Harus Amankan Poin Kandang
http://www.persijap.or.id/2011/05/harus-amankan-poin-kandang.html
Dua laga kandang terakhir yang akan menjamu Arema Indonesia dan Sriwijaya FC menjadi ujian bagi pasukan Suimin Diharja dalam lanjutan Kompetisi Djarum Indonesia Super League (ISL). Lawan yang dihadapi dari sisi kolektivitas permainan lebih solid dan memiliki posisi yang berbeda di papan klasemen dibanding Persijap yang kini masih di peringkat 13 dari 15 kontestan.
Dua partai home ini akan dimaksimalkan untuk meraih angka sempurna, walaupun satu partai away masih dilakoni saat kontra Persiba Balikpapan.
“Kans kami meraih poin terbuka. Anak-anak harus mengamankan enam poin di kandang,” ucap Suimin.
Statistika Laskar Kalinyamat menunjukkan, dari 25 penampilan musim ini, Evaldo cs hanya mengoleksi 26 poin dengan rekor kemasukan 46 gol dan hanya memasukkan 25 gol. Rata-rata dalam satu laga, Skuad Merah-Merah hanya memasukkan satu gol.
“Kami memang bermasalah di lini depan putaran pertama lalu. Ini yang kami perbaiki di putaran kedua kompetisi,” katanya.
Perubahan Skema
Perubahan skema pun dilakukan pelatih berusia 55 tahun itu memasuki putaran kedua seiring tambahan tiga amunisi baru, Beto Goncalves, Jose Sebastian dan Bona Simanjuntak.
Dari skenario awal ini dengan menempatkan tiga pemain di posisi berbeda, Suimin berharap aransemen ofense maupun defense bisa seirama dan seimbang.
Beto ditempatkan sebagai ujung tombak dengan harapan bisa menambah daya dobrak. Kekurangan adanya playmaker di putaran pertama lalu ditutup hadirnya Jose. Pemain asal Argentina ini menjadi elemen penting memegang alur bola dari pertahanan ke pola penyerangan. Bona diplot menjadi penyeimbang di lini pertahanan. Terlihat dalam skema permainan, dua pengatur serangan selalu disiapkan Suimin.
Dari skema 3-5-2, 4-4-2 lalu bertransisi ke 3-4-3, peran Jose dan Bona terlihat. Dari barisan pertahanan, bola dialirkan ke Bona dan selanjutnya pemain berusia 33 tahun itu dengan bebas mengatur ritme permainan di area pertahanan sendiri.
“Kalau ada celah, bola dialirkan ke Jose untuk menyusun serangan. Jadi, skema saya ini ada dua playmaker. Kerja ini sangat efektif dan tidak menguras tenaga,” ujar Suimin.
Pemain lainnya yang memegang kunci permainan, yakni Johan Juansyah. Empat musim bersama Laskar Kalinyamat, sosok Johan semakin matang. Di tangan Suimin, Johan ditempatkan di tiga posisi berbeda, gelandang serang, bertahan dan jika Jose absen menjadi pengatur serangan.
“Johan kian matang selepas masuk skuad Piala AFF 2010. Ini menguntungkan di tim saya. Dia pemain serbabisa,” tandasnya.
Sedangkan di lini belakang, peran Evaldo selama tujuh musim berkostum Persijap seakan tak tergantikan. Dia menjadi nyawa dan motivator rekan-rekannya saat berlaga. “Evaldo, menjadi ruh kami. Semua pemain di tim saya saat ini, elemen penting, tanpa kecuali,” imbuhnya. (J4-81/SM)
Dua partai home ini akan dimaksimalkan untuk meraih angka sempurna, walaupun satu partai away masih dilakoni saat kontra Persiba Balikpapan.
“Kans kami meraih poin terbuka. Anak-anak harus mengamankan enam poin di kandang,” ucap Suimin.
Statistika Laskar Kalinyamat menunjukkan, dari 25 penampilan musim ini, Evaldo cs hanya mengoleksi 26 poin dengan rekor kemasukan 46 gol dan hanya memasukkan 25 gol. Rata-rata dalam satu laga, Skuad Merah-Merah hanya memasukkan satu gol.
“Kami memang bermasalah di lini depan putaran pertama lalu. Ini yang kami perbaiki di putaran kedua kompetisi,” katanya.
Perubahan Skema
Perubahan skema pun dilakukan pelatih berusia 55 tahun itu memasuki putaran kedua seiring tambahan tiga amunisi baru, Beto Goncalves, Jose Sebastian dan Bona Simanjuntak.
Dari skenario awal ini dengan menempatkan tiga pemain di posisi berbeda, Suimin berharap aransemen ofense maupun defense bisa seirama dan seimbang.
Beto ditempatkan sebagai ujung tombak dengan harapan bisa menambah daya dobrak. Kekurangan adanya playmaker di putaran pertama lalu ditutup hadirnya Jose. Pemain asal Argentina ini menjadi elemen penting memegang alur bola dari pertahanan ke pola penyerangan. Bona diplot menjadi penyeimbang di lini pertahanan. Terlihat dalam skema permainan, dua pengatur serangan selalu disiapkan Suimin.
Dari skema 3-5-2, 4-4-2 lalu bertransisi ke 3-4-3, peran Jose dan Bona terlihat. Dari barisan pertahanan, bola dialirkan ke Bona dan selanjutnya pemain berusia 33 tahun itu dengan bebas mengatur ritme permainan di area pertahanan sendiri.
“Kalau ada celah, bola dialirkan ke Jose untuk menyusun serangan. Jadi, skema saya ini ada dua playmaker. Kerja ini sangat efektif dan tidak menguras tenaga,” ujar Suimin.
Pemain lainnya yang memegang kunci permainan, yakni Johan Juansyah. Empat musim bersama Laskar Kalinyamat, sosok Johan semakin matang. Di tangan Suimin, Johan ditempatkan di tiga posisi berbeda, gelandang serang, bertahan dan jika Jose absen menjadi pengatur serangan.
“Johan kian matang selepas masuk skuad Piala AFF 2010. Ini menguntungkan di tim saya. Dia pemain serbabisa,” tandasnya.
Sedangkan di lini belakang, peran Evaldo selama tujuh musim berkostum Persijap seakan tak tergantikan. Dia menjadi nyawa dan motivator rekan-rekannya saat berlaga. “Evaldo, menjadi ruh kami. Semua pemain di tim saya saat ini, elemen penting, tanpa kecuali,” imbuhnya. (J4-81/SM)