15 Miliar Siap Mengucur
http://www.persijap.or.id/2011/08/15-miliar-siap-mengucur.html
Persijap Jepara akan mendapatkan kucuran dana segar Rp 15 miliar untuk Kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Kucuran dana itu sebagai konsekuensi dari kesepahaman langkah merger klub dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI), kemarin.
Kesepahaman itu ditandatangani Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki dan pihak konsorsium. “Anggaran Rp 15 miliar itu dari pihak konsorsioum LPI untuk satu musim,” kata Juli Susanto, anggota Tim Kecil yang memfasilitasi proses merger finansial, kemarin.
Dari anggaran tersebut, aturannya Rp 9 miliar untuk belanja pemain, sisanya untuk operasional tim. Kucuran dana itu akan menjadi rekor baru Persijap sepanjang masa yang belum pernah mengoperasionalkan anggaran Rp 15 miliar dalam semusim, apalagi murni dari dana swasta. Anggaran terbesar Persijap adalah sekitar Rp 13 miliar, ketika masih disokong APBD.
Juli menyatakan untuk urusan finansial, Persijap kian optimistis menatap musim depan, termasuk memenuhi deposit Rp 5 miliar yang disyaratkan PSSI di awal musim. Dia menjelaskan, merger ini bukan dengan salah satu klub anggota LPI, tetapi kepada konsorsium LPI.
“Bersama konsorsium, Persijap ingin cepat memastikan bisa lolos verifikasi yang ditutup pada 22 Agustus. Direksi finansial dari LPI,” ujar Juli.
Pembentukan PT
Setelah penandatanganan kesepahaman di Semarang itu, secepatnya akan ditindaklanjuti dengan pembahasan aspek legal formal pembentukan perseroan terbatas (PT) yang baru. Namun jika belum bisa terbentuk yang baru, maka untuk persyaratan legal formal verifikasi, masih bisa menggunakan yang lama, yakni PT Laskar Kalinyamat.
Dalam kesepahaman itu, Juli juga menjelaskan rencana masuknya Ketua Tim Kecil Soetedjo S Sumarto sebagai komisaris PT, menggantikan almarhum Sutedjo (mantan ketua panpel). Hingga kemarin belum dibahas secara rinci, termasuk soal siapa manajer klubnya.
Pembahasan yang susah disepakati adalah dalam tubuh Persijap kelak, selaik ada komisaris, juga adanya direksi bidang finansial dan marketing yang akan diisi dari konsorsium LPI, sedangkan untuk pengelolaan klub oleh orang-orang Persijap.
Juli juga menilai merger itu sangat membantu Persijap, karena tidak ada perubahan nama klub.
“Selain nama tetap Persijap, nanti tim juga tetap akan bermarkas di Gelora Bumi Kartini. Jadi, ini menjadi langkah yang paling realistis dan menguntungkan buat Persijap,” terang Juli yang juga manajer Bidang Teknik Persijap musim lalu. (H15-81)
Kucuran dana itu sebagai konsekuensi dari kesepahaman langkah merger klub dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI), kemarin.
Kesepahaman itu ditandatangani Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki dan pihak konsorsium. “Anggaran Rp 15 miliar itu dari pihak konsorsioum LPI untuk satu musim,” kata Juli Susanto, anggota Tim Kecil yang memfasilitasi proses merger finansial, kemarin.
Dari anggaran tersebut, aturannya Rp 9 miliar untuk belanja pemain, sisanya untuk operasional tim. Kucuran dana itu akan menjadi rekor baru Persijap sepanjang masa yang belum pernah mengoperasionalkan anggaran Rp 15 miliar dalam semusim, apalagi murni dari dana swasta. Anggaran terbesar Persijap adalah sekitar Rp 13 miliar, ketika masih disokong APBD.
Juli menyatakan untuk urusan finansial, Persijap kian optimistis menatap musim depan, termasuk memenuhi deposit Rp 5 miliar yang disyaratkan PSSI di awal musim. Dia menjelaskan, merger ini bukan dengan salah satu klub anggota LPI, tetapi kepada konsorsium LPI.
“Bersama konsorsium, Persijap ingin cepat memastikan bisa lolos verifikasi yang ditutup pada 22 Agustus. Direksi finansial dari LPI,” ujar Juli.
Pembentukan PT
Setelah penandatanganan kesepahaman di Semarang itu, secepatnya akan ditindaklanjuti dengan pembahasan aspek legal formal pembentukan perseroan terbatas (PT) yang baru. Namun jika belum bisa terbentuk yang baru, maka untuk persyaratan legal formal verifikasi, masih bisa menggunakan yang lama, yakni PT Laskar Kalinyamat.
Dalam kesepahaman itu, Juli juga menjelaskan rencana masuknya Ketua Tim Kecil Soetedjo S Sumarto sebagai komisaris PT, menggantikan almarhum Sutedjo (mantan ketua panpel). Hingga kemarin belum dibahas secara rinci, termasuk soal siapa manajer klubnya.
Pembahasan yang susah disepakati adalah dalam tubuh Persijap kelak, selaik ada komisaris, juga adanya direksi bidang finansial dan marketing yang akan diisi dari konsorsium LPI, sedangkan untuk pengelolaan klub oleh orang-orang Persijap.
Juli juga menilai merger itu sangat membantu Persijap, karena tidak ada perubahan nama klub.
“Selain nama tetap Persijap, nanti tim juga tetap akan bermarkas di Gelora Bumi Kartini. Jadi, ini menjadi langkah yang paling realistis dan menguntungkan buat Persijap,” terang Juli yang juga manajer Bidang Teknik Persijap musim lalu. (H15-81)