Suporter Tolak Persijap ke LPI
http://www.persijap.or.id/2011/03/suporter-tolak-persijap-ke-lpi.html
Organisasi suporter pendukung Persijap Jepara, Banaspati, secara keras menolak jika tim mereka beralih ke Liga Primer Indonesia (LPI). Persoalan kesulitan pendanaan, bukan alasan utama jika Laskar Kalinyamat harus berpindah ke kompetisi yang tidak diakui FIFA tersebut.
Ketua Harian Banaspati H Saadi menegaskan, keikutsertaan Persijap ke LPI sama saja mencederai pencapaian sejarah tim yang berdiri tahun 1954 tersebut. Sejarah panjang tim ini terukir tidak secara instan. Menjadi kontestan di Superliga Indonesia dinilai Saadi merupakan kebanggan bagi warga Jepara. Sebelumnya, Jepara hanya dikenal dengan Kota Ukirnya, tetapi saat ini dengan eksisnya Persijap di ISL, daerah Jepara lebih dikenal.
"Sudah banyak pikiran, darah dan pengorbanan yang tercurah selama Persijap didirikan. Tetapi, tiba-tiba harus pindah ke LPI. Seharusnya pengurus mempertimbangkan matang keputusan itu dan melihat sisi sejarah tim ini," jelasnya.
Solusi terbaik, menurutnya, dengan membentuk tim baru dan memisahkan antara Persijap di naungan PSSI dan Persijap yang ikut LPI. Persoalan kekisruhan PSSI seharusnya tidak ditanggapi dengan emosi sesaat yang ujungnya merugikan tim ini sendiri.
"Persoalan APBD, seharusnya Persijap tidak ada masalah dari sisi pendanaan. Jika PT Laskar Kalinyamat lebih kreatif mencari pendanaan, tidak seperti sekarang ini seakan vakum. Tiga musim terakhir, tidak ada kontribusi signifikan dari PT tersebut," tandasnya.
Dia melanjutkan, persoalan kepindahan LPI juga harus melibatkan klub-klub di tubuh Persijap. Tidak serta merta hanya diputuskan segelintir orang termasuk Bupati Jepara Hendro Martojo.
"Kami setuju jika ikut LPI. Syaratnya, bentuk tim baru," imbuhnya.
Terpisah, wakil ketua DPRD Jepara Aris Isnandar hampir senada dengan Saadi. Keputusan ikut LPI dia juga setuju, tetapi harus membentuk nama baru. Dia berpendapat, sebaiknya pengurus Persijap menunggu hasil kongres bulan depan.
"FIFA menyarankan agar PSSI merangkul LPI. PSSI pun merespon dengan memasukkan LPI ke divisi III. Jika itu benar, apakah tidak rugi Persijap yang sekarang di ISL tahun berikutnya turun kasta terendah sepakbola nasional gara-gara salah melangkah," tegas mantan Ketua Umum Jepara Tifosi Mania (Jetman), organisasi suporter Persijap selain Banaspati itu.
Menyikapi ini, pengurus Persijap harus bijak dan hati-hati serta tidak gegabah. Iming-iming kucuran dana dari konsorsium LPI memang menggiurkan semua tim. Dia sendiri juga setuju jika pendanaan Persijap tidak tergantung dengan APBD tetapi menuju pengelolaan profesional.
"Lebih baik, Persijap di ISL, nama lain berlaga di LPI. Potensi pesepakbola Jepara berlimpah, itu bisa dimanfaatkan berlaga di LPI. Ditambah lagi fasilitas dua stadion. Stadion Kamal Djunaidi untuk LPI, sedangkan GBK untuk ISL," ucapnya. (gk-18/Goal)
Ketua Harian Banaspati H Saadi menegaskan, keikutsertaan Persijap ke LPI sama saja mencederai pencapaian sejarah tim yang berdiri tahun 1954 tersebut. Sejarah panjang tim ini terukir tidak secara instan. Menjadi kontestan di Superliga Indonesia dinilai Saadi merupakan kebanggan bagi warga Jepara. Sebelumnya, Jepara hanya dikenal dengan Kota Ukirnya, tetapi saat ini dengan eksisnya Persijap di ISL, daerah Jepara lebih dikenal.
"Sudah banyak pikiran, darah dan pengorbanan yang tercurah selama Persijap didirikan. Tetapi, tiba-tiba harus pindah ke LPI. Seharusnya pengurus mempertimbangkan matang keputusan itu dan melihat sisi sejarah tim ini," jelasnya.
Solusi terbaik, menurutnya, dengan membentuk tim baru dan memisahkan antara Persijap di naungan PSSI dan Persijap yang ikut LPI. Persoalan kekisruhan PSSI seharusnya tidak ditanggapi dengan emosi sesaat yang ujungnya merugikan tim ini sendiri.
"Persoalan APBD, seharusnya Persijap tidak ada masalah dari sisi pendanaan. Jika PT Laskar Kalinyamat lebih kreatif mencari pendanaan, tidak seperti sekarang ini seakan vakum. Tiga musim terakhir, tidak ada kontribusi signifikan dari PT tersebut," tandasnya.
Dia melanjutkan, persoalan kepindahan LPI juga harus melibatkan klub-klub di tubuh Persijap. Tidak serta merta hanya diputuskan segelintir orang termasuk Bupati Jepara Hendro Martojo.
"Kami setuju jika ikut LPI. Syaratnya, bentuk tim baru," imbuhnya.
Terpisah, wakil ketua DPRD Jepara Aris Isnandar hampir senada dengan Saadi. Keputusan ikut LPI dia juga setuju, tetapi harus membentuk nama baru. Dia berpendapat, sebaiknya pengurus Persijap menunggu hasil kongres bulan depan.
"FIFA menyarankan agar PSSI merangkul LPI. PSSI pun merespon dengan memasukkan LPI ke divisi III. Jika itu benar, apakah tidak rugi Persijap yang sekarang di ISL tahun berikutnya turun kasta terendah sepakbola nasional gara-gara salah melangkah," tegas mantan Ketua Umum Jepara Tifosi Mania (Jetman), organisasi suporter Persijap selain Banaspati itu.
Menyikapi ini, pengurus Persijap harus bijak dan hati-hati serta tidak gegabah. Iming-iming kucuran dana dari konsorsium LPI memang menggiurkan semua tim. Dia sendiri juga setuju jika pendanaan Persijap tidak tergantung dengan APBD tetapi menuju pengelolaan profesional.
"Lebih baik, Persijap di ISL, nama lain berlaga di LPI. Potensi pesepakbola Jepara berlimpah, itu bisa dimanfaatkan berlaga di LPI. Ditambah lagi fasilitas dua stadion. Stadion Kamal Djunaidi untuk LPI, sedangkan GBK untuk ISL," ucapnya. (gk-18/Goal)
Saya setuju.. jika membentuk tim baru dengan nama yang lain. dan Persijap tetap di ISL.
BalasHapusapapun yg trjadi persijap harus di isl. Ap kalian lupa jalan yg kalian tempuh untuk menuju isl dan ingatlah saudarah kita yg mengorbankam darah dan nyawa agar persijap ke isl...
BalasHapusTurunkan Harga Cabe & Gandum...!!!
BalasHapusISL : PERSIJAP
BalasHapusLPI : KARIMUN CENTRAL JAVA FC
LSI : PERSIJAP
BalasHapusLPI : PSJ United { persatuan sepakbola jepara " united }
.SAYA TIDAK SETUJU KALAU PRSIJAP JEPARA TIM YANG SAYA BANGGAKAN PINDAH KE LPI, LEBIH BAIK MEMBENTUK TIM BARU SAJA, KARENA SEJARAHNYA PERSIJAP JEPARA ITU SENDIRI, SAYA MOHON, PERSIJAP JEPARA MILIK KITA BERSAMA, ORANG JEPARA, SAYA BANGGA MEMPUNYAI TIM PERSIJAP JEPARA,
BalasHapusJan-Jane penguruse iso ngurusi ora yo ? Mosok wes dadi PT seh kurang masalah dana. lha terus kerjane ngopo ae ?
BalasHapusPercuma ikut LPI klo pengurusnya tetep goblok, skalipun dapat pinjaman dana dari Arifin, klo ga bisa ngelola dgn baek, nantinya bakal habis, malah bangrut ga dpt apa2.
Kenapa Dana APBD ga kalian anggep sbg UTANG kita pada pemerintah aja, yg harus dikelola dgn baek dan dikembangkan, syukur2 bisa dikembalikan bahkan bisa berbagi keuntungan.
MASALAH SEBENERNYA BUKAN DI PENDANAAN BOS, TAPI BAGAIMANA CARA KITA DALAM MENGELOLA DAN MENGGUNAKAN UANG UNTUK MENGHASILKAN KEUNTUNGAN BUAT PERSIJAP.
Jangan jadikan LPI sbg alasan sumber dana, dana yang diberikan LPI juga tidak gratis bos, ada harga yang harus kita bayar nantinya.
Klo memang nanti LPI lebih bagus dalam mengelola sumber dana mereka, kenapa ga kita tiru aja CARA dan STRATEGI mereka dalam mengelola dan memanagement, so tanpa harus pindah ke LPI kita juga bisa.
Nek sampe Persijap pindah LPI, brarti penguruse entuk duit sko LPI. Brarti penguruse mung isane mikir wetenge dewe.
BalasHapussetuju dengan cah gendeng,,,
BalasHapuskarena letak permasalahaan adalah pada pengelolaan....
dan peru di ingat...
duit LPI itu PINJAMAN yang harus di kembalikan pada jangka waktu tertentu..
lebih baik persijap tetep di ISL..
dan dengan manajemen yang PROFESIONAL....
BetuL i'am juga setuju,.
BalasHapusdengan boLo_dewe buKan managemen Persijap.