PSSI Hentikan Kompetisi IPL
http://www.persijap.or.id/2013/09/pssi-hentikan-kompetisi-ipl.html
PSSI akhirnya bersikap tegas dengan menghentikan kompetisi Indonesia Premier League (IPL). Sebab, kompetisi yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) tersebut hingga kini masih bermasalah.
Kebijakan itu diambil melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta, Sabtu malam. Pengurus Exco melihat LPIS tak bisa menjalankan keputusan yang dikeluarkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pada 18 September.
Isinya, PTLPIS diminta merevisi klasemen kompetisi di bawah naungannya, IPL dan Divisi Utama karena ada beberapa klub yang sudah didiskualifikasi. Namun hingga batas waktu yang telah ditentukan pada 25 September lalu, ternyata LPIS tak mematuhinya.
’’Kesimpulannya, kompetisi IPL beserta Divisi Utama putaran satu dan dua dinyatakan gagal,” kata Sekjen PSSI Joko Driyono di Jakarta, kemarin. Menurutnya, PSSI tidak melarang LPIS untuk melanjutkan putaran kedua, tetapi hal itu tak akan diakui karena sudah ditetapkan dalam rapat Exco.
’’Jelas keberlangsungan IPL tidak bisa dihalangi, tapi kami tegaskan bahwa validitasnya tidak diakui. Ini maknanya tidak untuk menghentikan, tapi melihat penegakan disiplin dan ketaatan liga yang tidak dipatuhi oleh LPIS sebagai operator kompetisi IPL,’’ungkapnya.
Semen Padang
Joko mengatakan, PSSI sebenarnya sudah meminta LPIS agar taat pada keputusan Komdis, seperti revisi jadwal, penghilangan klub yang sudah didiskualifikasi dan revisi klasemen sementara. Harapannya kompetisi IPL yang menyisakan putaran kedua bisa berjalan lebih baik. Namun kenyataannya LPIS keberatan dengan keputusan tersebut, maka mau tak mau IPL dan Divisi Utama di bawah pengelolaan LPIS harus dibubarkan.
“Para anggota Exco memahami Komdis yang sebelumnya memerintahkan PSSI untuk membuat format baru untuk LPIS, tapi tidak bisa dilaksanakan. Lagipula selama ini ada 13 klub yang meminta kompetisi dihentikan karena LPIS kemungkinan akan gagal lagi jika membuat format baru,’’ ujarnya.
Pemberhentian kompetisi IPL ternyata didukung salah satu pesertanya, Semen Padang. Klub kebanggaan warga Sumatera Barat ini mengakui kompetisi sudah tidak sehat. Jika dipaksakan, bukan prestasi yang diraih, justru akan menghabiskan banyak dana. ’’Kami sudah mendapatkan informasi itu dan kami sangat mendukung.
Sedari awal kami sudah berkomunikasi dan menilai bahwa kompetisi ini sudah tidak ada maknanya, rohnya sudah hilang dan sudah tidak menarik. Jadi untuk apa lagi dilanjutkan, lebih baik diberhentikan daripada menghabiskan dana,” kata CEO Semen Padang, Erizal Anwar. (suaramerdeka)