Cemaskan Kisruh PSSI
http://www.persijap.or.id/2011/05/cemaskan-kisruh-pssi.html
Para awak Persijap Jepara terus memantau perkembangan kisruh PSSI menjelang kongres yang rencananya digelar hari ini di Hotel Sultan Jakarta. Mereka berharap-harap cemas. Berharap kongres berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang benar-benar bisa membawa perubahan PSSI menjadi lebih baik.
Cemas karena sampai masa-masa terakhir persiapan, kisruh kian meruncing dan Indonesia ada dalam bayang-bayang diskors otoritas sepak bola dunia, FIFA. Nurul Huda, pemain senior di Tim Laskar Kalinyamat mengungkapkan kecemasannya itu.
"Saya bahkan memantaunya sejak 2007 ketika kisruh soal Statuta FIFA. Sejak itu sampai menjelang kongres besok (hari ini), suasananya kian mengkhawatirkan," kata pemain berusia 33 tahun yang memperkuat tim PSSI Primavera 1994/1995 itu, Kamis (19/5).
Hal pokok yang mencemaskannya adalah kemungkinan skorsing FIFA terhadap PSSI. "Saya berharap itu tidak terjadi, tetapi pencinta sepak bola di Indonesia hari-hari ini berpikir soal itu," papar pemain yang memperkuat Persijap sejak musim 2007 itu.
"Apalagi di mata FIFA, Indonesia ini tidak memiliki nilai tawar yang kuat. Negara yang sepak bolanya kuat saja FIFA bisa menskors karena sebuah alasan mendasar. Artinya, tidak ada beban buat FIFA untuk menskors PSSI jika FIFA merasa memiliki dasar yang kuat," lanjut Huda.
Itu dari sisi kepentingan sepak bola nasional. Dari sisi pemain, jika sampai skorsing itu terjadi, maka berapa orang yang kehilangan pekerjaan, dan sekian banyak masyarakat kehilangan hiburan. Menurut pandangannya, PSSI selayaknya tidak menjadi panggung untuk mempertarungkan kepentingan golongan atau pribadi. "PSSI itu panggung sepak bola, murni," kata mantan pemain Persebaya Surabaya.
Momentum Perbaikan
Sementara itu pelatih muda asal Jepara Anjar Jambore Widodo berharap kongres dapat menjadi momentum perbaikan di tubuh PSSI. "Siapa pun yang memimpin PSSI nanti, lewat kongres ini, harus bisa membawa perubahan lebih bagus. Masalah klasik pembinaan berjenjang belum ada solusi dan kesulitan keuangan klub harus ada solusinya," kata Anjar yang kini menjadi asisten pelatih di Persijap.
Pria 36 tahun itu juga khawatir kongres di PSSI gagal. Suimin Diharja, pelatih Persijap yang pada tahun 2000 menukangi timnas mengatakan, marwah sepak bola Indonesia di kancah internasional sedang jeblok, sedangkan di negeri sendiri, persoalan kompetisi datang silih berganti.
"Pihak-pihak yang terlibat dalam kongres secara aktif harus fokus mencari jalan keluar masalah-masalah di PSSI," ungkapnya.
Sekretaris Tim Persijap Arif Darmawan sore kemarin menyatakan dalam kongres Persijap akan diwakili ketua umum Ahmad Marzuki dan dirinya sendiri. "Hanya ketua umum yang punya hak suara," kata Arif. (Muhammadun Sanomae/CN26)
Cemas karena sampai masa-masa terakhir persiapan, kisruh kian meruncing dan Indonesia ada dalam bayang-bayang diskors otoritas sepak bola dunia, FIFA. Nurul Huda, pemain senior di Tim Laskar Kalinyamat mengungkapkan kecemasannya itu.
"Saya bahkan memantaunya sejak 2007 ketika kisruh soal Statuta FIFA. Sejak itu sampai menjelang kongres besok (hari ini), suasananya kian mengkhawatirkan," kata pemain berusia 33 tahun yang memperkuat tim PSSI Primavera 1994/1995 itu, Kamis (19/5).
Hal pokok yang mencemaskannya adalah kemungkinan skorsing FIFA terhadap PSSI. "Saya berharap itu tidak terjadi, tetapi pencinta sepak bola di Indonesia hari-hari ini berpikir soal itu," papar pemain yang memperkuat Persijap sejak musim 2007 itu.
"Apalagi di mata FIFA, Indonesia ini tidak memiliki nilai tawar yang kuat. Negara yang sepak bolanya kuat saja FIFA bisa menskors karena sebuah alasan mendasar. Artinya, tidak ada beban buat FIFA untuk menskors PSSI jika FIFA merasa memiliki dasar yang kuat," lanjut Huda.
Itu dari sisi kepentingan sepak bola nasional. Dari sisi pemain, jika sampai skorsing itu terjadi, maka berapa orang yang kehilangan pekerjaan, dan sekian banyak masyarakat kehilangan hiburan. Menurut pandangannya, PSSI selayaknya tidak menjadi panggung untuk mempertarungkan kepentingan golongan atau pribadi. "PSSI itu panggung sepak bola, murni," kata mantan pemain Persebaya Surabaya.
Momentum Perbaikan
Sementara itu pelatih muda asal Jepara Anjar Jambore Widodo berharap kongres dapat menjadi momentum perbaikan di tubuh PSSI. "Siapa pun yang memimpin PSSI nanti, lewat kongres ini, harus bisa membawa perubahan lebih bagus. Masalah klasik pembinaan berjenjang belum ada solusi dan kesulitan keuangan klub harus ada solusinya," kata Anjar yang kini menjadi asisten pelatih di Persijap.
Pria 36 tahun itu juga khawatir kongres di PSSI gagal. Suimin Diharja, pelatih Persijap yang pada tahun 2000 menukangi timnas mengatakan, marwah sepak bola Indonesia di kancah internasional sedang jeblok, sedangkan di negeri sendiri, persoalan kompetisi datang silih berganti.
"Pihak-pihak yang terlibat dalam kongres secara aktif harus fokus mencari jalan keluar masalah-masalah di PSSI," ungkapnya.
Sekretaris Tim Persijap Arif Darmawan sore kemarin menyatakan dalam kongres Persijap akan diwakili ketua umum Ahmad Marzuki dan dirinya sendiri. "Hanya ketua umum yang punya hak suara," kata Arif. (Muhammadun Sanomae/CN26)
saya kecewa K78. mreka pintar pintar. saking pintarnya mereka mengarahkan kongres ke ranah politik. sudah ga ada nurani lg. ga punya etika. mereka harus bertanggungjawab
BalasHapus