Penghentian Dana APBD ke Klub Sepak Bola (1)
http://www.persijap.or.id/2011/04/penghentian-dana-apbd-ke-klub-sepak.html
Persijap Siapkan Langkah Realistis
PENGHENTIAN aliran APBD ke klub sepak bola mulai 2012 akan berpengaruh besar pada eksistensi Persijap Jepara musim depan. Tetapi suporter dan pemangku kebijakan di Persijap tidak berpikir Laskar Kalinyamat akan bangkrut dan absen kompetisi. Tim kebanggaan warga Jepara ini diperkirakan akan tetap eksis tanpa APBD. Namun, kekuatan belanja pemainnya akan lebih rendah dan itu akan berimbas pada kualitas tim.
”Rencana penghentian dana APBD ke klub ini bukan hal baru. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan. Persijap hanya butuh fokus menyiapkan langkah yang realistis untuk menatap kompetisi musim depan dengan memanfaatkan semua potensi,” kata Zaenur Rohman, pencinta sekaligus pemerhati Persijap Jepara. Sesepuh Barisan Suporter Persijap Sejati itu menyatakan rencana tim take off tanpa APBD pada 2012 itu sudah dilontarkan PT Liga Indonesia dalam verifikasi tim Indonesia Super League (ISL), termasuk ke Persijap pada 2008.
Menurut dia, langkah awal yang mesti ditempuh adalah semua stakeholders Persijap berembuk bersama, dalam forum mencari jalan keluar, bukan saling menyalahkan.
Kali ini, lanjutnya, PT Laskar Kalinyamat harus diberdayakan dan menjadi mesin pencari dana untuk klub. ”Seperti apa dan bagaimana PT Laskar Kalinyamat, itu harus dicarikan jalan keluar,” kata dia.
General Manager Persijap Anwar Haryono menyatakan selain akan mengandalkan penjualan tiket penonton dan dana dari sponsor, langkah yang mungkin bisa dicoba adalah menjual saham Persijap. Saham Persijap itu sudah pernah diwacanakan awal musim lalu, tetapi belum berjalan musim ini. Efisiensi belanja tentu menjadi keniscayaan karena kebutuhan tim musim ini sekitar Rp 13 miliar, dan separonya dari APBD.
Bupati Jepara Hendro Martojo kemarin menyatakan langkah penghentian aliran APBD untuk klub sepak bola profesional termasuk Persijap itu menurutnya serius dan akan berlangsung mulai 2012. ”Butuh pemikiran tersendiri untuk Persijap bagaimana menghidupi diri,” kata dia yang pernah menyarankan agar Laskar Kalinyamat masuk Liga Primer Indonesia (LPI), tetapi di kalangan bawah hal itu masih menjadi kontroversi.
Tahu Diri Sementara itu, Persis Solo mendukung penghentian hibah APBD kepada klub-klub sepak bola profesional. Menurut Sekretaris Persis Ruhban Ruzziyatno, jika sebuah klub memang masih tergantung pada APBD maka pengelolanya harus tahu diri dan tidak memaksakan timnya masuk ajang kompetisi profesional.
"Jadi klub-klub harus realistis juga. Kalau tidak bisa mandiri tanpa APBD, tak dilengkapi stadion yang memenuhi syarat, bukan berbentuk perseroan terbatas (PT) serta lainnya, berarti tak profesional dan masuk kancah amatir di bawah Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI)," tandasnya, Rabu (6/4).
Persis Solo sendiri, lanjut dia, tidak masalah jika tidak mendapat bantuan ABPD. Namun seluruhnya harus disiapkan lebih dulu melalui perencanaan matang, termasuk pendirian PT dengan pemilik 26 klub internal Persis.
"Sejak 2009-2010, toh Persis tidak mendapat hibah APBD, kendati perjalanannya dalam mengarungi kompetisi terseok-seok," tutur Ruhban.
Pada tahun ini, Tim Kota Bengawan mengajukan permohonan bantuan sekitar Rp 2 miliar ke APBD, tapi belum teralisasi. "Kalau nanti cair, bantuan dana itu pun ditujukan untuk tim yunior yang bertanding di kancah amatir dan pembinaan sepak bola di Solo," tuturnya.
Setali tiga uang dengan yang diutarakan Wali Kota Surakarta Joko Widodo. Dalam beberapa kesempatan, pria yang akrab disapa Jokowi itu selalu mengatakan emoh menggunakan APBD untuk kegiatan sepak bola profesional.
"Untuk Persis tetap nol APBD. Saya tidak mau ambil risiko karena hal itu memang sudah dilarang," kata dia.
Bahkan Jokowi kembali menegaskan tidak akan menyentuh APBD meski dirinya sempat digeruduk para pengurus klub internal Persis yang wadul agar orang nomor satu di Kota Solo itu membantu kesulitan finansial yang dialami Laskar Sambernyawa.
"Saya sudah ikut membantu dengan menggandeng sejumlah pengusaha, tapi hasilnya yang sedikit. Sekarang coba bagi para pengurus klub internal untuk membantu mencari solusi permasalah kesulitan dana tersebut," ujar Jokowi kala menemui para pengurus klub internal Persis belum lama ini. (Muhammadun Sanomae, Setyo Wiyono, Gading Persada-73)
PENGHENTIAN aliran APBD ke klub sepak bola mulai 2012 akan berpengaruh besar pada eksistensi Persijap Jepara musim depan. Tetapi suporter dan pemangku kebijakan di Persijap tidak berpikir Laskar Kalinyamat akan bangkrut dan absen kompetisi. Tim kebanggaan warga Jepara ini diperkirakan akan tetap eksis tanpa APBD. Namun, kekuatan belanja pemainnya akan lebih rendah dan itu akan berimbas pada kualitas tim.
”Rencana penghentian dana APBD ke klub ini bukan hal baru. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan. Persijap hanya butuh fokus menyiapkan langkah yang realistis untuk menatap kompetisi musim depan dengan memanfaatkan semua potensi,” kata Zaenur Rohman, pencinta sekaligus pemerhati Persijap Jepara. Sesepuh Barisan Suporter Persijap Sejati itu menyatakan rencana tim take off tanpa APBD pada 2012 itu sudah dilontarkan PT Liga Indonesia dalam verifikasi tim Indonesia Super League (ISL), termasuk ke Persijap pada 2008.
Menurut dia, langkah awal yang mesti ditempuh adalah semua stakeholders Persijap berembuk bersama, dalam forum mencari jalan keluar, bukan saling menyalahkan.
Kali ini, lanjutnya, PT Laskar Kalinyamat harus diberdayakan dan menjadi mesin pencari dana untuk klub. ”Seperti apa dan bagaimana PT Laskar Kalinyamat, itu harus dicarikan jalan keluar,” kata dia.
General Manager Persijap Anwar Haryono menyatakan selain akan mengandalkan penjualan tiket penonton dan dana dari sponsor, langkah yang mungkin bisa dicoba adalah menjual saham Persijap. Saham Persijap itu sudah pernah diwacanakan awal musim lalu, tetapi belum berjalan musim ini. Efisiensi belanja tentu menjadi keniscayaan karena kebutuhan tim musim ini sekitar Rp 13 miliar, dan separonya dari APBD.
Bupati Jepara Hendro Martojo kemarin menyatakan langkah penghentian aliran APBD untuk klub sepak bola profesional termasuk Persijap itu menurutnya serius dan akan berlangsung mulai 2012. ”Butuh pemikiran tersendiri untuk Persijap bagaimana menghidupi diri,” kata dia yang pernah menyarankan agar Laskar Kalinyamat masuk Liga Primer Indonesia (LPI), tetapi di kalangan bawah hal itu masih menjadi kontroversi.
Tahu Diri Sementara itu, Persis Solo mendukung penghentian hibah APBD kepada klub-klub sepak bola profesional. Menurut Sekretaris Persis Ruhban Ruzziyatno, jika sebuah klub memang masih tergantung pada APBD maka pengelolanya harus tahu diri dan tidak memaksakan timnya masuk ajang kompetisi profesional.
"Jadi klub-klub harus realistis juga. Kalau tidak bisa mandiri tanpa APBD, tak dilengkapi stadion yang memenuhi syarat, bukan berbentuk perseroan terbatas (PT) serta lainnya, berarti tak profesional dan masuk kancah amatir di bawah Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI)," tandasnya, Rabu (6/4).
Persis Solo sendiri, lanjut dia, tidak masalah jika tidak mendapat bantuan ABPD. Namun seluruhnya harus disiapkan lebih dulu melalui perencanaan matang, termasuk pendirian PT dengan pemilik 26 klub internal Persis.
"Sejak 2009-2010, toh Persis tidak mendapat hibah APBD, kendati perjalanannya dalam mengarungi kompetisi terseok-seok," tutur Ruhban.
Pada tahun ini, Tim Kota Bengawan mengajukan permohonan bantuan sekitar Rp 2 miliar ke APBD, tapi belum teralisasi. "Kalau nanti cair, bantuan dana itu pun ditujukan untuk tim yunior yang bertanding di kancah amatir dan pembinaan sepak bola di Solo," tuturnya.
Setali tiga uang dengan yang diutarakan Wali Kota Surakarta Joko Widodo. Dalam beberapa kesempatan, pria yang akrab disapa Jokowi itu selalu mengatakan emoh menggunakan APBD untuk kegiatan sepak bola profesional.
"Untuk Persis tetap nol APBD. Saya tidak mau ambil risiko karena hal itu memang sudah dilarang," kata dia.
Bahkan Jokowi kembali menegaskan tidak akan menyentuh APBD meski dirinya sempat digeruduk para pengurus klub internal Persis yang wadul agar orang nomor satu di Kota Solo itu membantu kesulitan finansial yang dialami Laskar Sambernyawa.
"Saya sudah ikut membantu dengan menggandeng sejumlah pengusaha, tapi hasilnya yang sedikit. Sekarang coba bagi para pengurus klub internal untuk membantu mencari solusi permasalah kesulitan dana tersebut," ujar Jokowi kala menemui para pengurus klub internal Persis belum lama ini. (Muhammadun Sanomae, Setyo Wiyono, Gading Persada-73)