Edy Sujatmiko Tak Masuk Bursa
http://www.persijap.or.id/2009/07/edy-sujatmiko-tak-masuk-bursa.html
JEPARA - Kandidat manajer Persijap tampaknya kian mengerucut. Edy Sujatmiko yang sejak awal telah menyampaikan keberatan untuk ditunjuk kembali sebagai manajer, dipastikan tidak akan bersaing dalam bursa manajer Persijap musim depan. Kemarin, mantan camat kota Jepara itu resmi menyatakan keberatan untuk kembali menduduki kursi manajer lagi.
"Dalam rapat pertemuan di ruang wakil bupati Jepara, Pak Edy memang menyampaikan keberatannya untuk menjadi manajer lagi. Karena itu, untuk manajer Persijap selanjutnya dipastikan di luar beliau," ungkap Wakil Sekretaris Persijap Nur Jamil, usai menghadiri rapat tersebut, kemarin.
Dengan tidak bersedianya Edy, maka persaingan sebetulnya sudah bisa diraba-raba. Tiga kandidat dari kalangan birokrat makin terbuka. Ketiga calon yang sering disebut dan santer muncul ke permukaan adalah Sekda Jepara Sholih, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Manusia Sugiarto, dan Kabag Keuangan Setda Jepara Yoso Suwarno.
Ketum Persijap Ahmad Marzuki kepada Radar Kudus menegaskan kembali bahwa manajer akan ditentukan lewat mekanisme demokratis di antara pengurus, dengan melibatkan perwakilan suporter Persijap.
Meski demikian, secara pribadi Marzuki mempunyai pandangan bahwa manajer yang akan diusung mendatang harus sosok yang mempunyai kapabilitas dan akseptabilitas atau mempunyai akses ke semua pihak.
Saat disinggung mengenai siapa kandidat manajer selain ketiga nama itu, Marzuki enggan membeberkannya. Menurutnya, pertemuan kemarin belum mengarah ke siapa-siapa yang layak menjadi manajer. "Semuanya akan ditentukan dalam rapat," ungkapnya.
Hanya saja, jika mengacu pada kriteria yang disampaikan secara pribadi, Marzuki menilai Sholih mempunyai kelebihan di antara kedua kandidat lainnya, di mana power di tingkat pemkab relatif lebih kuat.
Apalagi, berdasarkan pengalaman yang disampaikan Edy Sujatmiko, manajer dari kalangan birokrasi dituntut memiliki akses dan kekuatan yang kuat. Dengan berkaca pada uraian itu, maka sosok mantan kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) itu dinilai cocok.
Selain nama ketiganya, ada juga nama dari kalangan swasta yang juga muncul. Di antaranya pengusaha sekaligus Ketua Jetman, Aris Isnandar. Namun yang bersangkutan sudah menyatakan penolakannya.
Lalu bagaimana posisi Edy setelah tidak menjabat lagi sebagai manajer? Jamil mengaku dalam pertemuan kemarin yang bersangkutan tetap siap membantu manajemen. "Dia siap duduk di manajemen, tapi bukan sebagai manajer," imbuh Jamil.
Rencananya, rapat pembahasan manajemen baru itu sendiri akan dilaksanakan Kamis (30/7) malam. "Pertemuan itu akan kita gelar di ruang Setda I," ungkap Marzuki. (zis/aji)