Minta Laga Ulang Ditiadakan
http://www.persijap.or.id/2009/05/minta-laga-ulang-ditiadakan.html
SEMARANG - Laga ulang PSIS melawan Persijap yang rencananya digelar pada 31 Mei, kemungkinan urung dilaksanakan. Kedua manajer tim sepakat mengajukan permohonan kepada Ketua Umum PSSI Nurdin Halid agar menganulir keputusan Komisi Disiplin (Komdis) dan mengesahkan hasil 0-0.
Pertemuan antara PSIS yang mengutus General Manager Ari Wibowo dan Persijap yang menghadirkan Manajer Tim Edy Sudjatmiko, sore kemarin di kantor BLI, difasilitasi Direktur Kompetisi Djoko Driyono.
’’Intinya kami sepakat mengajukan permohonan agar keputusan Komdis supaya dianulir, sehingga kami tidak perlu bertanding lagi,’’ tutur Ari.
Setelah ada kesepakatan, surat permohonan PSIS dari dua tim itu akan langsung dikirim kepada Nurdin. Pasalnya, hanya ketua umumlah yang berhak menganulir keputusan Komdis. Jika disetujui, maka BLI sebagai pelaksana akan menindaklanjuti secepatnya dengan memberitahu kedua kesebelasan.
Biaya
Permohonan itu, lanjut Ari, tidak lepas dari krisis keuangan yang dialami PSIS. Pertandingan ulangan tersebut akan menyedot biaya sekitar Rp 150 juta. Karena pihak keamanan memutuskan tidak memberi izin, laga tersebut harus digelar di luar Jawa Tengah.
’’Kalau dilaksanakan di luar Jawa Tengah, kan biayanya juga besar. Biaya itu lebih baik untuk membayar pemain,’’ katanya.
Pertandingan PSIS lawan Persijap pada putaran kedua Superliga yang digelar di Stadion Jatidiri berakhir 0-0, namun tidak disahkan Komdis.
Pasalnya, pidato Kapolda Jateng Alex Bambang Riatmojo sebelum laga, dinilai sebagai intervensi terhadap perangkat pertandingan. Komdis pun memutuskan partai tersebut harus diulang.
Keputusan itu disikapi pihak keamanan dengan tidak memberi izin laga ulang digelar di Jawa Tengah. (H13, H54-22)
Pertemuan antara PSIS yang mengutus General Manager Ari Wibowo dan Persijap yang menghadirkan Manajer Tim Edy Sudjatmiko, sore kemarin di kantor BLI, difasilitasi Direktur Kompetisi Djoko Driyono.
’’Intinya kami sepakat mengajukan permohonan agar keputusan Komdis supaya dianulir, sehingga kami tidak perlu bertanding lagi,’’ tutur Ari.
Setelah ada kesepakatan, surat permohonan PSIS dari dua tim itu akan langsung dikirim kepada Nurdin. Pasalnya, hanya ketua umumlah yang berhak menganulir keputusan Komdis. Jika disetujui, maka BLI sebagai pelaksana akan menindaklanjuti secepatnya dengan memberitahu kedua kesebelasan.
Biaya
Permohonan itu, lanjut Ari, tidak lepas dari krisis keuangan yang dialami PSIS. Pertandingan ulangan tersebut akan menyedot biaya sekitar Rp 150 juta. Karena pihak keamanan memutuskan tidak memberi izin, laga tersebut harus digelar di luar Jawa Tengah.
’’Kalau dilaksanakan di luar Jawa Tengah, kan biayanya juga besar. Biaya itu lebih baik untuk membayar pemain,’’ katanya.
Pertandingan PSIS lawan Persijap pada putaran kedua Superliga yang digelar di Stadion Jatidiri berakhir 0-0, namun tidak disahkan Komdis.
Pasalnya, pidato Kapolda Jateng Alex Bambang Riatmojo sebelum laga, dinilai sebagai intervensi terhadap perangkat pertandingan. Komdis pun memutuskan partai tersebut harus diulang.
Keputusan itu disikapi pihak keamanan dengan tidak memberi izin laga ulang digelar di Jawa Tengah. (H13, H54-22)