Merger Jadi Alternatif?
http://www.persijap.or.id/2011/08/merger-jadi-alternatif.html
Persijap Jepara belum menemukan jalan keluar menyangkut sumber keuangan klub untuk musim depan. Kebuntuan itu terlihat dalam pertemuan kedua yang dilakukan Tim Kecil di Resto Maribu Selasa malam, khusus membahas deposit klub yang harus dikirim ke rekening PSSI paling lambat 22 Agustus. Kendati begitu, dalam suratnya Persijap menyatakan siap diverifikasi PSSI.
”Persijap sudah membalas surat PSSI yang menginginkan kesiapan klub untuk diverifikasi. Tapi samapi hari ini, semua aspek kami sudah siap, kecuali finansial yang masih dalam proses pencarian jalan keluar,” kata Wakil Sekretaris Tim Persijap Nurjamil, kemarin.
Aspek yang sudah siap adalah infrastruktur, legal formal, pembinaan dan personel. Surat PSSI soal kesiapan verifikasi dikirim pada 6 Agustus dan dibalas pada Selasa (9/8). Masa akhir kesiapan untuk diverifikasi itu pada Rabu kemarin pukul 17.00. ”Jadi setelah daftar ulang 3 Agustus lalu, kemarin kami sudah menindaklanjuti surat PSSI soal kesiapan diverifikasi,” lanjutnya.
Dalam rapat Selasa malam, Tim Kecil yang dipimpin Ketua Umum Ahmad Marzuki belum bisa memastikan deposit Rp 5 miliar. Nurjamil menyatakan, dalam surat yang dikirim PSSI, ditegaskan deposit itu harus uang tunai Rp 5 miliar, bukan minimal Rp 2 miliar seperti dipahami selama ini.
Lebih memberatkan lagi, deposit Rp 5 miliar itu mesti diserahkan ke PSSI dan tidak bisa ditarik klub sampai akhir musim. Tetapi klub berhak atas sharing, bunga atas modal tersebut selama semusim.
Ini berbeda dengan musim-musim sebelumnya, di mana deposit itu tetap ada di tangan klub dan bisa digunakan untuk belanja di awal musim.
”Itu yang membikin pertemuan tadi malam masih buntu. Sebab, jika deposit itu dikirim ke PSSI dan tak bisa dibelanjakan, maka akibatnya klub harus punya lebih dari Rp 5 miluar di awal musim. Prediksinya butuh Rp 7 miliar. Ini yang sulit,” jelasnya.
Masalah Keuangan
Rapat Tim Kecil itu juga diikuti perwakilan suporter dan kuasa hukum Persijap Soetedjo Sumarto. Dalam pertemuan itu akhirnya mempertajam wacana yang selama ini bergulir, yakni membangun komunikasi klub lain dari kelompok Liga Primer Indonesia (LPI) untuk merger dengan Persijap untuk mengentaskan masalah keuangan.
”Saat ini tim kecil masih dalam tahap berkomunikasi dengan pengelola LPI, karena pada dasarnya kami siap di empat aspek dan belum di aspek keuangan. Upaya untuk memajukan proses merger ini masih terus dilakukan,” tandasnya. (H15-81)
”Persijap sudah membalas surat PSSI yang menginginkan kesiapan klub untuk diverifikasi. Tapi samapi hari ini, semua aspek kami sudah siap, kecuali finansial yang masih dalam proses pencarian jalan keluar,” kata Wakil Sekretaris Tim Persijap Nurjamil, kemarin.
Aspek yang sudah siap adalah infrastruktur, legal formal, pembinaan dan personel. Surat PSSI soal kesiapan verifikasi dikirim pada 6 Agustus dan dibalas pada Selasa (9/8). Masa akhir kesiapan untuk diverifikasi itu pada Rabu kemarin pukul 17.00. ”Jadi setelah daftar ulang 3 Agustus lalu, kemarin kami sudah menindaklanjuti surat PSSI soal kesiapan diverifikasi,” lanjutnya.
Dalam rapat Selasa malam, Tim Kecil yang dipimpin Ketua Umum Ahmad Marzuki belum bisa memastikan deposit Rp 5 miliar. Nurjamil menyatakan, dalam surat yang dikirim PSSI, ditegaskan deposit itu harus uang tunai Rp 5 miliar, bukan minimal Rp 2 miliar seperti dipahami selama ini.
Lebih memberatkan lagi, deposit Rp 5 miliar itu mesti diserahkan ke PSSI dan tidak bisa ditarik klub sampai akhir musim. Tetapi klub berhak atas sharing, bunga atas modal tersebut selama semusim.
Ini berbeda dengan musim-musim sebelumnya, di mana deposit itu tetap ada di tangan klub dan bisa digunakan untuk belanja di awal musim.
”Itu yang membikin pertemuan tadi malam masih buntu. Sebab, jika deposit itu dikirim ke PSSI dan tak bisa dibelanjakan, maka akibatnya klub harus punya lebih dari Rp 5 miluar di awal musim. Prediksinya butuh Rp 7 miliar. Ini yang sulit,” jelasnya.
Masalah Keuangan
Rapat Tim Kecil itu juga diikuti perwakilan suporter dan kuasa hukum Persijap Soetedjo Sumarto. Dalam pertemuan itu akhirnya mempertajam wacana yang selama ini bergulir, yakni membangun komunikasi klub lain dari kelompok Liga Primer Indonesia (LPI) untuk merger dengan Persijap untuk mengentaskan masalah keuangan.
”Saat ini tim kecil masih dalam tahap berkomunikasi dengan pengelola LPI, karena pada dasarnya kami siap di empat aspek dan belum di aspek keuangan. Upaya untuk memajukan proses merger ini masih terus dilakukan,” tandasnya. (H15-81)