Kondisi Lapangan Menjadi Penentu
http://www.persijap.or.id/2011/01/kondisi-lapangan-menjadi-penentu.html
Persela Lamongan belum menunjukkan permainan memuaskan di lanjutan Indonesia Super League (ISL). Menjamu Persijap Jepara di Stadion Surajaya, Lamongan, Sabtu (15/1/2011) malam, tim berjuluk Laskar Joko Tingkir hanya menang tipis 1-0 (0-0).
Gol semata wayang tuan rumah diciptakan pemain muda Zulham Zamrun menit 80. Gol yang spektakuler karena lahir melalui tendangan dari jarak sekitar 25 meter tanpa mampu dibendung kiper Persijap Danang Wihatmoko. Padahal, hampir sepanjang pertandingan performa Zulham terbilang mengecewakan.
Diduetkan dengan Emaleu Serge sebagai juru gedor, Zulham tidak pernah mendapatkan kesempatan mengancam jala tim tamu. Justru Hendro Siswanto dan Emaleu Serge yang sempat mendapatkan peluang kendati masih lemah dalam memanfaatkannya.
“Di babak pertama kita kurang bagus dan terlalu berhati-hati. Sedangkan di babak kedua ada sedikit perubahan, yakni lebih menyerang dan hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Walau permainan di bawah standar, saya senang dengan kemenangan ini,” tutur Pelatih Persela Lamongan Subangkit seusai laga.
Persela turun dengan 4-4-2, yang menduetkan Serge-Zulham karena Radouanne Barkaoui terkena akumulasi kartu kuning. Sedangkan Tim tamu turun dengan pola ofensif 3-4-3. Gendut Doni, Riski & Johan menjadi tumpuan tim asuhan Suimin Diarja.
Kondisi lapangan menjadi faktor yang menentukan jalannya pertandingan. Permukaan lapangan Stadion Surajaya yang sangat buruk mengurangi daya tarik pertandingan. Alur bola melalui umpan pendek menjadi tidak efektif, sehingga kedua tim lebih memanfaatkan umpan panjang.
Di babak pertama, permainan relatif berimbang dan bola lebih banyak berkutat di tengah lapangan. Bahkan peluang pertama Persela baru terjadi setelah setengah jam pertandingan. Tendangan Jimmy Suparno memanfaatkan skrimit di depan gawang Persijap tipis di atas mistar gawang Danang Wihatmoko.
Di awal babak kedua, Persela mendapatkan peluang cantik via tandukan Emaleu Serge yang menerima sepak pojok. Namun tandukan yang kurang sempurna bisa diantisipasi kiper Danang Wihatmoko. Di babak kedua nampaknya tuan rumah lebih agresif dan terus menekan pertahanan tim tamu.
Serangan sayap menjadi opsi paling potensial mengingat serangan dari lapangan tengah selalu gagal. Memasuki menit 58, giliran Hendro Siswanto yang meneror gawang Persijap. Sayang tandukan pemain mungil ini tak menemui sasaran walau dalam posisi bebas dari kawalan.
Menit 80, Persela akhirnya menembus jala Persijap via tendangan sensasional striker muda Zulham Zamrun. Mengontrol bola dengan dada setelah menerima umpan dari lapangan tengah, Zulham melepas tendangan keras yang mengarah ke pojok gawang tanpa mampu dijangkau kiper Danang Wihatmoko.
Persijap langsung merespon ketertinggalan dengan bermain lebih ofensif. Konsekuensinya, serangan tuan rumah lebih membahayakan karena longgarnya pertahanan yang dikomando Evaldo Silva. Upaya Persijap mengejar skor tak menemui hasil karena rapatnya pertahanan Persela yang dikomando Fabiano Beltrame.
Dengan hasil ini, Persela berhak merangsek ke peringkat 7 klasemen sementara ISL dengan koleksi 13 poin. Sedangkan Persijap masih terkunci di peringkat 9 dengan 10 poin. Pelatih Persijap Suimin Diarja mengeluhkan kondisi lapangan yang buruk.
“Kondisi lapangan membuat kita gagal mengembangkan permainan. Tidak mungkin memainkan bola pendek dengan kondisi seperti itu, apalagi umpan terobosan. Jadi sangat sulit kita tak bisa mengulangi permainan menyerang seperti di Sidoarjo,” tukas Suimin. (acf/okezone)
Gol semata wayang tuan rumah diciptakan pemain muda Zulham Zamrun menit 80. Gol yang spektakuler karena lahir melalui tendangan dari jarak sekitar 25 meter tanpa mampu dibendung kiper Persijap Danang Wihatmoko. Padahal, hampir sepanjang pertandingan performa Zulham terbilang mengecewakan.
Diduetkan dengan Emaleu Serge sebagai juru gedor, Zulham tidak pernah mendapatkan kesempatan mengancam jala tim tamu. Justru Hendro Siswanto dan Emaleu Serge yang sempat mendapatkan peluang kendati masih lemah dalam memanfaatkannya.
“Di babak pertama kita kurang bagus dan terlalu berhati-hati. Sedangkan di babak kedua ada sedikit perubahan, yakni lebih menyerang dan hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Walau permainan di bawah standar, saya senang dengan kemenangan ini,” tutur Pelatih Persela Lamongan Subangkit seusai laga.
Persela turun dengan 4-4-2, yang menduetkan Serge-Zulham karena Radouanne Barkaoui terkena akumulasi kartu kuning. Sedangkan Tim tamu turun dengan pola ofensif 3-4-3. Gendut Doni, Riski & Johan menjadi tumpuan tim asuhan Suimin Diarja.
Kondisi lapangan menjadi faktor yang menentukan jalannya pertandingan. Permukaan lapangan Stadion Surajaya yang sangat buruk mengurangi daya tarik pertandingan. Alur bola melalui umpan pendek menjadi tidak efektif, sehingga kedua tim lebih memanfaatkan umpan panjang.
Di babak pertama, permainan relatif berimbang dan bola lebih banyak berkutat di tengah lapangan. Bahkan peluang pertama Persela baru terjadi setelah setengah jam pertandingan. Tendangan Jimmy Suparno memanfaatkan skrimit di depan gawang Persijap tipis di atas mistar gawang Danang Wihatmoko.
Di awal babak kedua, Persela mendapatkan peluang cantik via tandukan Emaleu Serge yang menerima sepak pojok. Namun tandukan yang kurang sempurna bisa diantisipasi kiper Danang Wihatmoko. Di babak kedua nampaknya tuan rumah lebih agresif dan terus menekan pertahanan tim tamu.
Serangan sayap menjadi opsi paling potensial mengingat serangan dari lapangan tengah selalu gagal. Memasuki menit 58, giliran Hendro Siswanto yang meneror gawang Persijap. Sayang tandukan pemain mungil ini tak menemui sasaran walau dalam posisi bebas dari kawalan.
Menit 80, Persela akhirnya menembus jala Persijap via tendangan sensasional striker muda Zulham Zamrun. Mengontrol bola dengan dada setelah menerima umpan dari lapangan tengah, Zulham melepas tendangan keras yang mengarah ke pojok gawang tanpa mampu dijangkau kiper Danang Wihatmoko.
Persijap langsung merespon ketertinggalan dengan bermain lebih ofensif. Konsekuensinya, serangan tuan rumah lebih membahayakan karena longgarnya pertahanan yang dikomando Evaldo Silva. Upaya Persijap mengejar skor tak menemui hasil karena rapatnya pertahanan Persela yang dikomando Fabiano Beltrame.
Dengan hasil ini, Persela berhak merangsek ke peringkat 7 klasemen sementara ISL dengan koleksi 13 poin. Sedangkan Persijap masih terkunci di peringkat 9 dengan 10 poin. Pelatih Persijap Suimin Diarja mengeluhkan kondisi lapangan yang buruk.
“Kondisi lapangan membuat kita gagal mengembangkan permainan. Tidak mungkin memainkan bola pendek dengan kondisi seperti itu, apalagi umpan terobosan. Jadi sangat sulit kita tak bisa mengulangi permainan menyerang seperti di Sidoarjo,” tukas Suimin. (acf/okezone)