Persijap Tak Ingin Tercoreng
http://www.persijap.or.id/2009/10/persijap-tak-ingin-tercoreng.html
JEPARA - Arsitek Persijap Jepara, Junaedi memuji kekuatan tamunya Pelita Jaya. Meski kalah 1-2 dari Persela Lamongan pada laga perdana, tim besutan Fandi Ahmad itu dinilai sangat kuat.
Itu sebabnya, Junaedi akan mengintruksian kepada anak asuhnya agar bermain waspada sepanjang pertandingan. “Musim ini, kami banyak kehilangan pemain pilar. Seperti Phaitoon Thiabma, Amarildo De Souza dan Enjang Rohiman.
Persiapan kami juga sangat singkat karena persoalan dana yang dihadapi manajemen. Dengan waktu yang singkat tersebut target yang diinginkan pelatih tidak tercapai,” sungut Junaedi, Selasa 13 Oktober 2009.
Dalam uji coba terakhir menjamu Pro Duta, sebut mantan pemain PSSI Garuda ini, masih banyak kesalahan yang dilakukan para pemainnya. Waktu untuk memperbaikinya hanya tersisa sepekan.
“Jadi, untuk bisa meraih poin penuh, sepenuhnya saya serahkan kepada para pemain. Mungkin dukungan penonton akan mengubah cara bermain mereka,” katanya.
Junaedi berharap laga perdana di Stadion Gelora Bumi Kartini, Rabu 14 oktober 2009, tidak tercoreng walau lawan yang dihadapi cukup tangguh. Menurutnya, hasil laga perdana akan sangat besar pengaruhnya menapaki pertandingan
berikutnya.
“Jika kalah, kepercayaan diri anak-anak akan turun di laga berikutnya. Kerugian lainnya, kepercayaan penonton kepada tim jagoannya otomatis akan luntur. Perhatian pemerintah setempat pun akan ikut melorot. Padahal, kami butuh semua itu karena finansial tim masih belum bagus,” ujarnya.
Musim ini, Persijap hanya ditopang tiga pemain asing, yakni Fabiano, Yunior dan Pablo Frances. Jumlah itu berkurang satu orang dari musim lalu.
Padahal, ketajaman lini depan Laskar Kalinyamat akan sangat bergantung kepada Frances dan Noorhadi. Keduanya akan menghadapi tembok Pelita yang dijaga Eduardo dan Johan Ibo.
Kelemahan Pelita
Kubu Pelita juga tak berani sesumbar walau besar kemungkinan bisa menurunkan empat legiun asing. Kehilangan Rudy Widodo dan pengatur serangan Firman Utina, dinilai Fandi tetap sebagai sebuah masalah.
Pelatih asal Singapura ini mengaku sudah menemukan titik lemah setelah kalah dalam laga perdana. Perbaikan itu akan mereka perlihatkan saat bentrok dengan Laskar Kalinyamat.
“Musim lalu, kami kalah lewat tendangan bebas Amarildo. Sekarang, kejadian itu tak boleh terulang kembali. Pemain harus ekstra waspada agar tidak terjadi kesalahan kecil sekalipun. Kami akan bermain normal dengan pola 4-3-3.
Siapa yang memainkannya masih melihat kondisi pemain sampai dua jam sebelum pertandingan," katanya. (vivanews)
Itu sebabnya, Junaedi akan mengintruksian kepada anak asuhnya agar bermain waspada sepanjang pertandingan. “Musim ini, kami banyak kehilangan pemain pilar. Seperti Phaitoon Thiabma, Amarildo De Souza dan Enjang Rohiman.
Persiapan kami juga sangat singkat karena persoalan dana yang dihadapi manajemen. Dengan waktu yang singkat tersebut target yang diinginkan pelatih tidak tercapai,” sungut Junaedi, Selasa 13 Oktober 2009.
Dalam uji coba terakhir menjamu Pro Duta, sebut mantan pemain PSSI Garuda ini, masih banyak kesalahan yang dilakukan para pemainnya. Waktu untuk memperbaikinya hanya tersisa sepekan.
“Jadi, untuk bisa meraih poin penuh, sepenuhnya saya serahkan kepada para pemain. Mungkin dukungan penonton akan mengubah cara bermain mereka,” katanya.
Junaedi berharap laga perdana di Stadion Gelora Bumi Kartini, Rabu 14 oktober 2009, tidak tercoreng walau lawan yang dihadapi cukup tangguh. Menurutnya, hasil laga perdana akan sangat besar pengaruhnya menapaki pertandingan
berikutnya.
“Jika kalah, kepercayaan diri anak-anak akan turun di laga berikutnya. Kerugian lainnya, kepercayaan penonton kepada tim jagoannya otomatis akan luntur. Perhatian pemerintah setempat pun akan ikut melorot. Padahal, kami butuh semua itu karena finansial tim masih belum bagus,” ujarnya.
Musim ini, Persijap hanya ditopang tiga pemain asing, yakni Fabiano, Yunior dan Pablo Frances. Jumlah itu berkurang satu orang dari musim lalu.
Padahal, ketajaman lini depan Laskar Kalinyamat akan sangat bergantung kepada Frances dan Noorhadi. Keduanya akan menghadapi tembok Pelita yang dijaga Eduardo dan Johan Ibo.
Kelemahan Pelita
Kubu Pelita juga tak berani sesumbar walau besar kemungkinan bisa menurunkan empat legiun asing. Kehilangan Rudy Widodo dan pengatur serangan Firman Utina, dinilai Fandi tetap sebagai sebuah masalah.
Pelatih asal Singapura ini mengaku sudah menemukan titik lemah setelah kalah dalam laga perdana. Perbaikan itu akan mereka perlihatkan saat bentrok dengan Laskar Kalinyamat.
“Musim lalu, kami kalah lewat tendangan bebas Amarildo. Sekarang, kejadian itu tak boleh terulang kembali. Pemain harus ekstra waspada agar tidak terjadi kesalahan kecil sekalipun. Kami akan bermain normal dengan pola 4-3-3.
Siapa yang memainkannya masih melihat kondisi pemain sampai dua jam sebelum pertandingan," katanya. (vivanews)