Profesionalisme Klub Menurun
http://www.persijap.or.id/2009/08/profesionalisme-klub-menurun.html
JAKARTA – Hasil verifikasi klub Liga Super 2009/2010 dinilai lebih buruk dari rapor sebelumnya. Klub dianggap tidak melakukan revisi terhadap kekurangan lima aspek.
Verifikasi 18 klub Liga Super musim depan sudah selesai Jumat (28/8). Rencananya, Liga akan mengumumkan hasil verifikasi paling lambat, Selasa (1/9). Namun, mayoritas klub memiliki beban administrasi. Enam klub seperti Persijap Jepara, Persik Kediri, Arema Malang, Persiba Balikpapan,Bontang FC,serta Persela Lamongan diberi deadline, Senin (31/8), agar melengkapi dokumen yang tercecer, sedangkan lainnya, Sabtu (29/8). Hanya Pelita Jaya,Persitara Jakarta Utara,dan Persipura Jayapura yang terus terbelit aspek infrastruktur.
Sekretaris PT Liga Indonesia Tigorshalom Boboy menyatakan,klub terancam mengalami penurunan nilai. Alasannya banyak catatan kekurangan lima aspek dari musim pertama Liga Super yang terabaikan. ”Finalisasi hasil verifikasi hampir selesai. Tampaknya akan ada penurunan nilai klub dari musim sebelumnya. Bukan hanya dokumen yang belum lengkap, tapi evaluasi lima aspek verifikasi tahun lalu tidak dikerjakan. Kami belum bisa sebutkan klub yang bisa lolos murni atau sebaliknya,” ungkapnya kemarin.
Nilai verifikasi tertinggi musim lalu dipegang Arema Malang dengan skor 5,9. Singo Edan–julukan Arema–mendapat predikat lolos murni atau tanpa catatan bersama Pelita Jaya, Persela, Persija Jakarta, serta PSM Makassar. Namun, Persmin Minahasa dan Persiter Ternate harus terdegradasi lantaran dianggap tidak layak. PSIS Semarang dan Bontang FC ditunjuk sebagai suksesor mereka. ”Klub kemarin banyak terkejut karena belum siap. Mereka lupa kalau setiap tahun lisensi klub profesional akan dievaluasi. Klub juga lebih fokus pada teknis pemain dan pembiayaan,”ujarnya.
Rata-rata klub berlomba membangun kekuatannya. Persija terus membenahi internal klub, mulai komposisi manajemen, ofisial, dan pelatih sampai pemain. Macan Kemayoran juga sibuk mencari sumber dana non-APBD sekitar Rp12 miliar, meski sudah mendapat garansi uang rakyat Rp21 miliar. Tigor menambahkan, Persebaya Surabaya, Bontang FC, dan Persiwa Wamena belum melengkapi kekurangan dokumen. ”Mayoritas dokumen dari klub sudah masuk meski akan dicek lagi validitasnya. Sekarang tinggal lihat besok (hari ini).Kalau belum lengkap juga,kami akan menilai apa adanya,”lanjutnya.
Potensi terjadinya penyusutan jumlah klub yang lolos murni tampaknya terbuka lebar. Namun, masih mungkinkah hasil verifikasi memberi status tidak layak yang akhirnya membuka peluang penggantian klub? ”Semua akan diketahui setelah rapat pleno,” pungkasnya. (wahyu argia, SINDO)
Verifikasi 18 klub Liga Super musim depan sudah selesai Jumat (28/8). Rencananya, Liga akan mengumumkan hasil verifikasi paling lambat, Selasa (1/9). Namun, mayoritas klub memiliki beban administrasi. Enam klub seperti Persijap Jepara, Persik Kediri, Arema Malang, Persiba Balikpapan,Bontang FC,serta Persela Lamongan diberi deadline, Senin (31/8), agar melengkapi dokumen yang tercecer, sedangkan lainnya, Sabtu (29/8). Hanya Pelita Jaya,Persitara Jakarta Utara,dan Persipura Jayapura yang terus terbelit aspek infrastruktur.
Sekretaris PT Liga Indonesia Tigorshalom Boboy menyatakan,klub terancam mengalami penurunan nilai. Alasannya banyak catatan kekurangan lima aspek dari musim pertama Liga Super yang terabaikan. ”Finalisasi hasil verifikasi hampir selesai. Tampaknya akan ada penurunan nilai klub dari musim sebelumnya. Bukan hanya dokumen yang belum lengkap, tapi evaluasi lima aspek verifikasi tahun lalu tidak dikerjakan. Kami belum bisa sebutkan klub yang bisa lolos murni atau sebaliknya,” ungkapnya kemarin.
Nilai verifikasi tertinggi musim lalu dipegang Arema Malang dengan skor 5,9. Singo Edan–julukan Arema–mendapat predikat lolos murni atau tanpa catatan bersama Pelita Jaya, Persela, Persija Jakarta, serta PSM Makassar. Namun, Persmin Minahasa dan Persiter Ternate harus terdegradasi lantaran dianggap tidak layak. PSIS Semarang dan Bontang FC ditunjuk sebagai suksesor mereka. ”Klub kemarin banyak terkejut karena belum siap. Mereka lupa kalau setiap tahun lisensi klub profesional akan dievaluasi. Klub juga lebih fokus pada teknis pemain dan pembiayaan,”ujarnya.
Rata-rata klub berlomba membangun kekuatannya. Persija terus membenahi internal klub, mulai komposisi manajemen, ofisial, dan pelatih sampai pemain. Macan Kemayoran juga sibuk mencari sumber dana non-APBD sekitar Rp12 miliar, meski sudah mendapat garansi uang rakyat Rp21 miliar. Tigor menambahkan, Persebaya Surabaya, Bontang FC, dan Persiwa Wamena belum melengkapi kekurangan dokumen. ”Mayoritas dokumen dari klub sudah masuk meski akan dicek lagi validitasnya. Sekarang tinggal lihat besok (hari ini).Kalau belum lengkap juga,kami akan menilai apa adanya,”lanjutnya.
Potensi terjadinya penyusutan jumlah klub yang lolos murni tampaknya terbuka lebar. Namun, masih mungkinkah hasil verifikasi memberi status tidak layak yang akhirnya membuka peluang penggantian klub? ”Semua akan diketahui setelah rapat pleno,” pungkasnya. (wahyu argia, SINDO)