Anggaran Klub Bakal Membengkak
http://www.persijap.or.id/2009/07/anggaran-klub-bakal-membengkak.html
Dana klub Liga Super 2009/2010 diperkirakan naik cukup signifikan. Bukan hanya alokasi kontrak pemain, transportasi juga menyedot anggaran yang tidak sedikit.
Kebutuhan dana klub musim depan diperkirakan mengalami penambahan minimal 40%. Sebuah ironi karena wacana rasionalisasi anggaran bagi klub dan gaji pemain terus menggumpal. Klub wajib menekan budget-nya, imbas tipisnya garansi APBD.Asisten Manajer Persiwa Wamena Agus Santoso mengungkapkan, penambahan anggaran cukup besar dilakukan klub demi mempertahankan performa. Manajemen sudah menyiapkan dana Rp20 miliar.
’’Kebutuhan dana kami naik 40% dibandingkanmusimlalu.Kontrak pemain lama rata-rata naik 20%.Musim lalu mereka mau saja digaji tidak lebih dari Rp500 juta semusim.Pemain meminta kenaikan gaji karena prestasi musim lalu dinilai sangat memuaskan.Persiwa menjadi runner-up Liga Super,meski prestasi di Piala Indonesia kurang bagus,”ungkap Agus kemarin. Peredaran nilai kontrak pemain pada awal kompetisi musim lalu mencapai Rp171,337 miliar. Persija Jakarta tercatat sebagai klub dengan nilai belanja pemain tertinggi, yaitu Rp16,83 miliar.
Status klub terhemat dipegang PSIS Semarang dengan anggaran Rp2,2 miliar.Agus menambahkan, manajemen sudah menyiapkan dana Rp5 miliar untuk membayar gaji pemain selama setahun.Anggaran tambahan Rp7 miliar juga disiapkan guna membiayai akomodasi klub selama semusim. ”Transportasi menjadi biaya terbesar kami karena posisi Persiwa paling ujung. Musim depan kami harus bermain sampai ke Pekanbaru. Kami juga menyediakan dana operasional selain untuk gaji atau akomodasi sebesar Rp5 miliar.
Dana sisa digunakan untuk bonus atau lain. Kebutuhan dana klub diambil dari APBD,”lanjutnya. Bukan hanya Persiwa, lonjakan kenaikan anggaran juga mengancam klub promosi Liga Super PSPS Pekanbaru. Beban klub berjuluk Askar Bertuahitu mengalami lonjakan 70%. ”Musim lalu kami hanya menghabiskan dana Rp11 miliar, tapi tidak di Liga Super. Kenaikannya memang besar karena kontrak pemain naik 50%. Biaya transportasi juga ditambah 60%.
Lawan terjauh kami sebelumnya hanya di Kalimantan,tapi sekarang harus ke Makassar dan Papua,”ujar Pelatih PSPS Abdurahman Gurning. Persisam Samarinda juga tidak bisa menghindari lonjakan anggaran. Asisten Manajer Persisam Arna Effendi menyatakan, klub harus menyediakan dana sampai Rp40 miliar karena memutuskan mengontrak pemain berstatus bintang.
”Kenaikan anggaran kami mungkin paling besar.Jumlah dana yang harus disiapkan memang sangat besar. Kami harus mengumpulkan pemain bintang demi meraih gelar juara,”tandasnya. (wahyu argia)
Kebutuhan dana klub musim depan diperkirakan mengalami penambahan minimal 40%. Sebuah ironi karena wacana rasionalisasi anggaran bagi klub dan gaji pemain terus menggumpal. Klub wajib menekan budget-nya, imbas tipisnya garansi APBD.Asisten Manajer Persiwa Wamena Agus Santoso mengungkapkan, penambahan anggaran cukup besar dilakukan klub demi mempertahankan performa. Manajemen sudah menyiapkan dana Rp20 miliar.
’’Kebutuhan dana kami naik 40% dibandingkanmusimlalu.Kontrak pemain lama rata-rata naik 20%.Musim lalu mereka mau saja digaji tidak lebih dari Rp500 juta semusim.Pemain meminta kenaikan gaji karena prestasi musim lalu dinilai sangat memuaskan.Persiwa menjadi runner-up Liga Super,meski prestasi di Piala Indonesia kurang bagus,”ungkap Agus kemarin. Peredaran nilai kontrak pemain pada awal kompetisi musim lalu mencapai Rp171,337 miliar. Persija Jakarta tercatat sebagai klub dengan nilai belanja pemain tertinggi, yaitu Rp16,83 miliar.
Status klub terhemat dipegang PSIS Semarang dengan anggaran Rp2,2 miliar.Agus menambahkan, manajemen sudah menyiapkan dana Rp5 miliar untuk membayar gaji pemain selama setahun.Anggaran tambahan Rp7 miliar juga disiapkan guna membiayai akomodasi klub selama semusim. ”Transportasi menjadi biaya terbesar kami karena posisi Persiwa paling ujung. Musim depan kami harus bermain sampai ke Pekanbaru. Kami juga menyediakan dana operasional selain untuk gaji atau akomodasi sebesar Rp5 miliar.
Dana sisa digunakan untuk bonus atau lain. Kebutuhan dana klub diambil dari APBD,”lanjutnya. Bukan hanya Persiwa, lonjakan kenaikan anggaran juga mengancam klub promosi Liga Super PSPS Pekanbaru. Beban klub berjuluk Askar Bertuahitu mengalami lonjakan 70%. ”Musim lalu kami hanya menghabiskan dana Rp11 miliar, tapi tidak di Liga Super. Kenaikannya memang besar karena kontrak pemain naik 50%. Biaya transportasi juga ditambah 60%.
Lawan terjauh kami sebelumnya hanya di Kalimantan,tapi sekarang harus ke Makassar dan Papua,”ujar Pelatih PSPS Abdurahman Gurning. Persisam Samarinda juga tidak bisa menghindari lonjakan anggaran. Asisten Manajer Persisam Arna Effendi menyatakan, klub harus menyediakan dana sampai Rp40 miliar karena memutuskan mengontrak pemain berstatus bintang.
”Kenaikan anggaran kami mungkin paling besar.Jumlah dana yang harus disiapkan memang sangat besar. Kami harus mengumpulkan pemain bintang demi meraih gelar juara,”tandasnya. (wahyu argia)