Surat Manajemen Ditanggapi PT LI
http://www.persijap.or.id/2009/10/surat-manajemen-ditanggapi-pt-li.html
Terkait Siaran Langsung
JEPARA - Manajemen sangat berharap pada pertemuan Rabu (4/11) dengan PT LI di Jakarta, permintaan agar siaran langsung dilakukan pengurangan benar-benar ditanggapi. Pasalnya siaran langsung oleh salah satu stasiun televisi itu masih seperti sekarang, manajemen mengalami kesulitan besar di bidang financial.
Surat keberatan mengenai siaran langsung yang ditujukan kepada PT LI beberapa lalu yang dilayangkan manajemen akhirnya ditanggapi PT LI dengan mengirim surat balasan yang datang pada Rabu (8/10). "Kami memang mendapatkan jawaban dari PT LI dimana pada Rabu mendatang kita diundang untuk membicarakan masalah siaran langsung," jelas Wakil Sekretaris Tim Nur Jamil.
Dalam pertemuan itu, PT LI juga akan mengundang pihak TV yang menyiarkan langsung dan pihak terkait lainnya. Manajemen berharap banyak ada pengurangan siaran langsung karena kondisi keuangan Laskar Kalinyamat kini membutuhkan dukungan dana segar.
Jamil menerangkan bahwa karakter penonton di Jepara berbeda dengan penonton di sejumlah tempat lain semisal di Lamongan maupun Surabaya. Disana ada atau tidak ada siaran langsung tidak berpengaruh banyak. "Masyarakat disana tetap berbondong-bondong datang ke stadion untuk memberikan dukungan penuh kepada tim," ujarnya.
Lain lagi dengan penonton di Jepara. Saat siaran langsung sudah bisa dipastikan, jumlah yang hadir pasti banyak berkurang. Hal itu bisa dibuktikan saat Persijap berlaga di home masing-masing menghadapi Persitara dan Bontang FC. "Rata-rata pemasukan hanya Rp 39-40 juta saat ada siaran langsung TV. Padahal saat tidak siaran pemasukan dari tiket bisa mencapai Rp 200 juta," jelasnya.
Tiket pada musim ini memang menjadi andalan manajemen untuk mengatrol dana yang minim dari APBD. Manajemen sendiri sebetulnya tidak mau menyurati PT LI hanya karena siaran langsung. "Tapi kondisinya memang memaksa dimana tiket menjadi sumber pemasukan dana," imbuhnya.
Siaran langsung pada putaran pertama Persijap sangat banyak. Dari 9 kali pertandingan, enam diantaranya disiarkan langsung. Kondisi ini jelas merugikan tim secara tidak langsung karena penonton lebih enjoy menikmati siaran langsung. "Saya tidak hapal persis enam pertandingan siaran langsung. Padahal dukungan penonton juga menjadi kekuatan Persijap," jelasnya.
Dua pertandingan yang sudah disiarkan TV sehingga mengurangi jumlah pendapatan panpel secara signifikan yaitu Persijap v Persitara dan Persijap v Bontang FC. Satu lagi siaran langsung yang sudah pasti adalah Persijap v Persisam 1 November mendatang.
"Siaran langsung membuat pendapatan panpel hingga 60 persen dibandingkan dengan saat tanpa live di televisi," imbuh Jamil.
Sementara persiapan Persijap menghadapi Persisam terus dimatangkan. Sejumlah kelemahan misalnya komunikasi dan kerjasama terus dibenahi.
Meski demikian Laskar Kalinyamat mesti berhati-hati. Sejumlah pemain pilar sudah mendapatkan satu kartu kuning. Masing-masing Pablo Franches, Evaldo Silva, Danang Wihatmoko, Nurul Huda, Ferly La'ala, AM Bahtiar.
"Seluruh pemain bisa main semua. Hanya memang mengkhawatirkan karena ada sejumlah pemain yang sudah mendapatkan kartu kuning. Kita berharap pemain bisa bermain optimal pada pertandingan melawan Persisam," jelas asisten pelatih Anjar Jambore Widodo. (zis/JP)
JEPARA - Manajemen sangat berharap pada pertemuan Rabu (4/11) dengan PT LI di Jakarta, permintaan agar siaran langsung dilakukan pengurangan benar-benar ditanggapi. Pasalnya siaran langsung oleh salah satu stasiun televisi itu masih seperti sekarang, manajemen mengalami kesulitan besar di bidang financial.
Surat keberatan mengenai siaran langsung yang ditujukan kepada PT LI beberapa lalu yang dilayangkan manajemen akhirnya ditanggapi PT LI dengan mengirim surat balasan yang datang pada Rabu (8/10). "Kami memang mendapatkan jawaban dari PT LI dimana pada Rabu mendatang kita diundang untuk membicarakan masalah siaran langsung," jelas Wakil Sekretaris Tim Nur Jamil.
Dalam pertemuan itu, PT LI juga akan mengundang pihak TV yang menyiarkan langsung dan pihak terkait lainnya. Manajemen berharap banyak ada pengurangan siaran langsung karena kondisi keuangan Laskar Kalinyamat kini membutuhkan dukungan dana segar.
Jamil menerangkan bahwa karakter penonton di Jepara berbeda dengan penonton di sejumlah tempat lain semisal di Lamongan maupun Surabaya. Disana ada atau tidak ada siaran langsung tidak berpengaruh banyak. "Masyarakat disana tetap berbondong-bondong datang ke stadion untuk memberikan dukungan penuh kepada tim," ujarnya.
Lain lagi dengan penonton di Jepara. Saat siaran langsung sudah bisa dipastikan, jumlah yang hadir pasti banyak berkurang. Hal itu bisa dibuktikan saat Persijap berlaga di home masing-masing menghadapi Persitara dan Bontang FC. "Rata-rata pemasukan hanya Rp 39-40 juta saat ada siaran langsung TV. Padahal saat tidak siaran pemasukan dari tiket bisa mencapai Rp 200 juta," jelasnya.
Tiket pada musim ini memang menjadi andalan manajemen untuk mengatrol dana yang minim dari APBD. Manajemen sendiri sebetulnya tidak mau menyurati PT LI hanya karena siaran langsung. "Tapi kondisinya memang memaksa dimana tiket menjadi sumber pemasukan dana," imbuhnya.
Siaran langsung pada putaran pertama Persijap sangat banyak. Dari 9 kali pertandingan, enam diantaranya disiarkan langsung. Kondisi ini jelas merugikan tim secara tidak langsung karena penonton lebih enjoy menikmati siaran langsung. "Saya tidak hapal persis enam pertandingan siaran langsung. Padahal dukungan penonton juga menjadi kekuatan Persijap," jelasnya.
Dua pertandingan yang sudah disiarkan TV sehingga mengurangi jumlah pendapatan panpel secara signifikan yaitu Persijap v Persitara dan Persijap v Bontang FC. Satu lagi siaran langsung yang sudah pasti adalah Persijap v Persisam 1 November mendatang.
"Siaran langsung membuat pendapatan panpel hingga 60 persen dibandingkan dengan saat tanpa live di televisi," imbuh Jamil.
Sementara persiapan Persijap menghadapi Persisam terus dimatangkan. Sejumlah kelemahan misalnya komunikasi dan kerjasama terus dibenahi.
Meski demikian Laskar Kalinyamat mesti berhati-hati. Sejumlah pemain pilar sudah mendapatkan satu kartu kuning. Masing-masing Pablo Franches, Evaldo Silva, Danang Wihatmoko, Nurul Huda, Ferly La'ala, AM Bahtiar.
"Seluruh pemain bisa main semua. Hanya memang mengkhawatirkan karena ada sejumlah pemain yang sudah mendapatkan kartu kuning. Kita berharap pemain bisa bermain optimal pada pertandingan melawan Persisam," jelas asisten pelatih Anjar Jambore Widodo. (zis/JP)