Pasang Surut di Empat Musim

Persijap mengalami pasang surut prestasi dalam empat musim terakhir di bawah kepemimpinan Ahmad Marzuqi. Finansial klub memegang peranan penting. Setelah tanpa APBD, sejak musim ini tantangan klub semakin berat. Karena itu ketua umum Persijap demisioner Ahmad Marzuqi memotivasi pengurus baru untuk menata klub agar lebih kompetitif. Hal itu diungkapkannya ketika menyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam musyawarah Persijap untuk memilih ketua umum baru di pendapa kabupaten Jepara, Sabtu (12/5). ”Ke depan, pihak swasta yang memegang klub dan tantangan semakin berat karena dana APBD tak boleh mengucur lagi ke Persijap,” kata Marzuqi yang juga bupati Jepara itu.

Terbaik
Marzuqi menjadi ketua umum Persijap menggantikan Hendro Martojo pada awal 2008. ketika itu Persijap promosi ke kompetisi Indonesia Super League (ISL). Sebannyak 18 klub mengikuti kompetisi itu dan Persijap mengakhiri kompetisi di peringkat 10 klasemen. Ketika itu anggaran klub mencapai Rp 15,4 miliar (Rp 9,4 miliar dari APBD). Pada saat itu pula, Tim Laskar Kalinyamat mencuri perhatian sepak bola nasional dengan menembus empat besar di Copa Indonesia dan itu adalah prestasi terbaiknya. Pada musim 2009/2010, Persijap memperbaiki posisi di ISL dengan mengakhiri kompetisi di peringkat sembilan, setingkat lebih baik dibanding musim sebelumnya. Kala itu anggaran untuk klub Rp 13,3 miliar, sementara klub-klub lain rata-rata Rp 17-Rp 25 miliar. Musim 2010/2011, prestasi tim surut, karena mengakhiri persaingan di peringkat 14 dari 15 tim peserta ISL. Pada musim 2011/2012 sekarang ini, klub tak lagi dibiayani APBD dan menggaet konsorsium. Namun catatan Persijap sementara jeblok karena masih ada di papan bawah klasemen sementara kompetisi Indonesia Premier League (IPL). ”Finansial masih menjadi kendala. Saat ini hutang Persijap Rp 750,7 juta,” kata Marzuqi. Dalam musyawarah itu, terpilih Imam Ghazali sebagai ketua umum Persijap untuk masa kepengurusan empat tahun ke depan. Imam adalah pebisnis di bidang pertambangan. (H15-87)