Komitmen Ikuti Kompetisi
http://www.persijap.or.id/2011/08/komitmen-ikuti-kompetisi.html
Persijap Jepara tetap berkomitmen mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan, kendati masih terganjal soal keuangan.
Rapat pengurus bersama seluruh perwakilan elemen klub tadi malam menyiratkan klub sudah siap diverifikasi, khusus untuk empat aspek nonfinansial.
Rapat dipimpin Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki, didampingi Ketua Harian Sholih. Empat aspek yang sudah siap diverifikasi adalah infrastruktur, sumber daya manusia (kepengurusan), pembinaan pemain, dan legal formal (badan hukum).
Satu-satunya aspek yang belum siap adalah soal finansial. Itu karena klub peserta wajib menyetor deposit minimal Rp 2 miliar dan maksimal Rp 5 miliar.
Ahmad Marzuki menjelaskan, deposit Rp 5 miliar itu dikenakan buat klub yang belanja per musimnya minimal Rp 15 miliar, dengan ketentuan mengontrak di antaranya tiga pemain asing non Asia dan satu pemain dari Asia non-Indonesia. Untuk pemain lokal kontraknya minimal tiga musim, dan tiap musim maksimal bernilai kontrak Rp 500 juta.
”Ini ketentuan untuk finansial level pertama, yakni harus menyetor deposit Rp 5 miliar pada Agustus ini,” ujarnya.
Penjajakan
Sedangkan untuk deposit Rp 2 miliar dikenakan buat klub yang belanjanya di level kedua, yakni minimal Rp 8 miliar, dengan ketentuan di antaranya selain pemain lokal hanya bisa mengontrak dua pemain asing non-Asia ditambah satu pemain Asia-non-Indonesia. Selain itu juga merekrut pemain lokal maksimal dengan nilai kontrak Rp 300 juta, dan dikontrak minimal selama tiga musim.
Marzuki menambahkan, beberapa gambaran sumber keuangan yang bisa digali adalah menjual kupon berhadiah senilai Rp 50.000/lembar dan kalau bisa mencetak 100.000 lembar. Jika terserap, maka mendapatkan Rp 5 miliar (dikurangi Rp 1 miliar untuk hadiah).
Kedua, dengan menerbitkan stiker yang jika berhasil diprediksi bisa mendapatkan lebih dari Rp 1 miliar. Sisanya sambil jalan bisa lewat penjualan tiket penonton. Musim lalu, tiket penonton mendapatkan sekitar Rp 3 miliar.
Soal wacana penggabungan klub ISL dengan Liga Primer Indonesia (LPI), Persijap juga tengah menjajaki. ”Prinsipnya, Persijap bagaimana bisa berkompetisi di Jepara,” kata Marzuki.
Melihat potensi itu, pemerhati Persijap Zaenur Rohman menyatakan klub harus realistis untuk mengambil rencana level keuangan tingkat kedua, dengan cukup menyetor deposit Rp 2 miliar.
”Realistis saja, yang penting kompetisi bisa diikuti. Jika bisa mengambil ideal, itu lebih bagus. Dua-duanya butuh kerja keras semua pihak, dan saling mendukung,” katanya. (H15-43)
Rapat pengurus bersama seluruh perwakilan elemen klub tadi malam menyiratkan klub sudah siap diverifikasi, khusus untuk empat aspek nonfinansial.
Rapat dipimpin Ketua Umum Persijap Ahmad Marzuki, didampingi Ketua Harian Sholih. Empat aspek yang sudah siap diverifikasi adalah infrastruktur, sumber daya manusia (kepengurusan), pembinaan pemain, dan legal formal (badan hukum).
Satu-satunya aspek yang belum siap adalah soal finansial. Itu karena klub peserta wajib menyetor deposit minimal Rp 2 miliar dan maksimal Rp 5 miliar.
Ahmad Marzuki menjelaskan, deposit Rp 5 miliar itu dikenakan buat klub yang belanja per musimnya minimal Rp 15 miliar, dengan ketentuan mengontrak di antaranya tiga pemain asing non Asia dan satu pemain dari Asia non-Indonesia. Untuk pemain lokal kontraknya minimal tiga musim, dan tiap musim maksimal bernilai kontrak Rp 500 juta.
”Ini ketentuan untuk finansial level pertama, yakni harus menyetor deposit Rp 5 miliar pada Agustus ini,” ujarnya.
Penjajakan
Sedangkan untuk deposit Rp 2 miliar dikenakan buat klub yang belanjanya di level kedua, yakni minimal Rp 8 miliar, dengan ketentuan di antaranya selain pemain lokal hanya bisa mengontrak dua pemain asing non-Asia ditambah satu pemain Asia-non-Indonesia. Selain itu juga merekrut pemain lokal maksimal dengan nilai kontrak Rp 300 juta, dan dikontrak minimal selama tiga musim.
Marzuki menambahkan, beberapa gambaran sumber keuangan yang bisa digali adalah menjual kupon berhadiah senilai Rp 50.000/lembar dan kalau bisa mencetak 100.000 lembar. Jika terserap, maka mendapatkan Rp 5 miliar (dikurangi Rp 1 miliar untuk hadiah).
Kedua, dengan menerbitkan stiker yang jika berhasil diprediksi bisa mendapatkan lebih dari Rp 1 miliar. Sisanya sambil jalan bisa lewat penjualan tiket penonton. Musim lalu, tiket penonton mendapatkan sekitar Rp 3 miliar.
Soal wacana penggabungan klub ISL dengan Liga Primer Indonesia (LPI), Persijap juga tengah menjajaki. ”Prinsipnya, Persijap bagaimana bisa berkompetisi di Jepara,” kata Marzuki.
Melihat potensi itu, pemerhati Persijap Zaenur Rohman menyatakan klub harus realistis untuk mengambil rencana level keuangan tingkat kedua, dengan cukup menyetor deposit Rp 2 miliar.
”Realistis saja, yang penting kompetisi bisa diikuti. Jika bisa mengambil ideal, itu lebih bagus. Dua-duanya butuh kerja keras semua pihak, dan saling mendukung,” katanya. (H15-43)