Sartono Berharap Soal Gaji Tuntas
http://www.persijap.or.id/2012/06/sartono-berharap-soal-gaji-tuntas.html
Pelatih Persijap Sartono Anwar secara prinsip tak sertuju jika pemain mogok berlatih. Hal itu diungkapkan ketika menjelang pertandingan melawan PSMS Medan pekan lalu akibat keterlambatan pembayaran gaji selama tiga bulan.
Jumat (8/6), pelatih kelahiran Semarang itu menilai sesuatu yang wajar jika pemain mengancam mogok karena masalah tersebut berlarut-larut. "Pemain, di semua klub profesional ini kan bekerja. Mereka butuh gaji untuk diri dan keluarganya. Saya pikir wajar mereka protes dengan caranya setelah sekian lama tak ada kepastian," kata Sartono usai melatih timnya di Gelora Bumi Kartini, sore kemarin.
Ia mengatakan itu saat ditanya kemungkinan seluruh pemain yang berlaga di Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) mogok pada 7 Juni besok jika masalah gaji yang terlambat tak tuntas. Khusus untuk para pemain Persijap, ia terus berkomunikasi agar tetap berlatih.
"Anak-anak tetap latihan, walaupun jadwalnya berkurang. Kami beberapa waktu lalu latihan pagi dan sore, dan sekarang hanya sore," ujarnya.
Keputusan itu sebenarnya bukan dari dirinya, tetapi pilihan yang diberikan konsorsium, terkait keterlambatan pembayaran gaji. Karena itu Sartono berharap agar masalah itu cepat tuntas.
"Pemain ingin masalah gaji dituntaskan sebelum kompetisi selesai. Paling tidak mesti ada itikad baik dari konsorsium. Walau belum sepenuhnya dibayarkan, tetapi bisa misalnya 80 persennya dulu," lanjutnya.
Dalam latihan Selasa, tiga pemain tak tampak. Mereka adalah Kim Sang-duk, Banaken Bossoken dan Jose Sebastian. Sartono tidak mengaitkan absennya tiga pemain itu terkait masalah gaji yang tertunda tiga bulan pembayarannya.
Kim, jelasnya, ke Singapura mengurus kartu izin tinggal sementara (kitas). Khusus Banaken ia belum memberikan penjelasan lebih lanjut karena baru akan bertemu dengan pemain itu. "Untuk Jose saya belum tahu, tetapi sehari sebelum pertandingan melawan PSMS ia izin sakit," jelasnya.
(Muhammadun Sanomae/CN26)
Jumat (8/6), pelatih kelahiran Semarang itu menilai sesuatu yang wajar jika pemain mengancam mogok karena masalah tersebut berlarut-larut. "Pemain, di semua klub profesional ini kan bekerja. Mereka butuh gaji untuk diri dan keluarganya. Saya pikir wajar mereka protes dengan caranya setelah sekian lama tak ada kepastian," kata Sartono usai melatih timnya di Gelora Bumi Kartini, sore kemarin.
Ia mengatakan itu saat ditanya kemungkinan seluruh pemain yang berlaga di Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) mogok pada 7 Juni besok jika masalah gaji yang terlambat tak tuntas. Khusus untuk para pemain Persijap, ia terus berkomunikasi agar tetap berlatih.
"Anak-anak tetap latihan, walaupun jadwalnya berkurang. Kami beberapa waktu lalu latihan pagi dan sore, dan sekarang hanya sore," ujarnya.
Keputusan itu sebenarnya bukan dari dirinya, tetapi pilihan yang diberikan konsorsium, terkait keterlambatan pembayaran gaji. Karena itu Sartono berharap agar masalah itu cepat tuntas.
"Pemain ingin masalah gaji dituntaskan sebelum kompetisi selesai. Paling tidak mesti ada itikad baik dari konsorsium. Walau belum sepenuhnya dibayarkan, tetapi bisa misalnya 80 persennya dulu," lanjutnya.
Dalam latihan Selasa, tiga pemain tak tampak. Mereka adalah Kim Sang-duk, Banaken Bossoken dan Jose Sebastian. Sartono tidak mengaitkan absennya tiga pemain itu terkait masalah gaji yang tertunda tiga bulan pembayarannya.
Kim, jelasnya, ke Singapura mengurus kartu izin tinggal sementara (kitas). Khusus Banaken ia belum memberikan penjelasan lebih lanjut karena baru akan bertemu dengan pemain itu. "Untuk Jose saya belum tahu, tetapi sehari sebelum pertandingan melawan PSMS ia izin sakit," jelasnya.
(Muhammadun Sanomae/CN26)