Pemain Berharap Dibayar Penuh
http://www.persijap.or.id/2012/07/pemain-berharap-dibayar-penuh.html
Meskipun sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai pembayaran gaji, namun manajemen Persijap berharap gaji pemainnya bisa dibayarkan seluruhnya. Jika mengacu pada kontrak, para pemain Persijap akan mendapatkan bayaran hingga Oktober mendatang, meskipun mereka sudah selesai menjalani kompetisi sejak Juni lalu.
CEO Persijap Adjie Darmana menegaskan, sampai sekarang tidak ada niatan dari manajemen untuk meninjau ulang isi kontrak tersebut. Ini menyikapi informasi yang simpang siur di kalangan pemain bahwa manajemen akan meninjau ulang durasi kontrak. ”Sampai sekarang, kami belum ada pembahasan terkait hal tersebut. Manajemen tetap meminta kepada konsorsium untuk membayar gaji pemain dari Maret hingga Oktober atau sesuai kontrak yang ditandatangani di awal kompetisi lalu,” kata Adjie.
Dia berharap para pemain tetap bersabar menghadapi situasi ini. Apalagi, kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di Persijap. Melainkan juga menimpa para pemain dari sebagian peserta kompetisi di Tanah Air.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan konsorsium untuk mempercepat proses pencairan tunggakan gaji para pemain, mengingat sampai sekarang tidak ada kejelasan kapan gaji tersebut akan dibayar.
Manajemen juga merasa prihatin dengan kondisi para pemain Persijap saat ini. Di masa Ramadan dan menjelang Idul Fitri seperti ini, biasanya kebutuhan keluarga membengkak, sehingga keterlambatan gaji ini membuat para pemain semakin kebingungan.
Banyak pemain yang terpaksa mengikuti turnamen antarkampung (tarkam) untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan, dua pemain asing Banaken Bossoken dan Jose Sebastian juga kesulitan pulang ke negaranya karena tidak lagi memiliki uang cukup untuk membeli tiket pesawat.
”Rencananya saya dan keluarga ingin menjalankan puasa Ramadan dan Lebaran di Medan. Akan tetapi, sepertinya rencana tersebut sulit terlaksana karena gaji dari Persijap belum cair,” ucap kiper M Yasir.
Disinggung mengenai sikap yang akan diambil para pemain, Yasir tidak bisa berkomentar banyak, lantaran saat ini para pemain sudah pulang ke daerahnya masing-masing. Sehingga koordinasi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan ketika pemain masih berada di mess Persijap.
Sejauh ini, M Yasir dan pemain lain juga belum berniat mengadukan persoalan ini ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Alasannya, sampai sekarang aspirasi yang disuarakan APPI juga belum membuahkan hasil nyata.
”Sepertinya percuma kami mengadu ke asosiasi. Persoalannya masalah ini terjadi di banyak tim. Kecuali jika keterlambatan gaji hanya ada di Persijap saja. Saat ada gerakan untuk mogok bertanding, juga tidak kompak. Malah, Persijap yang akhirnya mogok bertanding justru dikenai sanksi,” ucap mantan kiper Persija Jakarta tersebut. (Sundoyo Hardi/Koran SI)
CEO Persijap Adjie Darmana menegaskan, sampai sekarang tidak ada niatan dari manajemen untuk meninjau ulang isi kontrak tersebut. Ini menyikapi informasi yang simpang siur di kalangan pemain bahwa manajemen akan meninjau ulang durasi kontrak. ”Sampai sekarang, kami belum ada pembahasan terkait hal tersebut. Manajemen tetap meminta kepada konsorsium untuk membayar gaji pemain dari Maret hingga Oktober atau sesuai kontrak yang ditandatangani di awal kompetisi lalu,” kata Adjie.
Dia berharap para pemain tetap bersabar menghadapi situasi ini. Apalagi, kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di Persijap. Melainkan juga menimpa para pemain dari sebagian peserta kompetisi di Tanah Air.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan konsorsium untuk mempercepat proses pencairan tunggakan gaji para pemain, mengingat sampai sekarang tidak ada kejelasan kapan gaji tersebut akan dibayar.
Manajemen juga merasa prihatin dengan kondisi para pemain Persijap saat ini. Di masa Ramadan dan menjelang Idul Fitri seperti ini, biasanya kebutuhan keluarga membengkak, sehingga keterlambatan gaji ini membuat para pemain semakin kebingungan.
Banyak pemain yang terpaksa mengikuti turnamen antarkampung (tarkam) untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan, dua pemain asing Banaken Bossoken dan Jose Sebastian juga kesulitan pulang ke negaranya karena tidak lagi memiliki uang cukup untuk membeli tiket pesawat.
”Rencananya saya dan keluarga ingin menjalankan puasa Ramadan dan Lebaran di Medan. Akan tetapi, sepertinya rencana tersebut sulit terlaksana karena gaji dari Persijap belum cair,” ucap kiper M Yasir.
Disinggung mengenai sikap yang akan diambil para pemain, Yasir tidak bisa berkomentar banyak, lantaran saat ini para pemain sudah pulang ke daerahnya masing-masing. Sehingga koordinasi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan ketika pemain masih berada di mess Persijap.
Sejauh ini, M Yasir dan pemain lain juga belum berniat mengadukan persoalan ini ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Alasannya, sampai sekarang aspirasi yang disuarakan APPI juga belum membuahkan hasil nyata.
”Sepertinya percuma kami mengadu ke asosiasi. Persoalannya masalah ini terjadi di banyak tim. Kecuali jika keterlambatan gaji hanya ada di Persijap saja. Saat ada gerakan untuk mogok bertanding, juga tidak kompak. Malah, Persijap yang akhirnya mogok bertanding justru dikenai sanksi,” ucap mantan kiper Persija Jakarta tersebut. (Sundoyo Hardi/Koran SI)
wah gimana tu brooo,,, malah jadi ndak semsngat
BalasHapus