Kehilangan Pendapatan Kandang
http://www.persijap.or.id/2011/11/kehilangan-pendapatan-kandang.html?m=0
Persijap siap-siap kehilangan pendapatan dari sektor penjualan tiket laga kandang. Sebab, dari jadwal terakhir yang dirilis PT Liga Prima Indonesia Sportindo selaku pengelola kompetisi, sejumlah laga kandang Persijap bertepatan atau masih dalam suasana Pilkada Jepara 2012.
Bukan hanya sektor finansial yang dirugikan dari situasi ini. Peluang untuk menambah pundi-pundi poin juga dipastikan terganggu. Karena bisa saja Persijap menggelar laga kandang di luar kota. Itu artinya psikis pemain ikut terpengaruh dan dukungan dari suporter tidak akan sebesar saat bermain di Jepara. Dua hal inilah yang akan berimbas pada permainan tim secara keseluruhan.
”Kami sudah mengajukan usulan ke Jakarta. Tapi, sepertinya hasil yang kami dapat tidak sesuai harapan. Hanya ada dua pertandingan yang digeser ke hari lain,” jelas Arif Darmawan, Sekretaris Tim Persijap.
Dua laga kandang yang berubah pelaksanaannya tersebut adalah partai melawan Mitra Kukar dan Bontang FC. Laga kandang menjamu Mitra Kukar sedianya akan digelar pada 29 Januari 2012 atau bertepatan dengan coblosan Pilkada Jepara. Akhirnya partai ini digeser ke 2 Februari 2012. Sedangkan laga melawan Bontang FC yang sebelumnya harus dihelat 2 Februari diundur menjadi 5 Februari.
Perubahan jadwal ini tentu saja tidak begitu berarti bagi Persijap. Sebab, regulasi yang dikeluarkan KPU Kabupaten Jepara selaku penyelenggara pilkada, dalam rentang H-17 hingga H+10, tidak diperbolehkan menggelar kegiatan yang melibatkan massa seperti pertandingan sepak bola.
Itu artinya mulai 12 Januari hingga 8 Februari 2012, Persijap tidak diperbolehkan menggelar pertandingan. Beruntung, dalam rentang waktu ini, Persijap hanya memiliki dua agenda pertandingan kandang, yakni melawan Mitra Kukar dan Bontang FC. Sedangkan, empat laga lainnya berlangsung di markas lawan.
Pada 12 Januari, Persijap bertandang ke Persipura dan dilanjutkan ke kandang Persidafon tiga hari berikutnya. Selain itu, dua laga tandang lainnya berlangsung pada 22 Januari di Makassar melawan tuan rumah PSM dan Arema pada 26 Januari.
”Memainkan laga kandang tapi di luar kota tentu merugikan. Akan tetapi kami bisa memaklumi keputusan PSSI. Sebab, kami juga tidak mungkin mem-booking rentang waktu itu untuk Persijap saja. Namun, kami juga masih diuntungkan karena waktu itu banyak laga Persijap yang berlangsung di kandang lawan,” jelasnya.
Sebagai antisipasi tidak adanya izin keamanan dari kepolisian setempat, manajemen mulai ancang-ancang mencari tempat netral untuk menjamu Mitra Kukar dan Bontang FC.
”Kami harus siap menjadi musafir. Ada beberapa tempat yang bisa kami gunakan, misalnya di Bantul atau Sleman,” ucap Arif.
(Sundoyo Hardi/Koran SI/wei)
Bukan hanya sektor finansial yang dirugikan dari situasi ini. Peluang untuk menambah pundi-pundi poin juga dipastikan terganggu. Karena bisa saja Persijap menggelar laga kandang di luar kota. Itu artinya psikis pemain ikut terpengaruh dan dukungan dari suporter tidak akan sebesar saat bermain di Jepara. Dua hal inilah yang akan berimbas pada permainan tim secara keseluruhan.
”Kami sudah mengajukan usulan ke Jakarta. Tapi, sepertinya hasil yang kami dapat tidak sesuai harapan. Hanya ada dua pertandingan yang digeser ke hari lain,” jelas Arif Darmawan, Sekretaris Tim Persijap.
Dua laga kandang yang berubah pelaksanaannya tersebut adalah partai melawan Mitra Kukar dan Bontang FC. Laga kandang menjamu Mitra Kukar sedianya akan digelar pada 29 Januari 2012 atau bertepatan dengan coblosan Pilkada Jepara. Akhirnya partai ini digeser ke 2 Februari 2012. Sedangkan laga melawan Bontang FC yang sebelumnya harus dihelat 2 Februari diundur menjadi 5 Februari.
Perubahan jadwal ini tentu saja tidak begitu berarti bagi Persijap. Sebab, regulasi yang dikeluarkan KPU Kabupaten Jepara selaku penyelenggara pilkada, dalam rentang H-17 hingga H+10, tidak diperbolehkan menggelar kegiatan yang melibatkan massa seperti pertandingan sepak bola.
Itu artinya mulai 12 Januari hingga 8 Februari 2012, Persijap tidak diperbolehkan menggelar pertandingan. Beruntung, dalam rentang waktu ini, Persijap hanya memiliki dua agenda pertandingan kandang, yakni melawan Mitra Kukar dan Bontang FC. Sedangkan, empat laga lainnya berlangsung di markas lawan.
Pada 12 Januari, Persijap bertandang ke Persipura dan dilanjutkan ke kandang Persidafon tiga hari berikutnya. Selain itu, dua laga tandang lainnya berlangsung pada 22 Januari di Makassar melawan tuan rumah PSM dan Arema pada 26 Januari.
”Memainkan laga kandang tapi di luar kota tentu merugikan. Akan tetapi kami bisa memaklumi keputusan PSSI. Sebab, kami juga tidak mungkin mem-booking rentang waktu itu untuk Persijap saja. Namun, kami juga masih diuntungkan karena waktu itu banyak laga Persijap yang berlangsung di kandang lawan,” jelasnya.
Sebagai antisipasi tidak adanya izin keamanan dari kepolisian setempat, manajemen mulai ancang-ancang mencari tempat netral untuk menjamu Mitra Kukar dan Bontang FC.
”Kami harus siap menjadi musafir. Ada beberapa tempat yang bisa kami gunakan, misalnya di Bantul atau Sleman,” ucap Arif.
(Sundoyo Hardi/Koran SI/wei)
gara-gara pilKADAL, Persijap ikut dikadalin
BalasHapussiapapun yg terpilih nantinya, siap2 aja jepara punya kadal baru
wes mbooh....
BalasHapusneng INdonesia iki kpiyee...
bal-balan kok ngalah kro politik!!!!????
OPO URUSANE????????
pendapatan yang hilang saat adanya PILKADA ....minta ganti sama calon terpilih dong ah
BalasHapus