Sulit Jadi Tuan Rumah
http://www.persijap.or.id/2009/04/sulit-jadi-tuan-rumah.html
Jika Zoning Diberlakukan
JEPARA - Keinginan sebagian pihak agar Jepara menjadi tuan rumah dalam sistem zoning yang bakal diterapkan BLI ditanggapi wajar manajemen. Menurut Wakil Sekretaris Tim, Nur Jamil, sah-sah saja jika ada sebagian pihak yang menginginkan hal tersebut. Namun, ungkap Jamil, ada beberapa hal yang perlu dilihat secara proporsional.
Jamil menyatakan, dari sisi sarana dan prasana, utamanya untuk akomodasi tim tamu, fasilitas yang dimiliki Jepara masih relatif minim. "Di Jepara, jumlah hotel dan penginapan yang representatif masih kurang. Padahal aspek ini cukup penting jika Jepara ingin menjadi tuan rumah ajang sebesar Djarum ISL," jelasnya.
Jamil mengakui, peluang bagi semua tim untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah, memang masih cukup terbuka. Pasalnya, berdasarkan pertemuan manajer tim dengan BLI di Jawa Timur beberapa waktu lalu, muncul tiga opsi tempat.
Opsi pertama di Jawa Timur, opsi kedua di luar Jawa, dan opsi ketiga adalah perpaduan antara Jabar, Jateng, dan DKI.
"Dari tiga opsi tersebut, banyak yang keberatan kalau digelar di luar Jawa. Kini tinggal dua opsi yang diserahkan kepada BLI untuk memilihnya," katanya. Hingga kemarin, masih belum ada keputusan mengenai di mana akan berlangsung pertandingan model zoning tersebut. Hal ini yang kemudian memancing harapan sejumlah pihak agar manajemen Persijap melakukan pendekatan kepada pihak terkait supaya Jepara bisa menjadi tuan rumah.
"Kalau melihat kondisi riil berupa minimnya jumlah hotel yang representif di Jepara, peluang Jepara untuk menjadi tuan rumah model zoning memang agak berat. Tetapi kalau BLI memberikan kepercayaan kepada kita, kita siap dengan catatan BLI dan tim-tim peserta mau memaklumi dengan kondisi sarana prasana yang ada," tandasnya.
Apakah tidak ada upaya menggandeng PSIS Semarang untuk bersama-sama mewujudkan Jateng sebagai tuan rumah dalam sistem zoning? Jamil mengaku hingga kemarin belum ada upaya ke sana.
Diakuinya, jika bisa menjadi tuan rumah, memang ada keuntungan karena bisa memberikan hiburan, pemasukan, maupun promosi bagi Jepara. Meski demikian semuanya tergantung pada BLI. (zis/aji)
JEPARA - Keinginan sebagian pihak agar Jepara menjadi tuan rumah dalam sistem zoning yang bakal diterapkan BLI ditanggapi wajar manajemen. Menurut Wakil Sekretaris Tim, Nur Jamil, sah-sah saja jika ada sebagian pihak yang menginginkan hal tersebut. Namun, ungkap Jamil, ada beberapa hal yang perlu dilihat secara proporsional.
Jamil menyatakan, dari sisi sarana dan prasana, utamanya untuk akomodasi tim tamu, fasilitas yang dimiliki Jepara masih relatif minim. "Di Jepara, jumlah hotel dan penginapan yang representatif masih kurang. Padahal aspek ini cukup penting jika Jepara ingin menjadi tuan rumah ajang sebesar Djarum ISL," jelasnya.
Jamil mengakui, peluang bagi semua tim untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah, memang masih cukup terbuka. Pasalnya, berdasarkan pertemuan manajer tim dengan BLI di Jawa Timur beberapa waktu lalu, muncul tiga opsi tempat.
Opsi pertama di Jawa Timur, opsi kedua di luar Jawa, dan opsi ketiga adalah perpaduan antara Jabar, Jateng, dan DKI.
"Dari tiga opsi tersebut, banyak yang keberatan kalau digelar di luar Jawa. Kini tinggal dua opsi yang diserahkan kepada BLI untuk memilihnya," katanya. Hingga kemarin, masih belum ada keputusan mengenai di mana akan berlangsung pertandingan model zoning tersebut. Hal ini yang kemudian memancing harapan sejumlah pihak agar manajemen Persijap melakukan pendekatan kepada pihak terkait supaya Jepara bisa menjadi tuan rumah.
"Kalau melihat kondisi riil berupa minimnya jumlah hotel yang representif di Jepara, peluang Jepara untuk menjadi tuan rumah model zoning memang agak berat. Tetapi kalau BLI memberikan kepercayaan kepada kita, kita siap dengan catatan BLI dan tim-tim peserta mau memaklumi dengan kondisi sarana prasana yang ada," tandasnya.
Apakah tidak ada upaya menggandeng PSIS Semarang untuk bersama-sama mewujudkan Jateng sebagai tuan rumah dalam sistem zoning? Jamil mengaku hingga kemarin belum ada upaya ke sana.
Diakuinya, jika bisa menjadi tuan rumah, memang ada keuntungan karena bisa memberikan hiburan, pemasukan, maupun promosi bagi Jepara. Meski demikian semuanya tergantung pada BLI. (zis/aji)