Kepala Tiga, Semangat Tetap Membara
http://www.persijap.or.id/2010/11/kepala-tiga-semangat-tetap-membara.html
JIKA harus beradu dengan pemain berusia di bawah 25 tahun untuk urusan kecepatan lari, bek Persijap Jepara Ferly La’ala yang berumur 31 tahun itu masih sanggup bersaing. Bisa dibilang, pemain kelahiran Palu yang sudah dua musim membela Laskar Kalinyamat itu merupakan generasi senior yang memiliki sprint paling andal, di samping kematangannya dalam olah bola.
Di Persijap, terdapat sederet nama pemain gaek dengan rentang usia 31-36 tahun yang masih menjadi tulang punggung tim. Selain Ferly, ada Evaldo (36), Gendut Doni (32) dan Nurul Huda (32). Musim ini, mereka menjadi sesepuh dalam Tim Kota Ukir, namun masih relatif konsisten.
Keteledanan dan senioritas mereka berpengaruh positif bagi skuadnya. Ferly misalnya, dinilai manajemen sebagai salah seorang pemain dengan loyalitas tinggi. Mantan personel Persiba Balikpapan itu seakan sudah ”habis” di akhir musim lalu karena ia diganggu cedera.
Tetapi kedisiplinan dalam berlatih dan keteletanan untuk memulihkan cedera, membuatnya sukses mengatasi problem tersebut. ”Memang cedera yang saya rasakan paling menganggu, terjadi musim lalu. Tapi musim ini, saya seperti tidak mengalami masalah,’’ kata Ferly.
Kecepatan serta kematangan teknik dan mental pemain itu membuat pelatih Suimin Diharja memberi apresiasi positif. ”Saya bisa menempatkannya di posisi mana saja, tapi Ferly adalah pemain bertahan yang berpengalaman,’’ tutur sang arsitek tim.
Man of the match versi Suimin saat Persijap menang 1-0 atas Persisam, (10/11) itu, dijajal mengisi posisi baru sebagai gelandang bertahan dan dinilai sukses. Pada duel-duel sebelumnya, dia tampil sebagai stoper.
Makanan Sehat
Peran penting pun dipikul Nurul Huda yang berkostum Persijap sejak 2007. Di saat para eks-awak Primavera seangkatannya sudah turun ke level kompetisi lebih bawah atau pensiun, kini dia justru menjadi pemain yang selalu tampil penuh selama Laskar Kalinyamat ditukangi Suimin.
Musim lalu, ia sering diturunkan pelatih Junaidi tak lebih dari 70 menit. Di awal musim ini, saat dilatih Divaldo Alves, nama Huda tak masuk prioritas. Tapi Suimin menganggap Huda sebagai jaminan mutu di sayap kanan.
Satu assist-nya yang disongsong Riski Novriasyah, menjadi penentu kemenangan Persijap 3-2 saat menjamu Persiwa Wamena beberapa waktu lalu. Huda menyatakan, kuncinya menjaga kebugaran fisik adalah tetap berlatih rutin saat libur maupun kompetisi, serta mengonsumsi makanan sehat.
Sementara itu striker kelahiran Salatiga Gendut Doni yang tenaganya tak banyak dimanfaatkan saat berkostum Persiba musim lalu, kini juga mendapat kepercayaan penuh dari Suimin. Mantan pemain Timnas PSSI itu, di awal musim diprediksi membikin kejutan pada usia senjanya bersama Persijap.
Dia telah membukukan dua gol, salah satunya dicetak setelah adu sprint dengan bek muda Bontang FC Iqbal Samad, pada laga yang akhirnya dimenagi tim Jepara, 2-1. Satu gol lagi ia cetak saat bermain imbang 1-1 dengan Persiba Balikpapan.
Sedangkan Evaldo yang kini menjadi kapten tim, merupakan pemain kategori paling gaek di jajaran awak tim-tim ISL. Ia hampir seusia dengan Keith Kayamba Gumbs di Sriwijaya FC. Sama dengan Gumbs, ia menjadi motor Persijap. Kepemimpinannya menonjol dan penggalangan pertahanannya bisa diandalkan.
Dia adalah man of the match saat Persijap memang atas Bontang FC. Dalam semusim, pemain Brasil yang berkostum Persijap sejak 2004 itu rata-rata hanya absen dua pertandingan. Pada setiap laga, ia tampil penuh. (*)
Oleh : Muhammadun Sanomae
Di Persijap, terdapat sederet nama pemain gaek dengan rentang usia 31-36 tahun yang masih menjadi tulang punggung tim. Selain Ferly, ada Evaldo (36), Gendut Doni (32) dan Nurul Huda (32). Musim ini, mereka menjadi sesepuh dalam Tim Kota Ukir, namun masih relatif konsisten.
Keteledanan dan senioritas mereka berpengaruh positif bagi skuadnya. Ferly misalnya, dinilai manajemen sebagai salah seorang pemain dengan loyalitas tinggi. Mantan personel Persiba Balikpapan itu seakan sudah ”habis” di akhir musim lalu karena ia diganggu cedera.
Tetapi kedisiplinan dalam berlatih dan keteletanan untuk memulihkan cedera, membuatnya sukses mengatasi problem tersebut. ”Memang cedera yang saya rasakan paling menganggu, terjadi musim lalu. Tapi musim ini, saya seperti tidak mengalami masalah,’’ kata Ferly.
Kecepatan serta kematangan teknik dan mental pemain itu membuat pelatih Suimin Diharja memberi apresiasi positif. ”Saya bisa menempatkannya di posisi mana saja, tapi Ferly adalah pemain bertahan yang berpengalaman,’’ tutur sang arsitek tim.
Man of the match versi Suimin saat Persijap menang 1-0 atas Persisam, (10/11) itu, dijajal mengisi posisi baru sebagai gelandang bertahan dan dinilai sukses. Pada duel-duel sebelumnya, dia tampil sebagai stoper.
Makanan Sehat
Peran penting pun dipikul Nurul Huda yang berkostum Persijap sejak 2007. Di saat para eks-awak Primavera seangkatannya sudah turun ke level kompetisi lebih bawah atau pensiun, kini dia justru menjadi pemain yang selalu tampil penuh selama Laskar Kalinyamat ditukangi Suimin.
Musim lalu, ia sering diturunkan pelatih Junaidi tak lebih dari 70 menit. Di awal musim ini, saat dilatih Divaldo Alves, nama Huda tak masuk prioritas. Tapi Suimin menganggap Huda sebagai jaminan mutu di sayap kanan.
Satu assist-nya yang disongsong Riski Novriasyah, menjadi penentu kemenangan Persijap 3-2 saat menjamu Persiwa Wamena beberapa waktu lalu. Huda menyatakan, kuncinya menjaga kebugaran fisik adalah tetap berlatih rutin saat libur maupun kompetisi, serta mengonsumsi makanan sehat.
Sementara itu striker kelahiran Salatiga Gendut Doni yang tenaganya tak banyak dimanfaatkan saat berkostum Persiba musim lalu, kini juga mendapat kepercayaan penuh dari Suimin. Mantan pemain Timnas PSSI itu, di awal musim diprediksi membikin kejutan pada usia senjanya bersama Persijap.
Dia telah membukukan dua gol, salah satunya dicetak setelah adu sprint dengan bek muda Bontang FC Iqbal Samad, pada laga yang akhirnya dimenagi tim Jepara, 2-1. Satu gol lagi ia cetak saat bermain imbang 1-1 dengan Persiba Balikpapan.
Sedangkan Evaldo yang kini menjadi kapten tim, merupakan pemain kategori paling gaek di jajaran awak tim-tim ISL. Ia hampir seusia dengan Keith Kayamba Gumbs di Sriwijaya FC. Sama dengan Gumbs, ia menjadi motor Persijap. Kepemimpinannya menonjol dan penggalangan pertahanannya bisa diandalkan.
Dia adalah man of the match saat Persijap memang atas Bontang FC. Dalam semusim, pemain Brasil yang berkostum Persijap sejak 2004 itu rata-rata hanya absen dua pertandingan. Pada setiap laga, ia tampil penuh. (*)
Oleh : Muhammadun Sanomae
JANGAN ANGGAP ENTENG PEMAIN2 YANG SUDAH BERANJAK KEPALA 3 LEBIH...MEREKA MASIH MEMPUNYAI JIWA LOYALITAS TANPA BATAS YANG BISA MENJADI PANUTAN PEMAIN2 MUDA YANG LAINNYA...
BalasHapusKAMI BANGGA MEMPUNYAI PEMAIN2 SEPERTI MEREKA...
10 JEMPOL BUAT LOYALITAS MEREKA...
DENGAN BIMBINGAN DARI SESEPUH MBAH IMIN KAMI PERCAYA PERSIJAP AKAN LEBIH JAYA LAGI...
BRAVO MBAH IMIN...
SIRAG SAREG >>> LOYALITAS TANPA BATAS
- EXTREME IDEOLOGICAL LOYALIST -
usia boleh kpala 3,tenaga dan smangat 2 kpala 2.
BalasHapustapi klo gendut doni masih sering payah tnaganya.
kepala 3 tp skil gak klh ma anak muda,saya rasa persijap beruntung memiliki mereka....
BalasHapuslanjutkan mbah imin
BalasHapusasaban
BalasHapusTETAP SEMANGAT AND TETAP "FIHGT" for PERSIJAP
BalasHapusGbu,,,,,,,,,,,,,