Persijap Kalah Besar
http://www.persijap.or.id/2010/04/persijap-kalah-besar.html
SAMARINDA - Tim papan bawah kompetisi Djarum Indonesia Super League (ISL) yang terancam degradasi membuat kejutan dengan memetik kemenangan besar atas lawan-lawannya.
Salah satu korbannya adalah Persijap Jepara, yang kemarin bermain di Stadion Segiri, melawan tuan rumah Persisam Samarinda. Persijap kalah besar 0-5. Sedangkan Sriwijaya FC tak berdaya menghadapi tuan rumah Persitara dengan menenalan kekalahan 1-5.
Sebelum bertanding, Persisam menempati peringkat 16 atau hanya satu tingkat di atas garis degradasi langsung. Sedangkan Persitara adalah tim yang ’’konsisten’’ di posisi juru kunci. Tim yang menemani Persitara di zona degradasi sepanjang musim, Pelita Jaya, kemarin juga memetik kemenangan 2-1 atas Persib Bandung.
Berbeda dengan Persijap yang belum aman dari ancaman degradasi, Sriwijaya dan Persib relatif sudah aman. Peluang keduanya untuk menjadi juara sudah tertutup.
Kemenangan serentak tiga tim papan bawah itu, secara khusus memberi tekanan kepada Evaldo dan kawan-kawan. Persitara dan Pelita Jaya me-mang masih sulit keluar dari zona degradasi, namun Persi-sam berpeluang keluar dari zona play-off .
Persijap sendiri masih memiliki lima pertandingan sisa, dua di antaranya di kandang menjamu Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru. Dari lima laga sisa itu, Laskar Kalinyamat membutuhkan minimal dua kemenangan untuk selamat dari degradasi. Kekalahan besar dari Persisam kemarin mempersempit rongga napas Persijap.
Kepercayaan Pudar
Tampil tanpa kiper Danang Wihatmoko, gelandang Sergio Junior dan Johan Juansyah, serta bek Ferly La’ala, gawang Persijap sudah bobol tiga kali pada babak pertama. Begitu wasit Jimy Napitupulu meniup peluit tanda pertandingan dimulai, gawang Laskar Kalinyamat yang dijaga Muhammad Syahbani langsung bobol menit pertama melalui Ahmad Sembiring yang menyundul setelah menerima umpan Ronald Fagundez dari sepak pojok.
Pada menit ke-33, pemain asal Korsel Choi Doong-soo menambah gol Persisam setelah terjadi kemelut di pertahanan Persijap. Semenit kemudian, striker asal Thailand Pipat Thonkanya memperbesar kemenangan melalui tendangan kerasnya, 3-0.
Pada babak kedua Pipat kembali membobol gawang Persijap menit 49, yang kemudian dilengkapi Choi Doong-soo menit 63.
Bagi Persisam, hasil tersebut membuka peluang mereka untuk keluar dari papan bawah, sekaligus meneruskan momentum kebangkitannya dalam dua pekan terakhir yang selalu menang di empat laga secara beruntun dengan memproduksi 18 gol.
Sedangkan buat Persijap, hasil di Samarinda adalah skor kekalahan terbesar setidaknya dalam 10 tahun terakhir. Kekelahan terbesar sebelumnya adalah saat menyerah 0-4 dari tuan rumah Sriwijaya FC pada putaran pertama 2009, atau sama dengan kekalahan 0-4 dari tuan rumah Persipura Jayapura pada 2001 saat di Divisi Utama.
’’Kami tertekan setelah gol cepat lawan. Setelah tertinggal tiga gol, kepercayaan diri pe-main pudar,’’ kata pelatih Persijap Junaidi saat konferensi pers. Laga tersebut disaksikan Muspida Jepara, termasuk Bupati Hendro Martojo yang datang langsung di Stadion Segiri. (H15-40)
Salah satu korbannya adalah Persijap Jepara, yang kemarin bermain di Stadion Segiri, melawan tuan rumah Persisam Samarinda. Persijap kalah besar 0-5. Sedangkan Sriwijaya FC tak berdaya menghadapi tuan rumah Persitara dengan menenalan kekalahan 1-5.
Sebelum bertanding, Persisam menempati peringkat 16 atau hanya satu tingkat di atas garis degradasi langsung. Sedangkan Persitara adalah tim yang ’’konsisten’’ di posisi juru kunci. Tim yang menemani Persitara di zona degradasi sepanjang musim, Pelita Jaya, kemarin juga memetik kemenangan 2-1 atas Persib Bandung.
Berbeda dengan Persijap yang belum aman dari ancaman degradasi, Sriwijaya dan Persib relatif sudah aman. Peluang keduanya untuk menjadi juara sudah tertutup.
Kemenangan serentak tiga tim papan bawah itu, secara khusus memberi tekanan kepada Evaldo dan kawan-kawan. Persitara dan Pelita Jaya me-mang masih sulit keluar dari zona degradasi, namun Persi-sam berpeluang keluar dari zona play-off .
Persijap sendiri masih memiliki lima pertandingan sisa, dua di antaranya di kandang menjamu Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru. Dari lima laga sisa itu, Laskar Kalinyamat membutuhkan minimal dua kemenangan untuk selamat dari degradasi. Kekalahan besar dari Persisam kemarin mempersempit rongga napas Persijap.
Kepercayaan Pudar
Tampil tanpa kiper Danang Wihatmoko, gelandang Sergio Junior dan Johan Juansyah, serta bek Ferly La’ala, gawang Persijap sudah bobol tiga kali pada babak pertama. Begitu wasit Jimy Napitupulu meniup peluit tanda pertandingan dimulai, gawang Laskar Kalinyamat yang dijaga Muhammad Syahbani langsung bobol menit pertama melalui Ahmad Sembiring yang menyundul setelah menerima umpan Ronald Fagundez dari sepak pojok.
Pada menit ke-33, pemain asal Korsel Choi Doong-soo menambah gol Persisam setelah terjadi kemelut di pertahanan Persijap. Semenit kemudian, striker asal Thailand Pipat Thonkanya memperbesar kemenangan melalui tendangan kerasnya, 3-0.
Pada babak kedua Pipat kembali membobol gawang Persijap menit 49, yang kemudian dilengkapi Choi Doong-soo menit 63.
Bagi Persisam, hasil tersebut membuka peluang mereka untuk keluar dari papan bawah, sekaligus meneruskan momentum kebangkitannya dalam dua pekan terakhir yang selalu menang di empat laga secara beruntun dengan memproduksi 18 gol.
Sedangkan buat Persijap, hasil di Samarinda adalah skor kekalahan terbesar setidaknya dalam 10 tahun terakhir. Kekelahan terbesar sebelumnya adalah saat menyerah 0-4 dari tuan rumah Sriwijaya FC pada putaran pertama 2009, atau sama dengan kekalahan 0-4 dari tuan rumah Persipura Jayapura pada 2001 saat di Divisi Utama.
’’Kami tertekan setelah gol cepat lawan. Setelah tertinggal tiga gol, kepercayaan diri pe-main pudar,’’ kata pelatih Persijap Junaidi saat konferensi pers. Laga tersebut disaksikan Muspida Jepara, termasuk Bupati Hendro Martojo yang datang langsung di Stadion Segiri. (H15-40)