, apa saja yang bisa terjadi dalam pertandingan. Termasuk, siapa saja yang berhak berada di dalam atau harus ada di luar lapangan. Itu saja,” terang Joko.
Komdis memberikan peringatan keras kepada panitia pelaksana (panpel), karena tidak berani menolak intervensi pihak luar itu, dan jika terulang, maka dijatuhkan sangsi kepada panpel.
“Kami masih menunggu kesiapan dari panpel dua laga tersebut, apakah memungkinkan dilakukan di lokasi yang sama. Jadwalnya akan kami umumkan pada Kamis 19 Februari 2009,” ujar Joko.
itu hanya akal2an joko driyono sbg upaya untuk menyelamatkan PSIS...
BalasHapusKalo PSIS menang, pertandingan tidak mungkin diulang...