Buok, nek kalah karo Persipura si isih mending...
http://www.persijap.or.id/2011/04/buok-nek-kalah-karo-persipura-si-isih.html
Tak seperti kecerian tahun lalu dimana Persijap turut mewarnai perayaan hari jadi kota Jepara dengan kemenangan setelah berhasil menaklukkan Persib Bandung di Stadion Gelora Bumi Kartini, tahun ini PersijapLovers merayakan hari ulang tahun Bumi Kartini ke-462 tanpa kemenangan, bahkan harus menerima kenyataan pahit dan kekecewaan yang begitu dalam. Pasalnya Persijap dipermalukan tamunya Persela Lamongan di kandang sendiri dengan skor 0-2.
Rekor “Jago Kandang” Pecah
Kemenangan yang diharapkan seluruh penggila bola Jepara sebagai hadiah istimewa untuk kota tercinta hanya tinggal harapan belaka. Pun rekor “Jago Kandang” yang selama ini dijaga dalam laga kandang putaran II pecah di tangan Persela. “Buok, nek kalah karo Persipura si isih mending. Lha iki karo Persela ae dienteki sek mengkene. Karo Persija wae iso nge-poor 4-1, iki kok malah kalah. Padahal iki tah ulang tahun Njeporo. Piye ngono??” keluh seorang supporter di tribun timur usai Persela menambah gol keduanya yang enggan menyebutkan namanya.
Seperti Grafik
Tak ada salahnya memang jika supporter itu atau bahkan PersijapLovers yang lain berkeluh kesah seperti itu, sebab bermain di kandang sendiri dan dukungan penuh para supporter seharusnya menjadi amunisi tersendiri bagi pemain Persijap dalam bermain. Terlebih lagi pertandingan sore yang sangat panas itu bertepatan dengan peringatan hari jadi Jepara, seharusnya menjadikan pemain lebih bersemangat dan menunjukkan kemampuannya lebih daripada biasanya untuk kota di mana ia “mencari sesuap nasi” atau bahkan “batu pijakan” sebagai persembahan istimewa meski hanya berupa angka tiga.
Tapi sepak bola yang menjunjung tinggi fairplay dan sportivitas seperti yang diharapkan seluruh ISL Mania, lain halnya dengan Matematika, Fisika atau Kimia yang bisa dirumuskan, dihitung dan diketahui hasilnya. Namun, meski telah dirumuskan dan diperhitungkan matang-matang, hasilnya kadang tak sesuai harapan. Tapi apapun bisa terjadi di pertandingan sepak bola, tak peduli itu kandang atau tandang, tak peduli bermateri pemain mahal atau tak diperhitungkan, entah bertepatan dengan hari jadi atau bukan, prestasi suatu tim sepak bola, termasuk Persijap, tak ubahnya sebuah grafik. Ada yang tinggi, ada yang sedang, ada yang sejajar, dan ada pula yang rendah. Kadang sebuah tim bisa tampil gemilang dan menang, suatu saat bermain imbang, dan suatu ketika kalah tak berdaya. Demikian halnya dengan Persijap yang dalam laga kandang Minggu sore, grafiknya sedang menurun drastis.
Bahan Evaluasi
Menyesal? Sah-sah saja. Saya, Anda dan seluruh PersijapLovers pasti merasakan hal yang sama. Tapi terus menyesali kekalahan justru tiada guna. Bangkit dan terus berusaha bangun dari keterpurukan dan berlari lebih cepat mengejar ketertinggalan seperti yang telah Persijap lakukan musim ini adalah suatu hal yang luar biasa, bukan hanya pasrah pada keadaan sementara masih ada yang bisa kita lakukan. Semoga kekalahan pertama Persijap dalam laga kandang putaran II musim ini dan juga pertandingan-pertandingan sebelumnya dapat dijadikan bahan evaluasi kekurangan Persijap untuk segera dicarikan solusi oleh jajaran pelatih dan manajemen dalam rangka memperbaiki kinerja Persijap untuk laga berikutnya. Setidaknya, meskipun tak mendapat hadiah istimewa, tapi Persijap masih memiliki kesempatan memberi sesuatu yang tak kalah berharga untuk Jepara, khususnya PersijapLovers, untuk tidak terpuruk di jurang degradasi. (z@e / P.O.S)
Rekor “Jago Kandang” Pecah
Kemenangan yang diharapkan seluruh penggila bola Jepara sebagai hadiah istimewa untuk kota tercinta hanya tinggal harapan belaka. Pun rekor “Jago Kandang” yang selama ini dijaga dalam laga kandang putaran II pecah di tangan Persela. “Buok, nek kalah karo Persipura si isih mending. Lha iki karo Persela ae dienteki sek mengkene. Karo Persija wae iso nge-poor 4-1, iki kok malah kalah. Padahal iki tah ulang tahun Njeporo. Piye ngono??” keluh seorang supporter di tribun timur usai Persela menambah gol keduanya yang enggan menyebutkan namanya.
Seperti Grafik
Tak ada salahnya memang jika supporter itu atau bahkan PersijapLovers yang lain berkeluh kesah seperti itu, sebab bermain di kandang sendiri dan dukungan penuh para supporter seharusnya menjadi amunisi tersendiri bagi pemain Persijap dalam bermain. Terlebih lagi pertandingan sore yang sangat panas itu bertepatan dengan peringatan hari jadi Jepara, seharusnya menjadikan pemain lebih bersemangat dan menunjukkan kemampuannya lebih daripada biasanya untuk kota di mana ia “mencari sesuap nasi” atau bahkan “batu pijakan” sebagai persembahan istimewa meski hanya berupa angka tiga.
Tapi sepak bola yang menjunjung tinggi fairplay dan sportivitas seperti yang diharapkan seluruh ISL Mania, lain halnya dengan Matematika, Fisika atau Kimia yang bisa dirumuskan, dihitung dan diketahui hasilnya. Namun, meski telah dirumuskan dan diperhitungkan matang-matang, hasilnya kadang tak sesuai harapan. Tapi apapun bisa terjadi di pertandingan sepak bola, tak peduli itu kandang atau tandang, tak peduli bermateri pemain mahal atau tak diperhitungkan, entah bertepatan dengan hari jadi atau bukan, prestasi suatu tim sepak bola, termasuk Persijap, tak ubahnya sebuah grafik. Ada yang tinggi, ada yang sedang, ada yang sejajar, dan ada pula yang rendah. Kadang sebuah tim bisa tampil gemilang dan menang, suatu saat bermain imbang, dan suatu ketika kalah tak berdaya. Demikian halnya dengan Persijap yang dalam laga kandang Minggu sore, grafiknya sedang menurun drastis.
Bahan Evaluasi
Menyesal? Sah-sah saja. Saya, Anda dan seluruh PersijapLovers pasti merasakan hal yang sama. Tapi terus menyesali kekalahan justru tiada guna. Bangkit dan terus berusaha bangun dari keterpurukan dan berlari lebih cepat mengejar ketertinggalan seperti yang telah Persijap lakukan musim ini adalah suatu hal yang luar biasa, bukan hanya pasrah pada keadaan sementara masih ada yang bisa kita lakukan. Semoga kekalahan pertama Persijap dalam laga kandang putaran II musim ini dan juga pertandingan-pertandingan sebelumnya dapat dijadikan bahan evaluasi kekurangan Persijap untuk segera dicarikan solusi oleh jajaran pelatih dan manajemen dalam rangka memperbaiki kinerja Persijap untuk laga berikutnya. Setidaknya, meskipun tak mendapat hadiah istimewa, tapi Persijap masih memiliki kesempatan memberi sesuatu yang tak kalah berharga untuk Jepara, khususnya PersijapLovers, untuk tidak terpuruk di jurang degradasi. (z@e / P.O.S)
jelas aku kecewa dengan persijap,padahal baru taun kemaren aku merasa punya kebanggaan dgn sepak bola Indonesia terutama persijap. Tapi kok kemaren lawan persela aja gitu.... ya udahlah latian lagi ya..
BalasHapusKECEWA KECEWA ITU YANG BISA DI RASAKAN OLEH SEMUA SUPPORTER KALA ITU...!!!!!
BalasHapusPermainan tanpa menyerang pada awal pertandingan, selalu terlihat monoton, tanpa semangat, tanpa kerjasama yang baik antar lini,
TAPI JANGAN LARUT DALAM KEKECEWAAN INI,,, TRUS BERJUANG PERSIJAP!!!!!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuslawan persija menang 4-1 kok lawan persela 0-2 malu2in
BalasHapuskalo di balik kalah 2-0 dari persela gak apa2 yg penting menang besar 4-1 dari persija
itu juga yg dialami persija...
kalah dari persijap 1-4 gak apa2 yg penting menang dari persib di hari jadi bandung
atau di balik bisa menang lawan persib di kandangnya kok keok dari persijap 4-1 malu2in
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbang mimin mohon yang pake anonim comennya di hapus saja ...
BalasHapus