Evaldo Keluhkan Kurangnya Dukungan
http://www.persijap.or.id/2009/10/evaldo-keluhkan-kurangnya-dukungan.html
JEPARA - Kapten Persijap Evaldo Silva mengakui timnya masih gagap pada awal kompetisi.
Namun, dua kemenangan beruntun bisa menambah kepercayaan diri. Dia pun yakin tim akan makin berkembang dan mendapat tempat istimewa di benak fans.
’’Tugas kami fokus pada pertandingan. Kami bisa menang dan yakin penampilan akan terus membaik,’’ katanya, kemarin.
Namun, dia juga melihat sesuatu yang kurang di stadion. Apa yang dimaksudkannya adalah rendahnya dukungan fans pada laga kandang kedua Djarum Indonesia Super League (ISL) melawan Persitara, Sabtu lalu.
Tribun tertutup bertarif Rp 50.000/lembar yang biasanya padat fans, terlihat longgar dalam laga yang disiarkan televisi itu. Bahkan di dua sisi tribun utara dan selatan hanya berisi puluhan orang. Pendapatan penjualan tiket pun rontok, hanya Rp 39 juta. Hasil itu bahkan menjadi yang terendah dari 17 laga kandang di arena ISL sejak awal 2008.
Dibandingkan dengan laga sebelumnya, pendapatan yang diterima sangat sedikit. Saat ’’Laskar Kalinyamat’’ mengalahkan Pelita Jaya 1-0 didapat Rp 224 juta. Laga itu tak disiarkan langsung televisi.
Evaldo menyadari rendahnya dukungan sebagai hal yang kurang positif, meski dia bisa memahami. ’’Pertandingan akan lebih meriah jika banyak dukungan mengalir,’’ katanya.
Tertekan
Belum atraktifnya permainan pada debut musim ini saat mengatasi Pelita Jaya, disebut-sebut sebagai salah satu penyebabnya. Nilai jual tim masih harus dibenahi. Fans sejak awal menghendaki tim tampil keras dan taktis, dengan gaya bermain menyerang secara cepat. Karakter demikian belum tampak dalam dua laga itu.
Tetapi, Evaldo menyatakan timnya tampil lebih berani di laga kedua. ’’Kami terus tertekan di babak pertama dalam dua pertandingan itu. Tapi, kami bisa bersabar untuk kemudian mendominasi permainan. Kami tertekan tetapi tidak kehilangan konsentrasi,’’ ujarnya.
Ketua Umum Barisan Suporter Persijap Sejati Ali Anggoro mengaku terkejut dengan rendahnya kehadiran penonton di tribun. ’’Saya sempat berpikir, mungkin ini karena nilai jual tim belum seperti musim lalu. Tapi, saya optimistis keadaan berubah jika Persijap terus membaik,’’ katanya.
Abdul Kholik dari Jepara Tifosi Mania mengaku sempat berpikir dan mempertanyakan fanatisme fans Persijap yang memiliki sejarah luar biasa. ’’Jika seperti ini, masihkah ada sebutan fans Persijap yang fanatik?’’
Karena pendapatan tiket berhubungan dengan ’’nyawa’’ klub, Ketua Panpel Soetedjo akan mengusulkan pengurangan jumlah siaran langsung dalam laga kandang. ’’Pada putaran pertama ini, dari sembilan laga kandang, enam di antaranya disiarkan langsung. Kami mohon pengurangan karena pembiayaan klub bisa terancam,’’ ucapnya.(H15-22-SM)
Namun, dua kemenangan beruntun bisa menambah kepercayaan diri. Dia pun yakin tim akan makin berkembang dan mendapat tempat istimewa di benak fans.
’’Tugas kami fokus pada pertandingan. Kami bisa menang dan yakin penampilan akan terus membaik,’’ katanya, kemarin.
Namun, dia juga melihat sesuatu yang kurang di stadion. Apa yang dimaksudkannya adalah rendahnya dukungan fans pada laga kandang kedua Djarum Indonesia Super League (ISL) melawan Persitara, Sabtu lalu.
Tribun tertutup bertarif Rp 50.000/lembar yang biasanya padat fans, terlihat longgar dalam laga yang disiarkan televisi itu. Bahkan di dua sisi tribun utara dan selatan hanya berisi puluhan orang. Pendapatan penjualan tiket pun rontok, hanya Rp 39 juta. Hasil itu bahkan menjadi yang terendah dari 17 laga kandang di arena ISL sejak awal 2008.
Dibandingkan dengan laga sebelumnya, pendapatan yang diterima sangat sedikit. Saat ’’Laskar Kalinyamat’’ mengalahkan Pelita Jaya 1-0 didapat Rp 224 juta. Laga itu tak disiarkan langsung televisi.
Evaldo menyadari rendahnya dukungan sebagai hal yang kurang positif, meski dia bisa memahami. ’’Pertandingan akan lebih meriah jika banyak dukungan mengalir,’’ katanya.
Tertekan
Belum atraktifnya permainan pada debut musim ini saat mengatasi Pelita Jaya, disebut-sebut sebagai salah satu penyebabnya. Nilai jual tim masih harus dibenahi. Fans sejak awal menghendaki tim tampil keras dan taktis, dengan gaya bermain menyerang secara cepat. Karakter demikian belum tampak dalam dua laga itu.
Tetapi, Evaldo menyatakan timnya tampil lebih berani di laga kedua. ’’Kami terus tertekan di babak pertama dalam dua pertandingan itu. Tapi, kami bisa bersabar untuk kemudian mendominasi permainan. Kami tertekan tetapi tidak kehilangan konsentrasi,’’ ujarnya.
Ketua Umum Barisan Suporter Persijap Sejati Ali Anggoro mengaku terkejut dengan rendahnya kehadiran penonton di tribun. ’’Saya sempat berpikir, mungkin ini karena nilai jual tim belum seperti musim lalu. Tapi, saya optimistis keadaan berubah jika Persijap terus membaik,’’ katanya.
Abdul Kholik dari Jepara Tifosi Mania mengaku sempat berpikir dan mempertanyakan fanatisme fans Persijap yang memiliki sejarah luar biasa. ’’Jika seperti ini, masihkah ada sebutan fans Persijap yang fanatik?’’
Karena pendapatan tiket berhubungan dengan ’’nyawa’’ klub, Ketua Panpel Soetedjo akan mengusulkan pengurangan jumlah siaran langsung dalam laga kandang. ’’Pada putaran pertama ini, dari sembilan laga kandang, enam di antaranya disiarkan langsung. Kami mohon pengurangan karena pembiayaan klub bisa terancam,’’ ucapnya.(H15-22-SM)