Suimin: Filipina Tetap Ancaman Serius
http://www.persijap.or.id/2010/12/suimin-filipina-tetap-ancaman-serius.html?m=0
Timnas Indonesia dinilai punya modal untuk menatap optimistis Piala AFF kali ini. Tiga kemenangan beruntun di fase penyisihan memberi harapan cerah buat Tim Garuda.
Kendati begitu Filipina yang menjadi lawan Indonesia di babak semifinal tidak boleh dipandang enteng, kendati dua laga semifinal itu rencananya digelar di Jakarta. Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl juga dinilai memiliki racikan khas, yang bisa menepis keraguan publik terhadap penampilan Firman Utina dkk.
Hal itu dikemukakan mantan Pelatih Timnas PSSI Suimin Diharja di Jepara. "Filipina juga menempuh jalur naturalisasi, seperti Indonesia dan mampu menyita perhatian dengan masuk semifinal. Jadi tidak ada alasan buat Indonesia untuk mengentengkan Filipan," katanya.
Kejutan Filipina di fase penyisihan adalah saat tim itu mengalahkan juara bertahan Vietnam, 2-0. Berstatus sebagai runner up Grup B, Filipina jumpa Indonesia yang menjadi juara Grup A.
Suimin mengatakan uni adalah saat yang tepat buat Indonesia untuk mencetak sejarah, yang belum pernah menjadi juara di event dua tahunan yang digelar sejak 1996 ini. ''Filipina ini ibarat bayi ajaib, jadi Indonesia harus lebih jeli mempersiapkannya,'' kata Suimin.
Suimin yang pada Piala AFF ini merekomendasikan striker Persijap Johan Juansyah di timnya Riedl, menyatakan masih terlibat komunikasi aktif dengan assiten pelatih timnas, Wolfgang Pikal. Suimin adalah satu dari sederet mantan pelatih timnas senior Indonesia.
"Pikal beberapa kali telepon, berbagi dalam diskusi melalui telepon soal Johan dan persiapan timnas secara umum. Saya suka bagaimana tim pelatih di timnas ini bekerja," tutur Suimin.
Ia juga menilai Riedl memiliki prinsip yang tegas, seperti keberaniannya mencoret Boaz Salossa, dan memunculkan lebih banyak muka baru di timnas, seperti Okto Maniani, Zulkifli Syukur, Ahmad Bustomi, Hamka Hamzah, M Nasuha, termasuk suntikan dua pemain naturalisasi yakni Christian Gonzales dan Irfan Bahcdim.
"Karakter anak-anak baru itu dipelajri secara matang sejak awal, dan ternyata mereke meberi bukti yang positif. Ini yang saya sebut, kerja tim pelatih dalam memantau bakat pemain di Indonesia cukup cermat. Tidak mudah mendapatkan komposisi seperti yang ada sekarang,'' kata Suimin.
Ia juga menyoroti kecemerlangan pemai asal Semarang M Ridwan di timnas. pemain itu mendapat kepercayaan saat timnas dipegang Ivan Kolev, tetapi tidak ketika dilatih Peter White. "Di tangan Riedl, potensi Ridwan keluar semua," demikian pelatih berusia 54 tahun itu menilai.
(Muhammadun Sanomae/CN26/SM)
Kendati begitu Filipina yang menjadi lawan Indonesia di babak semifinal tidak boleh dipandang enteng, kendati dua laga semifinal itu rencananya digelar di Jakarta. Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl juga dinilai memiliki racikan khas, yang bisa menepis keraguan publik terhadap penampilan Firman Utina dkk.
Hal itu dikemukakan mantan Pelatih Timnas PSSI Suimin Diharja di Jepara. "Filipina juga menempuh jalur naturalisasi, seperti Indonesia dan mampu menyita perhatian dengan masuk semifinal. Jadi tidak ada alasan buat Indonesia untuk mengentengkan Filipan," katanya.
Kejutan Filipina di fase penyisihan adalah saat tim itu mengalahkan juara bertahan Vietnam, 2-0. Berstatus sebagai runner up Grup B, Filipina jumpa Indonesia yang menjadi juara Grup A.
Suimin mengatakan uni adalah saat yang tepat buat Indonesia untuk mencetak sejarah, yang belum pernah menjadi juara di event dua tahunan yang digelar sejak 1996 ini. ''Filipina ini ibarat bayi ajaib, jadi Indonesia harus lebih jeli mempersiapkannya,'' kata Suimin.
Suimin yang pada Piala AFF ini merekomendasikan striker Persijap Johan Juansyah di timnya Riedl, menyatakan masih terlibat komunikasi aktif dengan assiten pelatih timnas, Wolfgang Pikal. Suimin adalah satu dari sederet mantan pelatih timnas senior Indonesia.
"Pikal beberapa kali telepon, berbagi dalam diskusi melalui telepon soal Johan dan persiapan timnas secara umum. Saya suka bagaimana tim pelatih di timnas ini bekerja," tutur Suimin.
Ia juga menilai Riedl memiliki prinsip yang tegas, seperti keberaniannya mencoret Boaz Salossa, dan memunculkan lebih banyak muka baru di timnas, seperti Okto Maniani, Zulkifli Syukur, Ahmad Bustomi, Hamka Hamzah, M Nasuha, termasuk suntikan dua pemain naturalisasi yakni Christian Gonzales dan Irfan Bahcdim.
"Karakter anak-anak baru itu dipelajri secara matang sejak awal, dan ternyata mereke meberi bukti yang positif. Ini yang saya sebut, kerja tim pelatih dalam memantau bakat pemain di Indonesia cukup cermat. Tidak mudah mendapatkan komposisi seperti yang ada sekarang,'' kata Suimin.
Ia juga menyoroti kecemerlangan pemai asal Semarang M Ridwan di timnas. pemain itu mendapat kepercayaan saat timnas dipegang Ivan Kolev, tetapi tidak ketika dilatih Peter White. "Di tangan Riedl, potensi Ridwan keluar semua," demikian pelatih berusia 54 tahun itu menilai.
(Muhammadun Sanomae/CN26/SM)
Pertamax............
BalasHapusSEMOGA PERSIJAP JUGA BISA MENJADI "BAYI AJAIB" di ISL
Bravo PERSIJAP JEPARA........!!!!!!!!!!!!!
SATU HATI SATU PERSIJAP SATU TUJUAN UNTUK MENCAPAI PUNCAK PRESTASI !!!!!!!!!!!
Joss..! Bang imiN,,BRAVO PERSIJAP MERAHKU...!!!
BalasHapusRidwan gitu loh,cah semarang,maju trs ridwan toing,keluargamu dan teman2mu mendukungmu
BalasHapus