Masih Bimbang
http://www.persijap.or.id/2011/07/masih-bimbang.html
Persijap Jepara dihadapkan dengan kebimbangan untuk mengikuti Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2011/2012. Persoalan dana, menjadi alasan utama Tim Kota Ukir untuk tetap eksis di kompetisi level tertinggi di Indonesia tersebut.
Nurjamil, wakil sekretaris tim menegaskan, saat ini Persijap di tengah persimpangan, antara ikut atau berhenti dari kompetisi. Kebingungan pendanaan untuk tim musim depan masih menjadi persoalan pelik di antara pengurus.
”Kami hingga kini masih belum menemukan solusi persoalan finansial untuk musim mendatang. Ikut atau tidak, saya masih belum tahu,” tegasnya saat dihubungi, Jumat (29/7).
Persijap dinilai paling lambat bergerak dibanding kontestan lainnya untuk berburu pemain. Dua pilar Laskar Kalinyamat musim lalu, Alberto ”Beto” Goncalves dan Risky Novriansyah dikabarkan sudah merapat ke Sriwijaya FC. Bahkan, Beto dinyatakan sudah sepakat berkostum Laskar Wong Kito musim depan.
Situasi ini menjadi perbincangan hangat di kalangan Persijapmania. Suporter berharap, pengurus Persijap tetap peduli untuk mengikuti ISL, karena Persijap satu-satunya tim dari Jawa Tengah yang berlaga di kompetisi tersebut.
”Solusi apa yang akan dilakukan untuk keluar dari permasalahan ini, kami pun juga bingung. Tanpa dana APBD, jelas Persijap tidak akan eksis. Apakah nantinya kami berpindah ke LPI jika berdiri sendiri, atau mencari sponsor atau pilihan yang pahit berhenti dari kompetisi,” tandas Jamil.
Diskusi
Dijadwalkan, pengurus akan menggelar diskusi bersama stakeholder untuk membahas eksistensi Persijap di ISL pada 3 Agustus mendatang. Di forum itu, akan diagendakan bagaimana jalan keluar terbaik terlepas dari soal pendanaan.
Disinggung ada wacana dileburnya ISL dengan LPI oleh PSSI, Jamil tidak setuju. Tim yang berlaga di ISL berjuang dari kompetisi paling bawah, sedangkan LPI, tanpa kerja keras langsung masuk ke jenjang elit.
”Sangat tidak pas jika LPI dimerger bersama ISL. Tapi, kami serahkan ke PSSI, bagaimana baiknya,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Jepara, Aris Isnandar tidak sepakat jika Persijap harus berhenti berkompetisi. Menurut mantan tokoh suporter ini, Persijap merupakan milik publik dan bukan milik per orangan.
”Apa pun alasannya, Persijap tetap di ISL dan berkompetisi. Bagaimana kreativitas pengurus untuk ‘menjual’ Persijap ke sponsor. Saya yakin, nama Persijap mampu mendatangkan sponsor,” tegasnya. (J4-81)
Nurjamil, wakil sekretaris tim menegaskan, saat ini Persijap di tengah persimpangan, antara ikut atau berhenti dari kompetisi. Kebingungan pendanaan untuk tim musim depan masih menjadi persoalan pelik di antara pengurus.
”Kami hingga kini masih belum menemukan solusi persoalan finansial untuk musim mendatang. Ikut atau tidak, saya masih belum tahu,” tegasnya saat dihubungi, Jumat (29/7).
Persijap dinilai paling lambat bergerak dibanding kontestan lainnya untuk berburu pemain. Dua pilar Laskar Kalinyamat musim lalu, Alberto ”Beto” Goncalves dan Risky Novriansyah dikabarkan sudah merapat ke Sriwijaya FC. Bahkan, Beto dinyatakan sudah sepakat berkostum Laskar Wong Kito musim depan.
Situasi ini menjadi perbincangan hangat di kalangan Persijapmania. Suporter berharap, pengurus Persijap tetap peduli untuk mengikuti ISL, karena Persijap satu-satunya tim dari Jawa Tengah yang berlaga di kompetisi tersebut.
”Solusi apa yang akan dilakukan untuk keluar dari permasalahan ini, kami pun juga bingung. Tanpa dana APBD, jelas Persijap tidak akan eksis. Apakah nantinya kami berpindah ke LPI jika berdiri sendiri, atau mencari sponsor atau pilihan yang pahit berhenti dari kompetisi,” tandas Jamil.
Diskusi
Dijadwalkan, pengurus akan menggelar diskusi bersama stakeholder untuk membahas eksistensi Persijap di ISL pada 3 Agustus mendatang. Di forum itu, akan diagendakan bagaimana jalan keluar terbaik terlepas dari soal pendanaan.
Disinggung ada wacana dileburnya ISL dengan LPI oleh PSSI, Jamil tidak setuju. Tim yang berlaga di ISL berjuang dari kompetisi paling bawah, sedangkan LPI, tanpa kerja keras langsung masuk ke jenjang elit.
”Sangat tidak pas jika LPI dimerger bersama ISL. Tapi, kami serahkan ke PSSI, bagaimana baiknya,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Jepara, Aris Isnandar tidak sepakat jika Persijap harus berhenti berkompetisi. Menurut mantan tokoh suporter ini, Persijap merupakan milik publik dan bukan milik per orangan.
”Apa pun alasannya, Persijap tetap di ISL dan berkompetisi. Bagaimana kreativitas pengurus untuk ‘menjual’ Persijap ke sponsor. Saya yakin, nama Persijap mampu mendatangkan sponsor,” tegasnya. (J4-81)