Tak Bisa Kontrol Emosi, Evaldo dkk Tumbang
http://www.persijap.or.id/2010/03/tak-bisa-kontrol-emosi-evaldo-dkk.html
MALANG - Tim Persijap (Jepara) gagal mendapatkan tambahan angka, dalam away-nya ke Malang, Jawa Timur, dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL). Dijamu Arema Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, Evaldo dkk tumbang dengan skor 1-3 (0-2), Rabu (24/3). Hasil ini membuat Persijap pada musim ini selalu kalah dari Arema. Sebelumnya pada putaran pertama di Jepara, mereka juga takluk 0-1.Penyakit lama para pemain Persijap, yang tidak memiliki konsentrasi penuh di awal pertandingan kembali terjadi di lapangan hijau. Buktinya, pemain Arema Esteban Guillen mampu mencetak gol cepat pada menit pertama melalui tendangan bebas. Pada menit ke-36, gantian Roman Chamelo menambah gol timnya. Pada menit pertama babak kedua atau menit ke-46, lagi-lagi Roman berhasil membobol gawang Persijap. Satu-satunya gol hiburan untuk Persijap dilesakan oleh Iswanto pada menit ke-64.
Secara keseluruhan, para pemain Persijap sebenarnya mampu mengimbangi permainan Arema Indonesia. Cepatnya gol-gol yang terjadi membuat mental para pemain Persijap mengalami masalah. Meski mendapatkan beberapa peluang, Persijap gagal mengejar ketinggalan gol yang terjadi.
Beberapa pemain Persijap dalam pertandingan tersebut terlihat tidak tampil bagus dalam mengelola emosi mereka di lapangan. Situasi ini justru membuat permainan mereka menjadi tidak maksimal. Phaytoon Thiabma yang biasanya bermain elegan, tampak terpancing emosinya. Demikian juga dengan Kasiadi dan Ferly La’ala di sektor belakang.
Kesalahan
Situasi ini dengan baik dimanfaatkan oleh para pemain tim tuan rumah. Mereka mampu dengan tenang memanfaatkan kesalahan-kesalahan para pemain Persijap Jepara. Emosi yang tidak terkontrol dengan baik, membuat para pemain Persijap kehilangan konsentrasi bermain. Gol Roman Chamelo pada menit pertama babak kedua, adalah buktinya. Tendangan keras Chamelo sama sekali gagal diantisipasi oleh pemain belakang dan kiper Persijap, Danang Wihatmoko.
Usaha pelatih Djunaidi untuk mengubah keadaan dengan mengganti beberapa pemain, tidak cukup membuat mereka bisa mengejar ketinggalan. Meski mampu mencetak gol balasan, para pemain Persijap kehabisan waktu untuk bisa menambah gol lagi.
Wasit Fiator Ambarita (Bandung), menarik lima kartu kuning untuk para pemain Persijap. Mereka adalah Kasiadi, Danang Wihatmoko, Nurul Huda, Isdiantono dan Phaytoon Tiabma. Ini menjadi bukti lain, mengenai gagalnya para pemain Persijap mengelola emosi mereka saat bermain melawan Arema.
Djunaidi usai pertandingan menunjukkan kekecewaannya. Pelatih asal Balikpapan ini menilai, para pemainnya kehilangan kesabaran saat bermain melawan Arema. Mereka kehilangan konsentrasi karena tidak mampu mengendalikan emosi mereka. Ini menjadi catatan besar bagi dirinya, sebelum menghadapi Persema Malang, Minggu (28/3).
’’Anak-anak seharusnya bisa mendapatkan hasil bagus jika bisa bermain lebih sabar, disiplin dan konsisten. Namun malam ini mereka kehilangan kesempatan, karena tidak mendapatkan konsentrasi sejak menit awal. Selain itu mereka juga tidak bisa mengontrol emosinya,’’ ujar Djunaidi, usai pertandingan. dis-de
Secara keseluruhan, para pemain Persijap sebenarnya mampu mengimbangi permainan Arema Indonesia. Cepatnya gol-gol yang terjadi membuat mental para pemain Persijap mengalami masalah. Meski mendapatkan beberapa peluang, Persijap gagal mengejar ketinggalan gol yang terjadi.
Beberapa pemain Persijap dalam pertandingan tersebut terlihat tidak tampil bagus dalam mengelola emosi mereka di lapangan. Situasi ini justru membuat permainan mereka menjadi tidak maksimal. Phaytoon Thiabma yang biasanya bermain elegan, tampak terpancing emosinya. Demikian juga dengan Kasiadi dan Ferly La’ala di sektor belakang.
Kesalahan
Situasi ini dengan baik dimanfaatkan oleh para pemain tim tuan rumah. Mereka mampu dengan tenang memanfaatkan kesalahan-kesalahan para pemain Persijap Jepara. Emosi yang tidak terkontrol dengan baik, membuat para pemain Persijap kehilangan konsentrasi bermain. Gol Roman Chamelo pada menit pertama babak kedua, adalah buktinya. Tendangan keras Chamelo sama sekali gagal diantisipasi oleh pemain belakang dan kiper Persijap, Danang Wihatmoko.
Usaha pelatih Djunaidi untuk mengubah keadaan dengan mengganti beberapa pemain, tidak cukup membuat mereka bisa mengejar ketinggalan. Meski mampu mencetak gol balasan, para pemain Persijap kehabisan waktu untuk bisa menambah gol lagi.
Wasit Fiator Ambarita (Bandung), menarik lima kartu kuning untuk para pemain Persijap. Mereka adalah Kasiadi, Danang Wihatmoko, Nurul Huda, Isdiantono dan Phaytoon Tiabma. Ini menjadi bukti lain, mengenai gagalnya para pemain Persijap mengelola emosi mereka saat bermain melawan Arema.
Djunaidi usai pertandingan menunjukkan kekecewaannya. Pelatih asal Balikpapan ini menilai, para pemainnya kehilangan kesabaran saat bermain melawan Arema. Mereka kehilangan konsentrasi karena tidak mampu mengendalikan emosi mereka. Ini menjadi catatan besar bagi dirinya, sebelum menghadapi Persema Malang, Minggu (28/3).
’’Anak-anak seharusnya bisa mendapatkan hasil bagus jika bisa bermain lebih sabar, disiplin dan konsisten. Namun malam ini mereka kehilangan kesempatan, karena tidak mendapatkan konsentrasi sejak menit awal. Selain itu mereka juga tidak bisa mengontrol emosinya,’’ ujar Djunaidi, usai pertandingan. dis-de