Pendanaan Tetap Andalkan Penjualan Tiket
http://www.persijap.or.id/2010/06/pendanaan-tetap-andalkan-penjualan.html
JEPARA – Persoalan dana masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Persijap musim depan. Sebab, jika berkaca pada pengalaman kompetisi kemarin, pos-pos yang bisa menjadi sumber dana Persijap kurang memberikan kontribusi maksimal.
Salah satunya adalah sektor pemasukan dari penjualan tiket. Panpel Persijap beberapa kali harus gigit jari karena jumlah penonton yang masuk ke stadion jauh dari harapan.
Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki mengatakan, perlu pemikiran bersama untuk menyelesaikan persoalan ini. Kedepan, pihaknya berharap dukungan riil dari seluruh pencinta Persijap Jepara.
“Salah satu napas Persijap adalah penjualan tiket. Sehingga, pendukung Persijap jangan hanya suka menonton di televisi, namun harus menyaksikan dan memenuhi semua tribun yang ada di SGBK (Stadion Gelora Bumi Kartini) baik saat disiarkan langsung maupun tidak. Ini akan menjadi wujud eksistensi Persijap Jepara mengarungi ISL Musim 2010/2011 mendatang,” kata Ahmad Marzuki pada acara pembubaran tim Persijap di Jepara, Kamis (3/6) malam lalu.
Pihaknya juga berupaya agar Persijap bisa mendapatkan bantuan dana dari Pemprov Jateng. Dia mencontohkan, salah satu kontestan Indonesia Super League (ISL) PSPS Pekanbaru juga mendapatkan kucuran dana sekitar Rp1 miliar dari Pemprov Riau.
Pada acara pembubaran tersebut, seluruh pemain Persijap minus Pablo Frances dan Phaitoon Thiabma hadir. Pablo yang dikabarkan telah melakukan pendekatan dengan Persib Bandung memilih pulang ke negaranya, yakni Argentina.
Phaitoon Thiabma juga sudah terbang ke Thailand. Pemain berusia 28 tahun itu harus segera bergabung dengan Osostspa Saraburi FC menyongsong kompetisi domestik Thailand yang digulirkan pada 6 Juni mendatang.
Kapten Tim Persijap Evaldo da Silva mengungkapkan kesan-kesannya selama membela Persijap. Dikatakan, walaupun tim kecil, akan tetapi kondisi di kubu Persijap sangat kompak dan kondusif.
“Tidak ada pemain yang menjadi bintang. Sehingga kami bisa bermain dengan menonjolkan kemampuannya masing-masing dan komunikasi antara tim, pelatih, pemain, menajemen, dan suporter selalu terjalin dengan baik. Itulah kelebihan Persijap,” ucap legiun asal Brasil tersebut.
Sedangkan, pelatih Junaedi mengaku bahwa Jepara memiliki kesan mendalam bagi dirinya selama melatih Persijap dua musim. ”Persijap mempunyai arti spesial bagi saya. Selain nama saya diabadikan sebagai nama stadion di Jepara (Kamal Junaedi), inisial nama saya (BJ) juga merupakan gabungan dua kelompok suporter Persijap, yakni Banaspati dan Jetman,” ucapnya.
Pria asal Balikpapan tersebut masih enggan berbicara tentang masa depannya. Dia tidak ingin berandai-andai dan terbawa pada rumor yang saat ini terus berkembang. ”Bertahan di Persijap atau klub lain, saya hanya sekadar menjalani saja sebagai amanah dari yang di atas. Di sini (Persijap), walau tim kecil tetapi kompak dan kondusif,” ungkap Junaedi.
Salah satunya adalah sektor pemasukan dari penjualan tiket. Panpel Persijap beberapa kali harus gigit jari karena jumlah penonton yang masuk ke stadion jauh dari harapan.
Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki mengatakan, perlu pemikiran bersama untuk menyelesaikan persoalan ini. Kedepan, pihaknya berharap dukungan riil dari seluruh pencinta Persijap Jepara.
“Salah satu napas Persijap adalah penjualan tiket. Sehingga, pendukung Persijap jangan hanya suka menonton di televisi, namun harus menyaksikan dan memenuhi semua tribun yang ada di SGBK (Stadion Gelora Bumi Kartini) baik saat disiarkan langsung maupun tidak. Ini akan menjadi wujud eksistensi Persijap Jepara mengarungi ISL Musim 2010/2011 mendatang,” kata Ahmad Marzuki pada acara pembubaran tim Persijap di Jepara, Kamis (3/6) malam lalu.
Pihaknya juga berupaya agar Persijap bisa mendapatkan bantuan dana dari Pemprov Jateng. Dia mencontohkan, salah satu kontestan Indonesia Super League (ISL) PSPS Pekanbaru juga mendapatkan kucuran dana sekitar Rp1 miliar dari Pemprov Riau.
Pada acara pembubaran tersebut, seluruh pemain Persijap minus Pablo Frances dan Phaitoon Thiabma hadir. Pablo yang dikabarkan telah melakukan pendekatan dengan Persib Bandung memilih pulang ke negaranya, yakni Argentina.
Phaitoon Thiabma juga sudah terbang ke Thailand. Pemain berusia 28 tahun itu harus segera bergabung dengan Osostspa Saraburi FC menyongsong kompetisi domestik Thailand yang digulirkan pada 6 Juni mendatang.
Kapten Tim Persijap Evaldo da Silva mengungkapkan kesan-kesannya selama membela Persijap. Dikatakan, walaupun tim kecil, akan tetapi kondisi di kubu Persijap sangat kompak dan kondusif.
“Tidak ada pemain yang menjadi bintang. Sehingga kami bisa bermain dengan menonjolkan kemampuannya masing-masing dan komunikasi antara tim, pelatih, pemain, menajemen, dan suporter selalu terjalin dengan baik. Itulah kelebihan Persijap,” ucap legiun asal Brasil tersebut.
Sedangkan, pelatih Junaedi mengaku bahwa Jepara memiliki kesan mendalam bagi dirinya selama melatih Persijap dua musim. ”Persijap mempunyai arti spesial bagi saya. Selain nama saya diabadikan sebagai nama stadion di Jepara (Kamal Junaedi), inisial nama saya (BJ) juga merupakan gabungan dua kelompok suporter Persijap, yakni Banaspati dan Jetman,” ucapnya.
Pria asal Balikpapan tersebut masih enggan berbicara tentang masa depannya. Dia tidak ingin berandai-andai dan terbawa pada rumor yang saat ini terus berkembang. ”Bertahan di Persijap atau klub lain, saya hanya sekadar menjalani saja sebagai amanah dari yang di atas. Di sini (Persijap), walau tim kecil tetapi kompak dan kondusif,” ungkap Junaedi.