Saatnya Suporter Kubur Dendam!
http://www.persijap.or.id/2015/01/saatnya-suporter-kubur-dendam.html
Kendati PT. Liga Indonesia belum resmi merilis grup Divisi Utama 2015, PSIS Semarang dan Persijap Jepara, dikabarkan berada dalam satu grup. Keduanya satu grup dengan PSS Sleman, Persis Solo dan tim dari Jateng lainnya.
Pertemuan kedua tim yang memiliki sejarah sepak bola cukup kuat di Jawa Tengah itu tidak hanya menjadi adu gengsi. Namun, di sisi lain juga akan mengingatkan kembali akan sejarah buruk kedua belah tim saat bentrok pada Liga Djarum di Stadion Kamal Junaidi pada 12 Maret 2006.
Saat itu pendukung PSIS Semarang bentrok dengan suporter tuan rumah, yang diawali dari saling ejek dan berlanjut saling lempar. Dalam insiden tersebut puluhan suporter Mahesa Jenar mengalami luka-luka di bagian kepala dan beberapa di antaranya terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka serius, bahkan ada yang mengalami dislokasi tulang.
Beberapa suporter Persijap juga turut mengalami luka-luka. Pascainsiden tersebut, bus rombongan dari suporter Persijap juga dirusak massa saat melintas di Semarang, diduga karena tindakan balas dendam. Hubungan kedua suporter memanas sejak saat itu bahkan beberapa angkutan umum jurusan Semarang-Jepara yang akan masuk ke Terminal Terboyo, pernah dirusak massa.
Kedua tim kemudian tidak pernah bertemu karena Laskar Kalinyamat setelah itu bisa lolos ke Indonesia Super League (ISL). Sayang, pada musim 2014 Persijap terdegradasi ke Divisi Utama dan kini statusnya sejajar dengan PSIS.
Manajer PSIS Adi Saputro mengaku sudah mendapat informasi jika PSIS dan Persijap akan berada dalam satu grup dan pihaknya tidak mempermasalakan. Dia tidak terlalu khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pasalnya CEO PT Mahes Jenar Semarang Yoyok Sukawi sudah mengumpulkan perwakilan dari suporter di Jawa Tengah pascainsiden di Godong, Grobogan, di Hotel Patra Semarang, 2013 silam.
''Hubungan sudah baik, setelah kerusuhan di Godong. Bisa dilihat sendiri tidak ada lagi nyanyian rasis di Jatidiri pada musim lalu,''ungkap Adi Saputro. Jika berada dalam satu grup, ini bisa menjadi islah nyata kedua suporter, tidak hanya kesepakatan di forum.
Sementara dari Jepara, Ketua Umum Barisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati) H Saadi mengajak kepada seluruh elemen pendukung di Kota Ukir untuk bisa menahan diri dan melupakan kejadian yang telah berlalu.''Kalau masa lalu ya masa lalu,''ungkapnya.(sindo)