Krisis Keuangan, suporter desak PLTU TJB

Puluhan pendukung tim kesebelasan Persijap Jepara, Jumat (13/9) sekitar pukul 10.00 WIB menggelar aksi keprihatinan di depan Kantor Bupati Jepara. Aksi yang digelar Barisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati) ini seiring krisis keuangan yang mendera tim berjuluk Laskar Kalinyamat yang saat ini masih berlaga di kompetisi IPL tersebut.

Akibat krisis keuangan tersebut, gaji pemain Persijap selama tiga bulan terakhir belum dibayar oleh pihak manajemen. Dikhawatirkan kondisi itu akan terus berimbas pada permainan Persijap yang saat ini masih terseok-seok di papan tengah kompetisi IPL.

"Selamatkan Persijap. Kondisinya saat ini sudah krisis," kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Banaspati, Saadi di depan Kantor Bupati Jepara, Jumat (13/9/2013).

Dalam aksinya para peserta demo membawa berbagai poster bertuliskan, "Selamatkan Persijap", "Wahai Pejabat Jepara Jangan Matikan Persijap", "Pengcab Koni jangan pura-pura", "Danamu Ndi Gawe Persijap", "Pemkab entuk uang makan piro seko PLTU?", "Apa perlu kami harus bentrok dengan PLTU Tanjung Jati B".

Menurut Saadi, salah satu solusi yang bisa dilakukan yakni dengan menarik sponsor yang mau mendanai aktivitas Persijap. Dan salah satu calon sponsor ideal yakni manajemen PLTU Tanjung Jati B yang ada di Desa Tubanan Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Berdasar data, kata Saadi tiap tahun, PLTU TJB mampu meraup keuntungan hingga 150 juta USD dari operasinya di Jepara. Nominal keuntungan tersebut mestinya ada yang harus dibagikan, salah satunya melalui Persijap, yang merupakan klub sepakbola kebanggaan warga Jepara.

"Masak mendanai Persijap Rp5 miliar setahun tidak mau. Apa kami harus bentrok dulu dengan PLTU?" tandas Saadi.

Saat aksi, puluhan suporter tersebut juga mengedarkan kotak bertuliskan koin peduli untuk Persijap kepada para PNS, polisi maupun warga umum yang ada di sekitar pendopo Kabupaten Jepara. Lewat aksi itu terkumpul uang Rp295 ribu yang rencananya akan disumbangkan untuk Persijap. (Sindo)